Pagi harinya, kamar Alana sudah dibuka kuncinya
"Alana.. Alana" Alana dibangunkan oleh mamanya, dengan Imran yang ada digendongannya
Alana bangun dari tidurnya. Betapa terkejutnya Anti melihat rupa Alana
Bibir maju karena banyak menangis, mata bengkak, nggak ada cantik cantik nya sama sekali
Imran direbahkan ditempat tidur yang sama dengan Alana
"Sana mandi" Anti menyuruhnya dengan lembut
Alana melihat mamanya seperti ingin mengajaknya perang. Rasanya ingin menjerit sekeras mungkin.
Berbeda ketika dia melihat Imran, hatinya luluh dan merasa damai.
Alana mendekati Imran. Tadinya Imran ngoceh, tersenyum, membuat Alana gemas ingin menciumnya. Setelah dekat, Imran mewek
"Adek ini bunda, kenapa mewek" Alana terkejut, biasanya Imran tersenyum, tertawa. Kenapa Alana disambut Imran dengan tangisan
Alana mengangkat tubuh Imran, Imran tambah kejer
"Kamu kenapa Imran..." Alana tambah sedih
"Sini sini, sana mandi" Imran digendong kembali oleh Anti
Alana masih ingin merayu Imran "Imran, kenapa kamu"
"Mandi dulu, sana" Tangan Anti sedikit mendorong pelan tubuh Alana yang ingin memeluk Imran.
Alana menurunkan tangannya lemah "Kenapa penghuni sini semuanya membenciku hwawawa" Tangis Alana kembali pecah
Imran mewek lagi dan menangis kejer "Cup cup cup"
Alana mendekati lagi, tapi Imran seakan ingin pingsan melihat wajah Alana
Alana langsung merosot
"Sudahlah sayang, sekarang mandi. Mungkin, setelah mandi, Imran tidak begini. Ayo bangun, mandilah. Dia hanya ingin, bundanya cantik. Ayo mandi. Jangan gitu dong" Anti ekstra sabar menghadapi ini semua
Alana mengangkat kepalanya
"Ayo, mandi sana" Anti masih mode merayu
Setelah Alana masuk kekamar mandi, Anti bernafas lega
Imran saja pangling dengan wajah bengkak Alana seperti disengat lebah. Gimana Imran tidak menangis, melihat wajah Alana seram
-
Setelah Alana mandi, keluarga Alana menuju kegedung, dimana pernikahan dan resepsi akan segera dilakukan disana
Alana langsung dimake up oleh MUA terbaik pilihan Anti
Lagi lagi Alana menghapus airmata nya yang tiba tiba jatuh tanpa disuruh
"Mbak, jangan nangis melulu. Riasannya rusak kalau begini terus"
Alana terdiam, hatinya perih. Rasanya begitu sumbang. Kenapa harus menikah dengan kakak iparnya. Apakah didunia ini tak ada stok lagi, atau pilihan. Kenapa keluarganya kejam semua. Kenapa dirinya seperti dijadikan tumbal
Dimata Alana, Hanan tidak ada cakep cakep nya walaupun sepersen. Semuanya mines semua
Sudah dapat tua, galak, sangar, pemarah, yang bisa didapatkan Alana apa. Sudah duda, bukankah bujangan masih banyak, kenapa harus duda. Bekas kakaknya lagi
Alana malu, kenapa harus bekas kakaknya
-
Keluarga Hanan sudah berkumpul untuk menyaksikan jalannya prosesi ijab kabul
Hanan sudah bersiap didepan meja akad
Alana mendekat, dan akan duduk disampingnya
Hanan menoleh sedikit,
Deg
"Aina.." Bathinnya
"Jangan melirik dulu pak Hanan, nanti kalau sudah sah, boleh deh mau diplototin seharian juga boleh" Goda pak penghulu, sambil memplorotkan kacamatanya dan mengabsen para tamu undangan yang ingin menyaksikan pernikahan Hanan dan Alana
Semua tamu undangan tertawa, tapi tidak dengan Hanan. Ia berusaha tenang
Beberapa menit kemudian
SAH!!!
SAH!!!
SAH!!!
