Keadaan Xio Nigt mulai membaik karena telah di urus oleh Zuanzi, Zuanzi juga di berikan julukan sang Dewi Penyembuh. Zuanzi begitu ahli dalam meracik pil obat.
"Mas kenapa kamu bisa begini?" tanya Zuanzi yang khawatir sejak tadi karena suaminya tak bangun-bangun. "Aku hanya kehabisan tenaga dalam Zuanzi, tadi aku harus melawan lima pendekar bayaran, pasti si rubah tua itu yang mengirim-nya" ucap Xio Nigt dengan tangan yang terkepal dengan kuat, dan majah yang begitu merah.
"Xio Light dan Xio Fang kemana mereka, apa sudah kembali, karena nanti malam ada sebuah ritual yang harus kita lakukan dengan segera!" ucap Xio Nigt yang berusaha duduk di atas tempat tidur.
"Ritual?, ritual apa itu mas. Dan siapa yang menyuruhnya?" tanya Zuanzi yang ingin tau ritual apa yang akan di lakukan oleh suaminya ini.
"Ritual sah pemilik senjata pusaka milik leluhur, dan yang menyuruh-nya tiada lain ialah leluhur" jawab Xio Nigt yang membuat Zuanzi terperanjat, dan hampir saja tumbang.
"Senjata pusaka-kan ada dua mas, siapa pemiliknya, apa Xio Light dan Xio Fang?" Zuanzi bertanya lagi karena ia ingin tau, ia juga tau bahwa leluhur dari suaminya tidak mau memberikan senjata pusaka ke-sembarangan orang. Apa bila orang itu tidak di restui menggunakan-nya akan Tersengat petir yang akan keluar dari senjata itu.
Senjata yang begitu hebat, senjata itu sekarang menjadi buronan atau barang yang di cari. Demi mendapatkan pedang itu, mereka rela mati.
"Iya mereka berdua yang di tunjuk oleh leluhur, karena si rubah tua sudah mulai menjalakan rencanya" ucap Xio Nigt membuat Zuanzi tidak kalah terkejut dengan tadi.
"Baiklah mas, biar aku saja yang menyiapkannya" ucap Zuanzi yang sambil berlalu, saat kaki kanan Zuanzi meminjak luar ruangan, suara berat khas milik Xio Nigt terdengar "aku juga akan membantu mu, kali ini jangan membantah!" ucap Xio Nigt yang membuat Zuanzi tersenyum tipis lalu berjalan mendekati suaminya.
"Ayo mas" ucapnya sambil memengang tangan kanan Xio Nigt, Xio Nigt yang melihat tangan-nya di pengang oleh Zuanzi langsung tersenyum simpul.
Mereka berdua lantas pergi menuju ruangan khusus yang tidak pernah di pakai kecuali untuk ritual sahaja, di perjalanan mereka bercerita membuat suara tawa mereka menggelegar.
***
Di dalam hutan, di mana Xio Fang sedang memegang apel yang berwarna merah, apel yang pastinya sangat manis. Saat di perjalanan ia melihat Xio Light yang sedang berjalan sendiri.
"Raka!!!" ucap Xio Fang sambil berjalan mendekati Xio Light, Xio Light yang masih fokus dengan jalannya kini memutar kepala ke-samping, ia tersenyum saat melihat Xio Fang berjalan dengan senyuman yang begitu merekah.
"Ini untuk Raka" ucap Xio Fang sambil menyerahkan satu apel yang bermutu dan bagus. Warna kulit merah cerah dan baunya begitu menyerbak.
"Terima Kasih Rayi" ucap Xio Light sambil mengelus lembut pucuk kepala Xio Fang, Xio Fang yang mendapatkan elusan lembut di kepalanya langsung tersenyum, sampai-sampai lesung pipitnya terlihat.
"Sama-sama Raka" jawab Xio Fang yang masih terus tersenyum, mereka mencari satu pohon besar untuk mereka duduk dan berteduh dari panasnya matahari.
"Oh ya, bentar Rayi" ucap Xio Light yang langsung memejamkan matanya, dari ruang hampa muncul satu botol penuh madu.
