***
Karenina POV
aku tidak habis pikir dengan kecintaan para gadis pada Alend yang kuanggap melebihi batas kewajaran. Memang ada orang sesempurna itu?
“Kalau Aku adalah Raya, aku pasti tidak akan mau menikah dengan lelaki seperti Alend yang tampangnya lebih cantik dari cewek” Kataku pada diriku sendiri.
Membayangkannya saja aku sudah merinding, Mungkin juga akan sakit hati karena pria secantik (menurutku lebih ke cantik bukan Tampan) seperti itu tidak bisa dibawa kemana-mana, pasti akan diikuti oleh fans. Belum kalau sudah menikah kemungkinan akan banyak Pelakor.
Kubuka tutup botol minumanku. Entah mengapa Botol minuman terlepas dari tanganku.
Krakk…
Ada apa ini? Mengapa pandanganku menjadi gelap? Tanganku seperti kehilangan tenaganya hingga botol itu terjatuh dari genggamanku.
EH? Ada apa ini? Lagi-lagi tidak bisa kudapatkan jawaban. Mataku semakin mengabur, dalam pandanganku kulihat wajah panik semua orang mengerumuniku. Hei? Bisakah kalian mendengarku, aku sama sekali tidak bisa mendengar kalian.
“ Apa yang kalian bicarakan? Aku tidak bisa mendengarkannya…” Jeritku putus asa. Semuanya semakin gelap dan aku kehilangan diriku untuk sejenak. Kalimat terakhir yang dapat kudengar adalah seseorang yang tengah berteriak memanggil namaku.
KARENINA !!!
Itu adalah suara terakhir yang kudengar, setelah itu semuanya gelap.
Entah sudah berapa lama aku tertidur
Ini ada dimana? Ingatan siapa ini? Mengapa ingatan ini muncul dikepalaku?
RAYA !!!
Aku terkejut mendengar seseorang berteriak memanggil nama Raya.
“Coba katakan apa yang bisa kau lakukan dengan baik?? “terdengar suara dikepalaku sedang memarahi Raya.
Masih dalam ingatan aku melihat sesosok lelaki yang entah mengapa kukenali sebagai papaku.
“Coba lihat dua saudaramu! Memalukan sekali kau! “
Papa?
Aku ini yatim piatu! Itu papa siapa?
kudengar suara menyindir Raya, kali ini bukan dari Papa Raya lagi.
“Nilainya jelek, kalau ingin sekolah, Cuma bisa membayar pakai uang…”
“Anak dari keluarga Mahesa Cuma aku dan kakakku, kau pikir kau itu siapa? “
Tidak cukup sampai disitu, ingatan berlanjut pada haters yang mengatai Raya juga.
Aduh Raya, banyak sekali yang membencimu. Aku jadi sedikit kasihan pada gadis yang
dipanggil Raya ini.
“Berani pansos lewat kakak alend Kami! Kenapa kau begitu tidak tahu malu? “Maki para Haters.
Kenapa aku merasa mereka bukan tengah memarahi Raya ya? Mengapa mereka terus menerus bicara didalam kepalaku? Aku Karenina Bukan Raya!
“CUKUP! ENYAHLAH! Satu – satunya Nilaimu adalah menikah dengan Alend dan menghidupkan Bisnis keluarga Mahesa! Apabila Alend tidak mau denganmu lagi, jangan berharap untuk pulang ke rumah ini lagi!! “ Suara tegas papa Raya terdengar jelas seolah sedang bicara denganku.
“Raya Mati saja sana! Mati Sana! Dasar Wanita mesum yang tidak tahu malu! Sampah yang menempel dibadan kakak Alend ! “ Makian para haters semakin keras kudengar.
Ingatan Raya secara tiba – tiba memunculkan ingatan kesedihannya dikepalaku.
“Mama, kenapa kau meninggalkanku… “ Hatiku juga ikut merasakan perihnya perasaan Raya. Bagaimanapun aku sangat memahami perasaan tidak punya orangtua.
Raya yang juga tidak lupa menyebut Kakak Alend. Ayolah ! Ini Pasti Mimpi! kenapa mataku terbuka? apa aku mimpi sambil membuka mata??
Karenina End POV
***
Mata Karenina terbuka. Dirinya telah bangun dari mimpi panjangnya. Dirinya mencoba menghembuskan napasnya beberapa kali memastikan dirinya benar – benar masih hidup.
“Yang barusan tadi itu apa? Lalu ini dimana? Bukannya aku sedang berada diruang ganti Klub? “ Karenina kebingungan.
Lebih membingungkan lagi ternyata dirinya terbangun dalam keadaan terikat erat disebuah bangku.
