“Sayang!” teriak Laura keluar dari rumah sedikit berlari dan menubruk tubuh Endra.
“Ya ampun Laura! Bisakah kau pelan-pelan!” marah Endra dengan tangan di pinggang Laura. Sementara Laura terlihat mencemberutkan bibirnya. “Merajuk lagi!” kata Endra melihat cemberutan dari bibir Laura membuatnya merasa gemas ingin menggigitnya.
“Aku rindu kamu, tapi kamu malah ngomelin aku,” kata Laura melepas pelukannya dan kini tangannya dia lipat di depan dadanya.
Jasmine pun yang baru melihat tingkah kekanak-kanakan Laura malah terkekeh sendiri. Inikah yang membuat seorang laki-laki akan luluh? Laura merajuk seperti anak kecil ketika perutnya terlihat membesar. Apa nanti dia pun akan seperti itu?
“Oh ya Tuhan. Aku juga merindukanmu, Sayang, tapi pelan-pelan saja. Jangan seperti tadi berlarian seperti anak kecil,” kata Endra memeluk tubuh Laura dari belakang lalu menarik wajah Laura untuk bisa dia cium.
Jasmine yang melihat adegan itu langsung memekik seraya menutup wajahnya, sementara Laura langsung kaget mendengar suara lain dari sisi Endra. Laura melepas pelukan Endra dan berbalik.
“Oh ada Jasmine. Kenapa kau tidak bilang padaku kalau ada adikmu!” marah Laura seraya memukuli pantat Endra sementara Endra mengaduh kesakitan.
“Kau saja yang selalu fokus padaku,” bela Endra pada dirinya sendiri, tapi Laura mengabaikannya dan menyambut Jasmine dengan baik. Tentu saja, Jasmine sangat mengenal Laura luar dan dalam. Meskipun Jasmine tahu kalau Laura ini sudah sangat akrab dengannya, tapi Laura selalu saja terlihat sopan di matanya. Dia juga benar-benar cocok dengan Endra yang playboy cap kadal.
“Ayo masuk. Mama sedang membuatkan asinan dan juga makan siang. Kalian pasti belum makan ya,” kata Laura dan Jasmine pun mengikuti Laura.
Laura sudah tahu Endra akan memberitahu masalah mereka dengan Jasmine. Begitu juga rencana Endra yang akan menikahi Jasmine dengan Jordan. Tentunya Laura sangat setuju karena dia masih sangat merasa bersalah dengan Jordan. Dia ingin Jordan memulai hidup barunya meski ini justru bom pertama yang akan terjadi di kehidupan Jordan. Namun, Endra maupun Laura yakin bahwa bom itu akan meledak dengan indah karena Jasmine. Hanya Jasmine obat penawar bom itu. Mereka sangat yakin.
“Hemmm ini enak, Ma,” puji Endra setelah mencicipi makanan buatan calon iu mertuanya.
Pria itu lebih dulu menuju dapur untuk bertemu dengan Mama Kelly, Mama Laura yang masih terlihat segar sekali untuk menjadi ibu-ibu berusia lanjut. Jangan tanya bagaimana wanita ini tidak menyetujui hubungan Laura dan Endra. Apalagi ketika menghadapi kenyataan anaknya hamil di luar nikah dengan pria brengsek macam Endra yang sering berganti-ganti kekasih. Kelly menampar, memukul, mengamuk bahkan melarang Laura bertemu dengan Endra. Wanita itu hancur dan merasa tidak bisa menjadi ibu sekaligus seorang ayah untu Laura, anak satu-satunya. Dengan kemarahan Kelly itu, Endra tidak bisa menemui Laura selam dua bulan, tapi akhirnya semuanya berjalan begitu saja. Endra meyakinkan Kelly akan keseriusannya pada Laura dan mereka membeli rumah baru untuk tinggal, sekaligus menghindari Jordan yang masih cinta mati dengan Laura.
