Chapter 2

"Ayahanda, lihat ada tubuh anak kecil di pinggir sungai itu" ucap seorang anak, sambil menunjuk tubuh seorang anak yang sedang tergeletak di antara batu.

"Ayo kita lihat!" ajak pria paruh baya yang tidak lain ialah ayahanda dari anak itu. Anak itu lantas mengikuti ayahanda - nya dengan hati - hati agar tidak terpeleset saat menginjak batu yang begitu licin karena kena air sungai.

Pria paruh baya itu langsung mengendong tubuh anak kecil itu dan membawanya menuju rumah miliknya. "Ayahanda, apakah ayahanda kenal dengan anak itu?" tanya - nya yang langsung di balas anggukan oleh pria itu.

"Apakah aku boleh melihat wajahnya?" tanya yang membuat pria itu tersenyum simpul. "Nanti saja saat di rumah, anak ini harus di berikan pertolongan. Karena luka yang di tubuhnya begitu banyak" jawab si pria itu yang langsung di balas anggukan oleh anaknya.

***

Xio Fang mulai membuka matanya. 'Di mana ini?' tanya - nya pada diri sendiri, saat ia mulai melihat sekeliling ruangan itu dalam seketika kepalanya berdenyut dengan kuat, membuat ia langsung memengang kepalanya dan jatuh dari tempat tidur.

Brukkk...

Dari arah luar terdengar suara larian yang begitu cepat. Pintu langsung terbuka dengan lebar dan menampak seorang anak laki - laki yang mengedar pandangannya.

"Rayi!!!" teriaknya saat melihat Xio Fang yang sedang meringkuk di bawah tempat tidur, ia berlari menuju Xio Fang. "Apa yang kamu lakukan, kamu belum sembuh" ucap Xio Light yang tidak lain ialah Raka sepupunya.

Xio Light langsung memapah tubuh Xio Fang yang penuh dengan luka, hampir setiap terdapat luka yang begitu mengerika. "Tadi kamu panggil saya Rayi?, kalau boleh tau kamu siapa ya?" tanya Xio Fang yang kebingungan.

"Apa kamu lupa dengan Raka mu sendiri hah?" Xio Light lantas bertanya kembali. "Raka?" ucapnya pelan tapi masih di dengar oleh Xio Light.

"Aku ini Raka - mu Xio Light" ucap Xio Light dengan kesabaran yang mulai habis, seketika emosi yang ia tahan mulai lenyap seketika saat Xio Fang memeluk tubuhnya dan menangis.

"Raka, Raka kemana saja. Rayi capek mencari mu?" tanya Xio Fang yang masih memeluk erat tubuh milik Xio Light. Air mata terus mengalir dari pelupuk matanya.

"Raka kan di usir sama si rubah tua itu bersama ayahanda dan ibunda" ucap Xio Light yang membalas pelukan Xio Fang. Ia juga ikut menangis di dalam pelukan itu.

Setelah menagis untuk melepaskan rindu mereka langsung melepaskan pelukan itu. "Rayi, Raka mau mengambilkan makana untukmu dulu ya!" ucap Xio Light yang di balas anggukan dan senyuman oleh Xio Fang.

Xio Light yang melihat senyuman yang terukir di wajah Rayi - nya pun ikut tersenyum. Sebelum ia menginjakkan kakinya keluar kamar atau bilik yang di tempati Xio Fang, ia berkata "jangan banyak gerak, tunggu Raka ya".

"Baik Raka" jawab Xio Fang yang langsung meletakkan kepalanya di atas bantal yang terbuat dari sutra yang begitu lembut, begitu pula dengan tempat tidur itu.

"Macam mana keadaan ibunda ya?" tanya - nya pada diri sendiri. Xio Fang lantas menghembuskan nafas dengan kasar saat hidupnya sudah begitu hancur, ia begitu kangen sama ibunda yang ia cintai.

"Aku akan membuat ibunda bangga kok!" kata-kata itu terus tergiang di kepalanya, di mana dulu ia pernah berkata seperti sama ibundanya.