"Ayo makan pakai madu!" ajak Xio Light sambil membuka tutup botol madu, Xio Fang yang di ajak lantas mengangguk. Mereka berdua mengupas kulit apel dengan mudah, setelah kulit apel terlepas dari daging apelnya, mereka menyiramkan madu tepat di pucuk apel.
Satu gigitan, dua gigitan, tiga gigitan dan seterusnya sampai apel itu menyisakan bijinya.
"Pantesan di cari-cari kemana rupanya disini" celetuk salah satu dari mereka, mereka juga langsung mengangguk tanda membenarkannya ucapan temannya ini.
"Hehhe, maaf" pinta Xio Light sambil tersenyum manis. "Ayo makan bersama" ucap seorang anak wanita yang langsung di anggukan oleh temannya begitu pula dengan Xio Fang dan Xio Light.
"Kalian bersihkan kulitnya dulu, biar aku yang cari madu di hutan ini" ucap Xio Light yang langsung di balas anggukan oleh semua orang.
"Hati-hati ya Raka" ucap Xio Fang dengan lantang yang langsung di balas anjungan jempol sebelum Xio Light hilang di di antara pepohonan.
"Kalain besok pergi gak?" ucap salah satu dari mereka memecahkannya keheningan. "Aku pergi karena di paksa oleh kedua orang tua ku, tapi aku memang mau menjadi ahli panah sih" jawab seorang wanita yang di susul kekehan kecil keluar dari mulut kecilnya itu.
"Sama aku juga di paksa, tapi tidak apa. Aku juga tidak mau kalah dari Xio Light si anak maha guru" ucap seorang laki-laki yang berada di samping Xio Fang.
"Kalau kau bagaimana Xio Fang, pasti kamu ahli pedang kan!" ucap wanita yang berada di depannya. "Aku tidak bisa menggunakan senjata apa pun. Walaupun hanya pedang yang terbuat dari kayu" jawab Xio Fang dengan nada yang begitu lesu, seolah tidak makan.
"Jangan bilang seperti itu, Rayi, Raka pasti bisa. Nanti Raka juga akan membantu mu" ucap Xio Light yang tiba-tiba berada di belakang Xio Fang.
Xio Fang yang tekejut karena Xio Light yang tiba-tiba berada di belakang-nya lantas menjerit dengan keras.
"Sudah Lah Rayi, bisa pekak kuping Raka ni" ucap Xio Light. "Maaf Raka, Rayi terkejut" pinta Xio Fang yang langsung mendapat-kan elusan lembut tepat di puncak kepala.
"Ayo kita makan, aku udah mendapat-kan banyak madu" ucap Xio Light yang langsung memunculkan tiga sarang madu yang kaya akan isinya, di ruang hampa.
"Ayo, tapi bentar biar aku potong kecil-kecil sarang madunya" celetuk seorang wanita yang memiliki paras begitu cantik dari yang lain. "Baik lah" jawab mereka secara bersamaan.
Mereka semua pun makan dengan lahapnya, bukan hanya apel yang mereka dapatkan melainkan banyak seperti jambu air, mangga dan lain-lain.
Mereka saling bertukar cerita, tawa terdengar dengan keras karena dengan konyol-nya, si gendut (Laki-laki) menunjukkan perutnya yang begitu besar seperti orang hamil.
"Udah berapa bulan ni?" celetuk anak wanita yang langsung membuat orang mendengar tertawa dengan lantang. "Udah delapan bulan, tinggal satu bulan lagi, hahahahah" jawabnya yang langsung di susul dengan gelak tawa.
"Sudah ayo kita kembali, hari sudah mau gelap!" ucap Xio Light yang langsung di balas anggukan oleh mereka tanda setuju.
***
***Assalamualaikum semua
selamat pagi, malam dan sore.
salam sejahtera
salam toleransi
Author hanya ingin mengucapkan kata maaf kalau author tidak bisa update setiap hari, karena author seorang siswa kelas menengah pertama. Mana udah sekolah seperti biasa.
Sekali lagi author minta maaf ya 🙏🙏🙏
Salam manis dari author / Said
......sampai jumpa di episode selanjutnya 👋👋👋***......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
S͟p͟a͟S͟i͟
lanjut thor 😚
2021-11-05
0
Ardiani Naura
semangat,, 👍💪
2021-11-05
0