Hanan menyelipkan cincin kawin dijari manis Alana
Alana terdiam, dia tidak ingin mencium tangan Hanan
Anti menyenggol lengan Alana "Cium"
Alana masih terdiam
"Cium tangannya" Bisik Anti
Alana mulai mengambil tangan kanan Hanan, lalu menciumnya
Hananpun sama, ia mencium dahi Alana
Deg
Hanan teringat kembali dengan Aina. Hanan masih sadar, didepannya bukan Aina, melainkan adik iparnya, yang terpaksa ia nikahi demi Imran dan keluarganya dan juga keluarga Alana
-
Siangpun tiba
Resepsi dilaksanakan disiang hari, dihari minggu
Dulu pernikahan pertama dengan Aina dilaksanakan dihotel. Tapi kali ini berbeda, cukup digedung serbaguna, yang ada tamannya
Alana nampak cantik dan terlihat dewasa. Wajahnya imut. Berbeda dengan Aina. Aina berwajah cantik, penampilannya anggun, dan dewasa. Hanan dan Aina sangat serasi, mungkin karena saling cinta
Fotografer mengarahkan agar mereka saling tatap, tapi susahnya minta ampun.
"Sekali lagi, mas mbak, ayo saling tatap biar mesra jangan malu malu, kalian pasangan suami istri yang telah sah oke"
Akhirnya, mereka mau saling pegang
"Lah seperti ini kan enak dilihat"
Para MUA dan fotografer dibuat susah oleh pasangan pengantin ini.
Setelah resepsi usai, Alana dan Hanan pulang kekediaman Hanan
Alana sudah memangku Imran karena permintaannya Alana
Pasangan ini tidak ada mesra mesranya
Hanan ingin memegang Imran saja, tangan Alana sudah mengibaskan tangan Hanan
"Jangan modus"
Hanan langsung menarik tangannya kembali. Daripada singanya mengamuk, mending diam
-
Alana masuk kekamar Imran kembali. Ia tidak mau tidur bareng sama Hanan
Hingga malampun tiba, Alana belum menampakkan batang hidungnya
Hanan panik, yang dipanikkan adalah Imran. Kenapa Imran tidak menangis.
Takut terjadi apa apa, akhirnya dengan pelan, pintu kamar Imran dibuka oleh Hanan
Hanan tersenyum lega. Alana yang petakilan, ternyata memang anaknya penyayang terhadap putranya
Dilihatnya, banyak botol botol dot kotor yang tergeletak dimeja. Terlihat juga ada termos dan air putih dibotol, sekaligus kotak susu formula yang sudah terbuka disamping termos air
Bibir Hanan melengkung, lalu menutupnya kembali pintu kamar tersebut
-
Pagipun tiba
Alana sibuk memandikan Imran. Setelah Imran wangi dan tampan, Alana mencari Hanan untuk gantian menjaga Imran
Alana berdiri didepan pintu kamar Hanan
Tok tok tok
Tidak menunggu lama, pemilik kamar segera membuka pintu kamarnya
Alana menyerahkan Imran pada Hanan
Tadinya Hanan ingin marah, tidak ngomong apa apa tau tau dikasih bayi. Tapi bau harum khas bayi itu membuat Hanan relaks dan tersenyum
"Hai, putra daddy sudah wangi ya? kalau begitu kita turun ya"
Hanan membawa Imran turun keruang makan. Sambil menunggu Alana turun, Hanan keluar sambil membopong Imran untuk menyambut omanya yang akan mengurus Imran.
Mama Sifa bilang, akan membawakan baby sitter untuk Imran. Tidak mungkin Alana yang mengurus imran 24 jam. Padahal posisinya lagi magang dan harus berangkat setiap hari
Alana kedepan untuk mengambil Imran dari tangan Hanan
"Ayo sayang ikut bunda"
Setelah Imran kembali ditangan Alana, merekapun sarapan dalam diam
-
Imran sudah dengan omanya Yaitu Sifa. Sifa dan Ilham menunggu baby sitter yang akan datang dari yayasan untuk hari ini
Alana Dan Hanan segera berangkat kerumah sakit, dengan satu mobil yang Hanan pakai setiap hari
-
Sesampainya dirumah sakit
Alana sudah berlari. Jangankan berterimakasih, tidak menelan Hanan saja untung
Alana sudah siap bimbingan, buku yang ia tarik keluar, mengeluarkan uang yang tercecer dilantai
"Uang siapa ini" Alana memunguti uang yang jumlahnya lebih dari 10 lembar
"Ya uangmu lah, kan keluar dari bukumu. Makanya, menaruh uang itu jangan dibuku. Tapi didompet" Omel Olivia
Seketika itu Alana ingat Hanan "Oh, kemarin dikasih kak Hanan. Lupa" Alana tersenyum kikuk. Hanan ngasihnya tidak sedikit, ternyata lumayan banyak
BERSAMBUNG......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Dewi Zahra
sabar Hanan
2023-05-30
0
Istiqomah Fadhilah
yuk
2022-05-20
0
Coklat Item
hanannya jelek pantes alana nggak suka
2021-12-31
0