Di karenakan pernikahan itu di lakukan dengan sederhana dan sedikit tertutup. Begitu pernikahan itu selesai, Andara langsung membawa istri barunya pulang ke rumah mereka! Rumah yang di tempati nya bersama Dian selama ini.
Sesampainya Di rumah, Andara langsung mangantar ellana ke kamar yang akan di tempati ellana, di rumah itu" Ini kamar kamu. " Tunjuk nya pada salah satu pintu yang masih tertutup.
" Terima kasih. " Ucap El sedikit guguk, wajah wanita itu terlihat begitu merona, dari tatapan matanya saja orang bisa menebak jika dia begitu mendambakan lelaki yang ada di hadapan nya.
" Hmmm, silahkan beristirahat, kalau kamu butuh sesuatu, kamu bisa panggil pelayanan di rumah ini." Gumamnya sembari mempersilahkan wanita itu untuk beristirahat, setelah itu ia melangkah meninggalkan Ellana tanpa menunggu Sahut darinya.
Di belakang sana El menggantung tangannya di udara, ketika ia hendak meraih pundak pundak Andara, sayangnya Lelaki itu lebih dulu menjauh dan kini telah berhenti di sebuah pintu kamar yang tidak jauh dari kamarnya. Tanpa bertanya pun El tahu, itu kamar istri pertama lelaki yang baru beberapa jam lalu menikah dengannya.
Sementara di sana, Andara terus mengetuk pintu kamar itu Berharap, Dian membukakan pintu untuknya, ia bahkan menghubungi Dian berulang-ulang. Tetapi tidak ada jawaban atau pun sahutan dari dalam sana.
Tanpa Andara tahu, Dian di dalam sana sedang Meringkuk di atas tempat tidur. Tatapannya kosong dengan air mata yang tidak berhenti menetes dari kedua sudut matanya. Bahkan Dian masih bisa mendengar suara Andara di luar sana, yang terus memanggil-manggil namanya.
Pikirannya kini berputar kembali pada saat mertuanya menghubungi dia beberapa menit yang lalu. " Kamu tahu kan, Andara dan Ellana baru saja menikah! Jadi mama harap kamu tidak menguasai Andara malam ini. Ini malamnya bersama Elana! Ingat itu." Ucap wanita paruh baya itu dan mengakhiri panggilan itu tanpa mau repot repot mendengar ucapan Dian.
" Aku tidak ingin di salahkan mas, walaupun aku sangat ingin kamu menemani aku malam ini. "Gumam Dian. Tidak dapat di dengar oleh Andara di luar sana.
Dian mengambil bantal untuk menutup kedua telinganya , sembari berusaha untuk meredamkan tangisannya hingga ia tertidur.
Sementara Andara yang di tegur mamanya, terpaksa harus kembali ke kamar yang di tempati Ellana, istri barunya.
...\=\=\=\=\=\=\=...
Ketika sang surya kembali menjalankan kewajiban menyinari bumi! Setiap Makhluk yang ada di dalamnya akan terbangun dan menjalankan kegiatan mereka. Sama halnya seperti Dian.
Wanita itu bangun terlebih dulu, membasuh wajahnya, setelah itu ia beranjak ke dapur untuk menyiapkan sarapan dan menyeduh kopi untuk Andara. Walaupun di rumah itu ada pelayan, tetapi dia tidak serta merta menyerahkan keperluan suaminya untuk pelayan. Kecuali dia sedang ada kegiatan di luar yang mengharuskan dia menginap.
Setelah menata sarapan di atas meja tak lupa juga kopi suaminya. Dian langsung kembali ke kamar untuk menjalankan ritual paginya, sebelum berangkat ke butik.
" Bi." Panggil Dian pada salah seorang pelayan yang sudah lama bekerja dengannya.
Wanita yang bernama Ina, itu menghampiri Dian. " Ada apa mbak." Tanya pelayanan itu, Sedikit menunduk kepalanya.
" Bibi tolong antar ini ke kamar mas Dion dan ajak mereka untuk sarapan bersama ya." Sahut Dian . Sambil menyerahkan pakaian kerja dan pakaian santai Andara , beserta keperluan lainnya.
" Baik Mbak. " Bi Ina mengangguk paham dan pamit menuju kamar Andara dan istri mudanya. Sementara Di belakang sana Dian kembali masuk ke dalam kamar, siap-siap untuk pergi ke butik.
Setelah di rasa penampilan sudah pas. Dian keluar kamar, untuk sarapan bersama mertua, Suami dan Madunya.
" Selamat pagi Mas, MA, El." Sapa nya, sambil mengabsen mereka yang telah lebih dulu duduk mengitari meja makan. Tak lupa Dian pun menunjukkan senyum di hadapan ketiga orang itu. Senyum yang menutupi luka hatinya. Senyum baik baik saja walaupun pada kenyataannya tidak demikian.
" Sayang kamu baik-baik saja." Tanya Andara.
" Seperti yang Mas lihat." Jawab Dian sembari mengambil tempat duduk di hadapan Andara. Karena tempat duduk yang biasanya ia duduki sudah lebih dulu. Di duduki oleh Ellana sementara sisi kiri suaminya telah di duduki mertuanya. Tidak ada obrolan lagi. Mereka hanya diam menikmati sarapan masing-masing.
