Chapter 4

"Raka, ayo cepat kita kalahin mereka!" ucap Xio Fang dengan tawa yang terus terdengar, hati Xio Fang begitu bahagia karena bisa berenang-senang.

Teman yang kini ia dapat-kan ialah teman yang tulus. Xio Light yang melihat kebahagiaan Rayi-nya lantas ikut senang juga, karena saat ia berada di kerajaan, hal buruk yang ia dapat-kan mau dari ayahanda-nya mau Pun para Rayi-nya

"Rayi sudah sampai ayo turun" ucap Xio Light dengan nafas yang tidak teratur. "Huhhh" nafas kasar lantas keluar dari mulut Xio Light.

"Rayi kamu kumpulkan buah-buahan sama yang lain dulu ya, Raka mau meditasi sebentar" ucap Xio Light sambil terduduk lemas di atas tanah.

Ia mulai mengambil udara dengan banyak-banyak lalu mengeluarkan dengan cara kasar, nafasnya semangkin lama, semangkin teratur.

Ia juga mengembalikan tenaga dalamnya yang telah terbuang saat lari tadi, selain kecepatan ia juga harus menjaga keseimbangan agar Xio Fang tidak terjatuh.

Tenaga dalam yang harus ia kembalikan begitu banyak sekisar 500 lingkaran. Walaupun lama ia harus bisa kerena takut terjadi hal yang tidak di inginkan. Tenaga dalam mulai kembali seperti semula.

Empat ratus sembilan puluh, empat ratus sembilan puluh satu, empat ratus sembilan puluh dua, empat ratus sembilan puluh tiga dan akhirnya lima ratus.

Setelah kelima ratus lingkaran tenaga dalam sudah kembali pulih, Xio Light melanjutkan perjalanan-nya untuk mengumpulkan buah-buahan yang ada di hutan tersebut.

***

Di kediaman Xio Nigt, Xio Nigt berjalan menuju makam para leluhurnya yang tidak berada jauh dari rumah-nya, ia juga membawa bunga yan telah di siapkan oleh istrinya.

"Hati-hati mas" ucap Zuanzi yang tidak lain ialah istri dari Xio Nigt, ibunda kandung dari Xio Light dan bibi Xio Fang. "Iya istriku" jawab Xio Nigt sambil berlari menggunakan tenaga dalam, dalam jumlah lumayan banyak.

Xio Nigt pun langsung berhenti saat berada di depan kuburan leluhurnya. Ia mulai menaburkan bunga lalu membersihkan kuburan itu dari daun-daun yang sudah rontok.

Xio Nigt yang sedang membersihkan samping kuburan leluhur-nya, langsung terkejut saat melihat atwah leluhur-nya keluar dari dalam makam atau kuburan.

"Hormat saya pada leluhur" ucap Xio Nigt dengan buru-buru berlutut. "Sudah ku bilang jangan sungkan saat bertemu dengan ku" ucap leluhur itu.

"Baik leluhur, kalau boleh saya tau, leluhur ada hajat apa sampai menemui saya?"tanya Xio Nigt dengan hati-hati agar tidak menyinggung si leluhur, apa bila leluhur marah mangka hidupnya dan keluarganya akan hancur, seperti hubungan antara istri dan anaknya.

"Aku memiliki pesan yang harus kau lakukan dengan secepat mungkin, sebelum hal buruk menimpanya!" ucap leluhur membuat Xio Nigt menautkan keningnya tanda tidak paham.

"Maksudnya apa leluhur?" tanya Xio Nigt dengan tanda tanya yang ada di benak-nya. "Pangeran Xio Fang dan pangeran Xio Light cucu kebanggaan ku, harus melewati hari-hari yang sulit. Mereka berdua akan berada dalam bahaya besar, si rubah tua itu sedang mencari senjata pusaka yang kau bawa saat kau di usir. Apa bila ia mendapatkannya mangka dunia ini akan hancur akan ketamakannya".

"Aku harap kedua senjata pusaka itu langsung kau berikan kepada kedua cucuku yang berbakat itu!" titah sang leluhur yang langsung di balas anggukan oleh Xio Nigt.

