"Tawa Serah, yang menandakan dia sunguh senang bisa membalas perbuatan bejat Pebri, dalam keadaan terbaring dengan tusukan dikedua mata Pebri, Serah menyeret tubuh Pebri kesuatu tempat, Serah membawanya ketempat yang dulu pernah menjadi hari terakhirnya, didalam boneka terdapat arwah Anah, yang dimasukan oleh wanita tua, kini Anah membalaskan dendamnya melalu boneka Serah, hadia dari sang pujaan hatinya.
*kau mau melakukan apa, denganku? "ucap Pebri dalam keadaan terbaring.
*Tenang saja dijamin kamu akan senang "ucap boneka serah, sambil memegang pisau ditangannya.
"Selain pisau!! boneka Serah, membawa sebuah tali kawat, Serah mengikatkan tali kawat dikedua sisi, bagian gagang pisau dan ujung pisau, yang dililitkan sangat kuat, sehinggah membentuk sebuah kalung, setelah selesai Serah menghampiri Pebri, dengan tertawa jahat, Serah memakaikan kalung bermata pisau, dengan mata pisau yang tajam menyentuh leher Pebri, Serah mengaitkan sebuah tambang yang panjang, setelah selesai menghubungkan tali kawat yang berada dileher Pebri, dengan tali tambang, Serah melempar tali tambang kebatang pohon yang tingginya 2,5 meter.
*Apa yang mau elu lakuin? "berusaha melepaskan lilitan dilehernya.
" Dengan tersenyum, Serah menarik tambang, berlahan tubuh Pebri terangkat sedikit demi sedikit, Pebri terus meronta-ronta, berusaha melepaskan ikatan dilehernya, darah keluar dari leher yang semakin lama terobek oleh mata pisau, dalam keadaan tergantung Pebri pasrah, dan mengingat kejadian malam itu.
*Asal kau tau Anah, kami hanya disuruh, kamu pasti kenal dengan orang itu.
"Dalam keadaan menderita, Pebri memberitahu alasan mereka melakukan tindakan keji itu, Serah mengikat ujung tambang didahan pohon, yang berada didekatnya, dan menghampiri Pebri.
*Aku tidak perduli siapa dalang dibalik pembunuhanku, yang pasti aku akan menghabisi kalian semua. "dengan senyum jahat, serah beranjak meninggalkan Pebri yang tergantung.
"Lama semakin lama, pisau yang mengikat leher Pebri, mulai memotong karna berat badan Pebri, semakin banyak darah yang dikeluarkan, pisau semakin menembus leher Pebri, tinggal 5 cm leher Pebri terputus, dalam keadaan sudah tidak bernyawa, yang akhirnya kepala Pebri telepas dari badannya sendiri.
PIPIT
SISKA....
PIPIT
duh guys, udah malem gini, harus cari dimana lagi coba?. ucap dengan kedua tangan memegang lututnya.
"Agus yang posisinya tidak jauh dari sebuah gubuk, melihat boneka tergeletak, Agus mengambil boneka itu.
Woi... sini, gua nemu barang bagus nih. "dengan senyum berharap Pipit suka boneka itu.
PIPIT
Nemu apa lu?
AGUS
nih boneka. "senyum-senyum berharap Pipit mengambil bonekanya.
MARSEĹ
Gus, dapet dimana boneka itu? "tanya Marsel dengan wajah cemas.
AGUS
ya, disinilah masa iya, diwarteg? "canda Agus biar tidak tegang.
"Merekapun menelusuri sekitar boneka sarah ditemukan, Pipit melihat sebuah gubuk yang didalamnya terlihat sebuah tangan, sontak Pipit kaget dan berteriak.
Aaaahhhh.......
AGUS
Ada apa Pit? sambil memeluk Pipit.
AGUS
jiah... mantap bener. "senyum-senyum dengan pikiran kemana-mana.
PIPIT
Aaahhhh......"semakin terkejut melihat wajah Agus.
PIPIT
Somplak lu, "sambil memukul perut Agus.
MARSEĹ
Ada apa, Pit?
PIPIT
gua liat tangan didalam gubuk. "sambil menunjuk kearah gubuk.
MARSEĹ
ayo kita kesana.
"Berlahan mereka masuk kedalam, dengan saling berpegangan satu sama lain, sontak Agus terkejut melihat Siska terbaring dilantai, mereka segera menghampiri Siska yang terbaring tidak sadar.
MARSEĹ
Sis... Sis... sis " sambil menepuk pipi Siska.
MARSEĹ
Sis... bangun Sis. "masih menepuk-nepuk, yang kerap tidak terbangun juga.
"berlahan Siska membuka kedua matanya, pertama kali yang dia lihat Marsel.
Marsel...
"Siska langsung memeluk marsel dengan erat.
SISKA
Aku takut, ada yang ingin menyelakaiku. "masih dalam keadaan memeluk Marsel.
MARSEĹ
Tenang kamu aman sekarang. " membalas pelukan Siska.
AGUS
hmmm... menang banyak lu, Marsel.
PIPIT
diem lu. "dengan melototin Agus.
MARSEĹ
Ayo kita balik kepenginapan, nanti elu cerita semua kejadiannya.
"Siska melepaskan pelukannya, dan menganguk sedikit.
MARSEĹ
Ini bonekamu. "dengan tersenyum.
SISKA
wah, makasih!. "ucap senang Siska.
"merekapun segera pergi meninggalkan gubuk itu, saat diperjalanan, Pipit kebelet buang air kecil, bersama Siska mereka mencari tempat yang cocok, Pipit segera menuju kebalik pohon dengan tergesah-gesah, melancarkan niatnya dan membuang segalanya yang tertahan selama ini, ketika sedang asik, ada sesuatu yang jatuh dihadapannya, Pipit yang mendengar suara benda jatuh, segerah melihat kebawah.
Aaaakkkkhhhh....
"Suara teriakan Pipit terdengar oleh Marsel dan Agus, Siska yang berada lebih dekat, telah tiba terlebih dahulu.
AAAAHHHH....
"Siska juga ikut berteriak, Siska berteriak melihat sebuah tubuh tanpa kepala, yang terbaring tidak jauh dari Pipit, Siska melihat sebuah tulisan berdarah dari tubuh simayat.
Comments