Jasmine memperhatikan rumah yang nampaknya baru ditempati ini. Jasmine pikir, rumah ini pastilah akan menjadi rumah yang akan Endra tempati nanti setelah mereka menikah dan rumah peninggalan orang tua mereka akan ditempati oleh sepupu mereka yang akan pulang dari Vietnam. Kalau Jasmine memang jadi menikah dengan Jordan, Jasmine tentu saja harus ikut dengan suami. Sementara Endra tidak mau tinggal di rumah itu lagi, karena ada banyak kenangan indah yang selalu menghantui dirinya.
“Udah berapa bulan Kak?” Tanya Jasmine pada wanita yang umurnya beda 4 tahun di atasnya.
“6 menuju 7 bulan. Do’ain ya semoga terus sehat dan lahirannya bisa normal.”
“Iya, Kak. Aku gak mungkin gak do’ain Kakak. Aku juga mau Kakak do’ain yang terbaik untuk aku ya. Aku takut, Kak.” Jasmine secara tidak langsung sedang mengatakan keresahannya. “Aku takut kalau Kak Jordan masih mencintai Kakak dan gak bisa lupain Kakak.” Ungkap Jasmine, tapi wania manis dihadapan Jasmine malah tersenyum dan menggenggam tangan Jasmine.
“Sebenarnya dia udah tahu kalau kami saling mencintai, tapi dia terus berusaha untuk tutup mata dan terus bertahan dengan hubungan yang Kakak sendiri gak mau. Berulang kali, Kakak minta putus, tapi dia terus saja menahan kakak. Karena itu, lebih baik kakak pergi dari dia sebelum dia semakin sakit.” Jasmine mencengkram tangan Laura erat. Tak terasa air matanya jatuh.
Entah kenapa pikiran Jasmine jadi kalut. Dia takut kalau Jordan malah menolak untuk menikahinya.
[…]
Jasmine menyeruput kopi hangatnya. Dia lihat pukul sudah menunjukkan jam 10 malam dan dia tidak menyadarinya.
“Selalu saja begitu,” suara seseorang yang Jasmine kenal sebagai boss-nya menatap Jasmine dengan tatapan yang sangat menyenangkan. Mata Mike menghilang membuat Jasmine tak pernah lupa dengan etnis Mike.
“Aku hanya senang bekerja di sini,” kata Jasmine seraya mengambil nampan yang berada di tangan Mike.
Mike adalah pemilik kafe This! Pria tampan berdarah cina ini memang sejak kuliah sudah menjalani bisnis kafenya. Jasmine pun usai kuliah tidak diperbolehkan kerja kantoran dengan Endra, karena tugas Endra memang mempertemukan Jasmine dengan pria yang cocok bersanding dengan Jasmine.
Karena itu, Jasmine tidak bisa bekerja di kantor melainkan hanya bekerja di kafé sahabatnya ini untuk mengisi waktu. Endra mengizinkan Jasmine kerja dengan Mike karena Endra sudah meminta pada Mike sejak awal untuk menjaganya dan tidak mengekangnya dalam pekerjaan. Tentu saja Mike setuju karena Mike senang bisa melihat wanita pujaannya setiap hari di kafé.
Meskipun sebenarnya Endra tetap meminta agar Mike memberi batas kedekatan dengan Jasmine, tapi Mike tidak pernah mau melakukannya. Padahal Endra berharap agar Mike tidak terlalu jatuh cinta pada adiknya. Karena Endra tahu, Mike pasti akan menjadi batu ganjalan dalam hubungan Jasmine dan Jordan. Sama seperti Laura yang kini akan menikah dengan Endra, tapi Laura sudah lebih dulu menghilang dari hidup Jordan.
“Ambillah,” Mike memberikan sebuah amplop coklat yang Jasmine sudah tahu isinya.
“Tidak! Aku tidak mau!” kata Jasmine tapi Mike melototkan matanya yang sipit itu. Well, Jasmine memang bisa datang kapan saja, tapi Mike tetaplah pria yang baik. Dia pasti menghitung jam kerja semua karyawannya dengan baik. Hanya Jasmine saja yang nampaknya special di mata Mike dan itu membuat semua karyawan wanita Mike sangat iri dengan Jasmine.