Entah kenapa makan yang masuk kedalam mulutnya tidak terasa apa-apa begitu juga jus yang sedang ia teguk dari gelas berbentuk piala itu. Apa ini yang di namakan baik-baik saja.
" Mas aku duluan ya, aku harus bertemu pelanggan yang ingin memesan gaun pernikahan untuk anaknya." Jelas Dian, tanpa menunggu sahutan ketiga orang itu Dian langsung berlalu begitu saja tentunya setelah menyalami tangan suami dan mertuanya. Sesakit dan seburuk apapun keadaannya saat ini, Dian tidak akan kehilangan sopan santunnya.
...\=\=\=\=\=\=\=\=...
Tidak terasa dua bulan sudah Andara dan Ellana menikah. Dan selama masa-masa itu Dian dapat melewati semuanya dengan baik.
Tetapi entah kenapa, Dian merasa hari ini tuhan begitu tidak adil kepadanya, bagaimana tidak! baru dua bulan Ellana menikah dengan suaminya Andara, wanita itu, kini sudah positif hamil. Sementara dia harus menunggu dengan tahun itupun dia hanya merasakannya sesaat sebelum tuhan kembali merenggut titipannya dan meletakkan dia di posisi ini.
" Selamat ya." Tuturnya kepada Elana, wanita yang menjadi madunya.
" Terima kasih mbak! Semoga mbak juga segera di beri kepercayaan sama seperti aku." Sahut wanita itu sembari mengusap perutnya yang masih rata, entah itu sindiran atau doa untuknya. Yang pasti Hati Dian bagai teriris mendengar ucapan madunya.
" Amiin." Hanya kata itu yang mampu Dian ucapkan.
" Untung kamu dengar kata kata mama! Kalau tidak, mungkin sampai sekarang kabar bahagia ini tidak kunjung datang." Ucap Mamanya Andara sambil memeluk menantu pilihannya. " Jaga baik-baik ya cucu mama." Lanjutnya lagi sambil mengusap perut Ellana yang masih rata.
Sementara Dian hanya tersenyum melihat tatapan sinis sang mertua. Wanita paruh baya itu seakan menyombongkan menantu pilihannya itu.
" Mas, MA aku keatas dulu ya. " Pamit Dian, wanita itu baru saja pulang kerja dan ia sudah di sambut berita kehamilan Ellana. Bahkan Andara pun ikut tersenyum dan tidak mengatakan sepatah kata pun kepada Dian. Baru hamil saja Andara sudah menunjuk perubahannya. Entah seperti apa sikapnya nanti begitu anaknya lahir.
Dan seperti malam-malam sebelumnya Dian kembali menangis. Hingga Dering panjang dari benda pipi yang dia letakkan dia atas Nakas. Menjeda Air mata itu.
" Hallo." Jawab Dian suaranya terdengar jelas bahwa dia habis menangis. " Ion ada apa?" Tanyanya lagi.
Dion yang awalnya ingin menceritakan tentang Melly yang menggugat cerai dirinya. Terpaksa mengurungkan niatnya dan menanyakan kabar sang kakak. " Nggak ada apa apa kok kak! Aku cuma ingin tanya kabar kakak."
" Oh,, kakak baik baik saja."
" Baik kok nangis." Sahut Dion, ia bisa mendengar tangisan Dian yang tertahan. " Cerita, aku mendengar kakak dan tak akan menyela." Pinta Dion. Tetapi tidak ada Sahut dari Dian. Wanita itu pun tidak mengakhiri panggilannya.
" Kenapa ya! Kakak begitu sulit untuk punya anak, sementara orang lain aja bisa! Apa kakak tidak pantas menjadi seorang ibu." Ucap Dian setelah lama Terdiam. " Wanita seperti apa yang pantas untuk memiliki anak! Apa kakak kurang baik, untuk di beri kepercayaan itu. Atau memang tak pantas. Kenapa rasanya begitu tidak adil. " Dion ingin sekali menyela dan menghentikan ucapan kakaknya tapi dia sudah jadi untuk mendengarkan kakaknya tanpa menyela ucapannya.
" Ellana yang baru Dua bulan menikah udah hamil lo Dek! Baik banget tuhan sama dia. " pada akhirnya, Dion yang tidak tahan, memilih mengakhiri panggil itu.
Sementara Dian kembali melanjutkan tangisannya. Beginilah dia. Menangis di tengah malam dan kembali tersenyum di pagi hari walaupun Dunianya tidak seindah dulu lagi.
.......
.......
.......
.......
...Bersambung....
...Happy reading... 💔💔...
...Novel ini harusnya belum update. Karena belum dapat feedback 4-20....
...Tapi aku paksain update. Walaupun harus revisi nanti....
...Karena novel ini ikut event jadi akan update tiap hari kalau bab 4-20 sudah dapat feedback. Jadi mohon pengertiannya. 🙏🙏...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
thour, jelek amat hasilnya Dian
2023-08-08
0
Sukliang
mmg pasti sedihhhh
2023-06-15
0
Nasiati
😭😭😭. baget gue gak tahan hidup satu rumah sm madu
2023-04-05
0