"Sebuah kendaraan melintas, dengan memuat sekelompok muda mudi, yang asik bercanda gurau, dengan diiringi suara musik bertema rock n roll, mereka tertawa seperti orang bodoh.
MARSEĹ
Hai, kalian tahu tidak? tempat yang bakal kita datangi, konon sangat angker. "dengan ekpresi menakuti.
PIPIT
Addah, tahayul buat gua, cuma mitos. "sambil mengibaskan tangannya.
MARSEĹ
elu, jangan takabur, entar disamperin, jadi jomblo seumur idup elu lho. "ucap Marsel menakuti.
AGUS
Kaya gini nih? . "menakuti dengan sebuah topeng serigala.
PIPIT
Ah... madekipe lu. "sambil memukul pelan Agus.
"Suara tawa mereka, terdengar sedang menikmati, liburan kali ini.
Mereka tidak tahu, jalan yang mereka lalui, pernah terjadi sebuah kasus pembunuhan, yang korbannya sesorang gadis, berusia 24 tahun, kendaraan mereka melintas, dimana gadis itu menunggu angkot, Sebuah bayangan hitam terus memandangi laju kendaraan mereka, dari balik pohon besar.
Tidak lama kemudian, laju kendaraan mereka terhenti disebuah Desa, dengan berlahan mereka turun dari mobil, satu persatu dari mereka berjalan, menuju sebuah rumah yang sepertinya sudah disiapkan untuk mereka, dengan bimbingan dari seseorang yang bekerja dirumah itu, Marsel dan yang lain berlahan memasuki rumah tersebut.
*Ini kunci rumah ini den, saya permisi dulu. " ucap seorang lelaki berumur 28 tahun itu.
SISKA
Siapa laki-laki itu? gelagatnya mencurigakan. "ucap Siska dengan alis dikerutkan.
MARSEĹ
Udah ayo, kita rebahan dulu bentar. "sambil membawa kunci.
"ketika mereka memasuki rumah, seseorang sedang mengawasi pergerakan mereka, dari balik pohon yang ada disamping rumah, pandangannya selalu mengarah ke Siska, melihat mereka sudah memasuki rumah, pengintai itupun segera pergi dari sana.
PIPIT
Hai, sini.
MARSEĹ
ada apa sih, heboh amat? " sambil menguap.
PIPIT
Lihat, pemandangan itu " sambil menunjuk kearah luar rumah.
MARSEĹ
yudah nanti setelah istirahat kita kesana. "kembali menguap.
Disisi lain terlihat dari kejauhan, seseorang sedang berdiskusi, sambil menunjuk kearah rumah yang sekarang ditempati oleh pemuda dan pemudi itu, Pria berbaju kuning dengan celana pendek selutut, melakukan pergerakan disetiap pembicaraannya, dan pria berbaju hitam mengenakan celana lepis panjang, sangat serius mendengarkan cerita pria berbaju kuning, sambil memegang dagu, tatapan mengarah kebawah, terlihat dia sedang memikirkan sesuatu, setelah pembicaraan yang sepertinya menegangkan, merekapun beranjak pergi dari tempat itu, dengan arah berlawanan.
Sore hari pukul 15:00 wib.
"Sesuai perkataan Marsel, dia mengajak teman-temannya, mendatangi tempat yang dilihat Pipit tadi siang, mereka berlahan keluar pintu, tentu saja yang paling belakang harus menutup pintu, terlihat Agus sedang menutup pintu.
PIPIT
Woi Gus, Agus...AGUS. "tertawa sambil menutup mulut dengan tangannya.
AGUS
Apa cih, teriak-teriak.
SISKA
Hmmm... sok imut elu.
MARSEĹ
ayo kita berangkat nanti keburu gelap. " sambil berjalan maju.
"merekapun bergerak maju menuju tempat yang dilihat Pipit, ditengah jalan diperkampungan langkah mereka terhenti, disebuah rumah warga, seorang wanita dengan keadaan pakaian lusuh, rambut acak-acakan, menghadang langkah kaki mereka, wanita itu memandangi Siska, dengan menyentuh wajah Siska, dia berkata.
*Anah*
"Siska, terkejut mendengar ucapan wanita lusuh itu, dan sedikit mundur kebelakang, melihat Siska menghindar darinya, wanita itu menangis meminta maaf, disaat bersamaan seseorang muncul dan menarik wanita lusuh itu, yang ternyata dia ayah dari wanita tersebut.
*maaf menggangu kalian, dia ini putri saya Silvi, dia seperti ini, karna teman terdekatnya, sudah meninggal, klo gitu bapak pamit yah.
"Ayah Silvi, membawanya pergi dari sana, sambil menoleh kearah Siska, yang kebetulan mempunyai wajah mirip Anah, Siska yang memandangi mereka, merasa kebinggungan.
MARSEĹ
Udah ayo lanjut, gak usah dipikirin. " sambil memegang tangan Siska
"Mereka kembali bergerak maju menujuh, tempat yang sudah ditentukan, Siska berjalan dengan memikirkan tentang ucapan wanita tadi, terlintas sebuah boneka sedang terhimpit, sebuah akar pohon yang menjalar kepermukaan, Siska yang melihat boneka itu segera menghampirinya.
SISKA
wah, boneka siapa? cantik, banget.
"Marsel yang melihat Siska disebuah pohon, segera menghampirinya.
MARSEĹ
Hai, Sis ada apa? "sambil kedua tangan dipinggang.
SISKA
Lihat Mar, ada boneka. "sambil menatap wajah marsel.
MARSEĹ
kamu mau?
SISKA
iya, "sambil tersenyum manis
"Marsel menarik akar yang menjepit, badan boneka itu, setelah usaha yang keras marsel mendapat boneka tersebut.
MARSEĹ
Ini bonekanya. "sambil tesenyum dengan keringat yang mengucur.
"Melihat Marsel berusaha keras Siska mendekatinya, menatap Marsel dan memberi sebuah kecupan dipipi, sebagai rasa terimakasih.
"Siska berjalan kembali kedalam kelompok, dengan membawa boneka yang dia dapatkan dari Marsel, yang diambil dari sebuah pohon, Siska membawanya dengan tangan dibelakang bersama boneka itu, tanpa disadari boneka tersebut tersenyum jahat, dengan tatapan menyeramkan.
Comments