“Kau istirahat saja dulu. Aku akan membereskan ini. Kafé sudah mau tutup,” kata Jasmine pada Mike, tapi Mike malah terkekeh. Seharusnya dia yang bicara seperti itu pada Jasmine, tapi malah Jasmine yang menasehatinya.
“Kau ini!” Mike melakukan gerakan yang sangat Jasmine sukai dari seorang Mike. Dia memberantakkan puncak rambut Jasmine dengan gerakan sayangnya dan itu semakin membuat Jasmine yakin kalau Mike bisa saja menjadi pengganti Endra.
“Aku antar kamu pulang sekarang ya,” kata Mike dengan tangan berada di ujung pantry. Sementara Jasmine hanya tersenyum dan merapikan beberapa piring membantu karyawan yang lain.
“Kau pulang duluan saja tidak apa. Aku akan memesan ojek online,” ucap Jasmine tapi Mike tidak setuju. Dia ingin keberadaannya sungguh dianggap oleh Jasmine.
“Baiklah. Aku akan menunggumu di depan,” jawaban Mike kembali memberantakan puncak rambut Jasmine membuat Jasmine tersenyum.
Begitu kepergian Mike ke depan. Seorang karyawan bernama Gebi pun mendekati Jasmine dan menyikut tangan Jasmine dengan senyuman meledek.
“Yehh diantar lagi sama bos. Tuh kan gue bilang juga apa. Dia pasti naksir berat sama lo. Udah sikat aja, daripada nanti gue yang ngambil,” ledek Gebi, tapi bagi Jasmine. Mike bukanlah orang yang spesial di hatinya. Sampai kapan pun, Mike memanglah pria yang sudah dia anggap seperti kakaknya sendiri.
“Apaan sih! Kita memang searah,” kilah Jasmine membuat Gebi terkekeh.
“Kau membohongiku seolah aku ini anak kecil berumur 5 tahun,” kata Gebi menggelengkan kepalanya seraya mengusap beberapa piring dan gelas yang kini sudah selesai untuk dirapikan.
“Sudah! Cepat sana! Bos pasti menunggumu,” sikut Gebi lagi terhadap pinggang Jasmine. Jasmine pun tersenyum seraya membuka celemeknya. Sejenak di berdiri di belakang Gebi dan berbisik sesuatu yang membuat Gebi langsung berbalik dan memukul bokong Jasmine yang kemudian kabur dari amukan Gebi.
“Enak saja! Aku hanya becanda! Aku tidak pernah menyukai bos sombong itu!” kata Gebi berapi-api dengan wajah marahnya dan Mike muncul tiba-tiba membuat Gebi kaget.
“Di mana Jasmine?” tanya Mike membuat Gebi kikuk. Dia pikir, Mike tidak tuli karena dia baru saja menjelek-jelekkan bos-nya ini.
“D-dia baru saja ke ruang karyawan mengambil tasnya,” kata Gebi dan Mike pun kembali meninggalkan Gebi. Gebi menghela nafasnya dengan mata terpejam.
Gebi pikir, Mike memang hanya baik pada Jasmine. Bahkan Gebi tak pernah melihat Mike tersenyum pada karyawan lain. Bukan! Lebih tepatnya Mike tidak pernah tersenyum sekalipun padanya. Mungkin karena masa lalu mereka yang tidak menyenangkan. Jadi, tidak ada salahnya kan kalau dia mengatakan Mike adalah bos yang sombong karena Mike yang dia kenal bukan lagi Mike yang dulu.
[…]
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Lilis Ferdinan
bukan lagi cinta segitiga ini,,, tapi cinta segi enam,,, 🤭😁😁
2022-01-24
0
Anonymous
fix ga mau lanjut baca krn ko tokoh utamanta tak lebih dari bamper kk nya.. trus second lead lbh bersinar dari firstlead yaitu laura diceritajan lbh bersinar karena direbutin dua cowok tokoh utama!!! apaan ada kk yg numbalin adeknya?
2021-11-02
0
Sri Umi
ceritanya kok mumet gusy q binggung
2021-10-26
0