“Nah Loh? “ Karenina berusaha menarik tangannya, sayangnya ikatannya terlalu kuat.
“Sudah bangun? “ Tanya salah satu pria yang berada tidak jauh dari Karenina.
Mereka tengah mengamati tubuh Karenina dengan tatapan cabulnya. Tidak bisa disalahkan, pakaian yang dikenakan Raya memang kurang bahan malah tampak seperti Wanita penghibur ditambah lagi dengan riasan menornya.
“Wah lihat kulit mulus dan wajah yang lebih cantik dari artis ini” Tatap salah seorang pria. Air liurnya terlihat akan menetes saking asyiknya menatap Raya.
“Seperti yang diharapkan dari keluarga Mahesa…” Gumam yang lain.
RAYA!
Gadis itu masih menatap sekitarnya dengan tatapan bingung.
“ Raya? Aku Karenina! Tapi memang tadi aku memiliki banyak ingatan Raya tapi kenapa begitu?? “ Karenina masih juga tidak mengerti apa yang tengah terjadi pada dirinya saat ini.
“Kau pingsan seharian, kalau bukan melihat kau masih bernapas, kami pun akan mengira kau sudah mati! Beruntung sekali, hahaha” Kata salah satu pria yang nampaknya adalah penjahat.
Raya masih saja terdiam, banyak hal yang berputar didalam kepalanya.
“Aku dapat mengingat dengan jelas jika kemarin malam “aku “ pergi merayakan ulang tahun teman, di klub aku dicecoki minuman beralkohol, setelahnya aku tidak ingat apapun lagi…” Kata Karenina dalam hati.
Karenina mencoba menggerakkan tubuhnya, ikatan ditangannya begitu kencang.
“Apa ini penculikan? Kurasa bukan saatnya untuk memikirkan identitas sekarang, lebih baik selesaikan masalah didepan mata terlebih dahulu “ Kata Hati Karenina lagi.
Para penjahat didepannya tertawa sambil mendiskusikan keuntungan apa yang akan mereka dapatkan dari Raya.
“ Lihat kulit Putih lembut ini, aku jadi ingin bermain terlebih dahulu deh..hehehehe” Kata salah satu penjahat tertawa.
“Sabar dulu bang! Kita masih harus memeras keluarganya dulu dan Alend, habis itu gadis cantik mana yang tidak bisa kita dapatkan? “ Kata penjahat yang lain yang bertubuh kurus.
“Aku mengerti! Tunggu saja jika aku punya banyak uang, aku pasti akan menjalin hubungan dengan artis “ Kata Lelaki yang dinasehati pria kurus tadi.
Penculik memberikan ponsel pada Raya, “ Telepon orangtuamu dan Alend! Suruh mereka menyediakan uang tebusan masing- masing 50 juta! “ Suruh orang itu kasar.
“ Kalian…” Ugh Karenina merasa tenggorokannya sangat kering dan agak kaget karena suara yang keluar berbeda dengan suaranya.
“ Lepaskan aku, kalian boleh mengambil semua uang yang ada dalam tasku, ada 3.000.000“ ujar Raya.
Sesaat semua penjahat terpaku lalu sedetik kemudian pecahlah tawa menggema hingga seluruh ruangan.
“Huahahahaha! Benar – benar sesuai dengan rumor! Kamu benar – benar bodoh! Kami menghabiskan banyak waktu hanya demi uang 3.000.000? Jangan bercanda…” Tawa sang
penjahat beramai – ramai.
Raya menarik napasnya “ Oh tampaknya kalian tidak bisa dikasih tau dengan baik dan menginginkan kekerasan sebagai jalan keluar..” Sahut Raya dengan suara lembut.
Tatapannya berubah seperti pemangsa yang siap menerkam siapapun yang hendak mendekatinya.
“Kelihatannya kita gagal mencapai kesepakatan! “ Kata Raya dengan senyum manisnya.
Tidak ada jalan lain selain melawan balik. Raya tidak bisa menelpon siapapun karena tidak mengenal siapapun yang disebutkan oleh penjahat didepannya.
Kini dirinya bersiap untuk melawan musuh yang akan padanya, satu – persatu atau bersamaan. Raya bukan gadis yang bodoh lagi, Dalam dirinya ada Karenina sang juara kompetisi bela diri dunia.
Jangan Main - main denganku!
***
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Anonymous
baca dengan semangat kebingungan pokoknya gassss bossque
2024-06-30
0
Torifa SaLma
bingung dgn ceritanya, bisa gak sih, cerita kn ttg nina dulu, baru cerita ke rayanya,
2022-06-25
0
anca
lanjut aja thoor
semangat
2022-04-18
0