"Tapi bagaimana dengan keadaan Xio Fang, ia masih terluka?" tanya Xio Nigt kepada leluhurnya. "Kau tidak perlu takut, dalam beberapa hari lagi ia akan sembuh, jadi mulai sekarang kau harus menyiapkan semua yang di butuhkan!" ucap leluhur panjang lebar yang membuat Xio Nigt menganguk sebentar.

"Baik leluhur, kalau begitu saya akan kembali kerumah" ucap Xio Nigt sambil membungkuk, setelah membungkuk beberapa saat ia mulai melesat-kan kakinya dengan cepat.

Kuburan atau makam leluhur langsung tertutup rapat saat Xio Nigt mulai berlari. Xio Nigt berlari dengan cepat tanpa ia sadari ada beberapa orang mengikutinya, yang tidak lain ialah orang suruhan si penasehat.

"Wussshhhh" sebuah busur meluncur dengan cepat yang membuat daun telingan kanan milik Xio Nigt tergores, Xio Nigt yang medapatkan serangan dadakan langsung mengeluarkan senjata pusaka yang telah tertanam di dalam jasadnya.

"Siapa kalian!" tanya Xio Nigt dengan suara yang lantang membuat kaki kelima orang suruhan penasehat bergetar. "Kau tidak perlu tau, serang" ucap salah satu dari mereka.

Kelima orang suruhan itu langsung menyerang Xio Nigt dengan membabi buta dan juga brutal, tapi dengan mudah-nya Xio Nigt menangkis serangan itu.

"Trang..."

"Trang... "

"Wusshhh"

Berbagai serangan mereka lontarkan kepada Xio Nigt, dari menggunakan pedang sampai menggunakan busur, "hanya segini kemampuan kalian hah" ucap Xio Nigt sambil mengayun-kan pedang nya dan tempat di kepala salah satu dari mereka.

Dengan bantuan tenaga dalam tidak susah membelah tubuh mereka. Tubunya langsung terbela** dua dan menampakkan i** tubuhnya. Keempat orang suruhan penasehat hanya dapat menelan salivanya lalu kembali menyerang.

......Note:"Author mohon maaf kalau ada adegan sadis menurut kakak-kakak ya, sekali lagi saya minta maaf 🙏🙏🙏"......

"Serang terus jangan kasih ampun" ucap salah satu mereka yang tidak lain ialah ketuanya. "Sini maju" ucap Xio Nigt dengan garang-nya, tanpa takut mereka mulai mengayunkan pedang dan menarik panah yanh telah ada busurnya.

Busur melesat dengan cepat dan berhenti di genggaman Xio Nigt, tanpa membuang-buang waktu lagi Xio Nigt mulai mengalir-kan tenaga dalam pada busur itu.

Saat busur itu telah di isi dengan tenaga dalam, Xio Nigt langsung melempar busur itu menuju salah satu dari mereka, dengan kecepatan yang begitu hebat, busur itu lantas mengenai jantung-nya tapi lebih tepatnya tembus.

Ia lantas terduduk di atas tanah sebelum menghembus nafas terakhirnya. Ketiga orang suruhan penasehat yang masih hidup lantas melarikan diri dari Xio Nigt.

Bukan Xio Nigt namanya kalau tidak bisa membunuh musuhnya, ia langsung mengeluarkan tiga pisau kecil di balik jubahnya.

Ia langsung melempar pisau kecil itu yang telah ia salurkan tenaga dalam. Dalam hitungan detik ketiga orang suruhan penasehat itu mati.

Pisau kecil itu tepat mengenai jangung mereka. Xio Nigt yang telah banyak menggunakan tenaga dalam lantas berjalan dengan gontai.

Nafasnya mulai tidak beraturan lagi, ia menghirup udara sekitar dengan paksa lalu membuang-nya dengan kasar, tanpa ia sadari ia telah sampai di depan rumahnya.

Ia langsung membuka pintu, baru satu langkah kecil kakinya masuk kedalam rumah, tubuh-nya langsung jatuh.

"Suami-ku!!!!" teriak Zuanzi sambil berlari menuju Xio Nigt.

Terpopuler

Comments

baca dlu

baca dlu

next e

2022-01-02

0

icecappucino

icecappucino

ceritanya bagus cuman bisa nga hilangin panggilan ray sama raka.cukup namanya saja.

2021-12-10

0

Ardiani Naura

Ardiani Naura

semangat lanjutt

2021-11-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!