Tidak perlu lama Xio Fang menunggu kehadiran Xio Light. Xio Light kini telah berada di ambang pintu dengan satu mangkuk di tangannya. Mangkuk itu mengeluarkan banyak asap yang menandakan makanan yang di bawa oleh Xio Light, ia-lah makanan baru selesai di masak.

Xio Light pun membantu Xio Fang untuk duduk agar dapat menyantap makanan yang ia bawa. "Aaaaaa" ucap Xio Light sambil membuka mulut lebar-lebar.

Xio Fang pun hanya menuruti perintah Raka-nya, ia membuka mulut besar-besar. Satu suapan penuh bubur lantas masuk kedalam mulut Xio Fang. Xio Fang begitu senang karena dari dulu Raka-nya memanjakan-nya seperti ini.

Hanya Xio Light yang ingin menemani-nya di kala sendirian di kerajaan. Jangan di tanya dengan Rayi-nya Xio Fang, mereka hanya baik di depan ayahanda dan ibunda mereka, kalau di belakang mereka jahat.

"Ya sudah kamu istrirahat sahaja dulu, Raka mau berburu untuk makanan nanti malam!" ucap Xio Light sambil menaruh mangkuk yang sudah kosong.

"Raka, tapi Rayi mau ikut!" pinta Xio Fang dengan wajah yang begitu berharap. Xio Light yang melihat kelakuan Xio Fang hanya menghembuskan nafas dengan kasar.

Ia langsung mendekati Xio Fang dan berkata "kamu masih sakit Rayi, kalau sudah sembuh baru boleh berburu sama Raka iya" ."Baik Raka" jawab Xio Fang sambil merebahkan badannya di atas tempat tidur.

"Kamu istrirahat duluya" ucap Xio Light sambil mengelus kepala Xio Fang dengan begitu lembut, Xio Fang yang mendengar-nya hanya mengangguk sahaja lalu memejamkan matanya.

***

"Xio Light, apa macam mana keadaan Xio Fang?" tanya Xio Nigt yang tidak lain ialah ayahanda dari Xio Light. "Keadaan Rayi semangkin lama semangkin membaik, sekarang ia lagi tidur" jawab Xio Light sambil mengelap panah-nya.

"Ayahanda ayo kita pergi, sebelum malam tiba!" ajak Xio Light yang di balas anggukan dan senyuman oleh Xio Nigt ayahanda-nya.

Ayahanda dan anaknya mulai menyelusuri hutan belantara. Hutan yang kaya dengan hasil bumi, bukan hanya hewan yang ada di dalamnya, melainkan banyak seperti buah - buahan, tanaman-tanaman obat dan banyak lagi.

"Ayahanda Xio Light akan berburu di bagian utara hutan ini" ucap Xio Light sambil mengambil panahnya yang berada di pinggangnya.

"Baiklah" jawab Xio Nigt yang mulai berjalan kearah barat hutan.

Baru di pertengahan jalan Xio Light melihat babi hutan yang begitu besar melintas di depannya. Tanpa banyak bicara lagi ia langsung menarik panahnya yang mengandung tenaga dalam.

Saat tali panah itu di lepas, busur dengan cepat melesar dan menancap tepat di bo****-nya dan tembus lewat mata kanannya.

Babi hutan itu lantas terdiam sebentar lalu tumbang. "Berhasil" ucap Xio Light dengan senyum yang begitu puas saat ia berhasil memburu babi hutan yang begitu besar.

Xio Light pun langsung menuju buruannya. Telapak tangan ia buka dan mengarahkan di atas tubuh babi hutan itu. dalam seketika babi hutan itu hilang bak di telan bumi.

Bukan, babi hutan itu tidak hilang kok melainkan berpindah kedalam cincin samudra milik Xio Light. Xio Light tersenyum lalu beranjak pergi dari tempat di mana babi hutan itu mati.

Terpopuler

Comments

Jumadi 0707

Jumadi 0707

kog gk ada karto pd kmn yang sda nama asing xio light ini keturunan eropah ama china

2024-07-02

0

Zainal Tyre

Zainal Tyre

campur aduk bahasax.... china, inggris, indo,....
raka, rayi, ayahanda, xio light, xio night....... wadauujuuu

2022-04-16

0

♡~Yuki.nur019

♡~Yuki.nur019

........

2022-03-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!