Bab 4

Siangnya waktu istirahat, Hanan sudah masuk keruangannya

Hanan membuka kamar tersebut, terlihat Alana sudah duduk, dengan rambut dikuncir namun acak acakan

"Rapihkan" Hanan menunjuk rambutnya sendiri "Sana kekamar mandi. Habis itu makan siang"

Alana berjalan melewati Hanan yang berdiri menjulang

"Masih pusing?"

"Sedikit" Jawabnya, lalu tak terlihat karena Alana sudah masuk kekamar kecil

Hanan duduk dikursinya dengan makan siang mereka yang sudah disiapkan oleh Hanan

Makanan ini ia pesankan dari restoran yang dikelola oleh Sifa mamanya

Alana berdiri menempel pada meja kerja Hanan "Duduk. Makanlah"

Alana belum duduk, ia meraba raba saku pada seragam putihnya

"Cari apa?"

"Hape"

"Buat apa?"

"Poto" Jawab Alana asal

"Makan dulu" Hanan akan merebutnya dari tangan Alana. Namun Alana menjauhkan ponselnya kedadanya

Hanan menyerah dengan kelakuan adik iparnya

Kembali Alana memencet ponselnya untuk memanggil video kepada mamanya

Krutuk krutuk krutuk

Suara panggilan berbunyi demikian, mungkin karena sinyalnya jelek

"Kakak pinjam hapenya" Tangan Alana menjulur meminta ponselnya milik Hanan

"Buat apaan" Hanan sudah mengeluarkan ponselnya

"Buat telpon pacarku" Jawab Alana asal

Hanan langsung menjauhkan ponselnya, dan ingin memasukkan kesaku jasnya yang ada disandaran kursinya

"Sini in hapenya, pinjem"

"Makan dulu"

"Ih nggak mau"

Tiba tiba ponsel milik Alana berbunyi. Alana membacanya siapa gerangan yang menelepon dirinya

"Asik mama" Alana kegirangan dan langsung menggeser ikon bergambar video

"Hallo...." Suara mama Anti dari sebrang sana bersama Imran yang sudah memerah matanya karena habis menangis

"Uh bocah tampan apa kabar sayang.. Kok gitu wajahnya. Habis nangis ya?" Alana menerima video call sambil berdiri, dan masih nempel pada meja kerja Hanan yang kokoh

Hanan berdiri dibelakang Alana

Hanan tersenyum menyapa Imran dengan mengangkat tangannya sambil senyum senyum namun tidak bersuara

Imran tertawa khas bayi

"Errrrrrgggtttt"

"Hei, putra bunda berkokok..." Alana menyebut dirinya bunda spontan.

Seneng kali ya, punya anak tidak mengejan tau tau ada dan tampan lagi. Itulah pemikiran Alana saat itu

Hanan menoel pundak Alana "Kapan kamu mengejan hah?"

Alana menoleh kebelakang, agar melihat orang yang menoel "Kenapa, kakak tiba tiba tanya begituan. Buat apa mengejan. Hamil kagak, mengejan" Alana sibuk lagi

Kembali Alana menyapa Imran "Gantengnya bunda, lagi apa? Nangis nggak ma tadi ?" Menyapa Imran, sekaligus tanya pada mamanya

Mama Anti senyum senyum, dibelakang Alana ada Hanan yang berdiri tersenyum menyapa dengannya

"Tadi nangis, mungkin nyariin kamu" Jelas Anti

Rasanya adem, hati mamanya Alana. Ternyata tidak disangka, putrinya magang didampingi calon suaminya. Mantaplah hati orang tua seperti Anti

Masalah saling cinta terakhiran. Yang penting mereka disatukan dulu. Kalau nggak cinta cinta ya kebangetan

Setelah Anti berhayal, iapun bertanya "Alana, kalian sudah makan ?"

"Belum / Sudah" Diucap bersamaan, antara Alana dan Hanan

Anti tersenyum kembali "Baiklah, makanlah dulu"

"Tapi aku masih kangen Imran ma" Alana terus menggoda Imran, tapi mamanya menutup sambungannya sepihak

Tut

"Yah.." Alana melemah kecewa

"Sudah, nanti pulangnya kan ketemu. Dasar egois"

"Maksud kakak, tadi ngomong apa?" Alana sedikit mendengar sedikit tidak. Jadi samar samar

"Makan. Aku lapar"

"Oh" Setelah fikirannya mencerna dengan baik "Ah, nggak mungkin kakak bilang makan"

"Lalu"

"Kakak bilang aku egois kan, kan kan. Bilang aja..." Alana langsung merebut makanan yang akan dibukakan oleh Hanan "Sini, aku bisa buka sendiri"

Hanan diam saja. Dia tidak habis pikir, perempuan brutal dan susah berdamai dengannya, kenapa harus menjadi pengganti Aina

Alana makan dengan lahap, netranya sambil melirik Hanan tak suka karena Hanan bilang kalau Alana egois

-

Sore hari waktunya Alana pulang.

Hanan sudah melihat dari jauh, Alana sudah siap mau pulang, karena Alana sudah terlihat menggendong tas ransel yang isinya Hanan tidak tau

Alana melintas. Hanan tau Alana buru buru ingin segera pulang. Hanan masuk kelorong yang pas kebetulan, Hanan habis selesai memeriksa dipolynya

Alana terkejut, ketika tiba tiba tangan kekar menariknya masuk kelorong

"Kakak.. Ngapain kakak menarikku"

Hanan tidak menjawab "Kamu mau pulang?"

"Iya. Tapi lepasin tanganku dulu"

Hanan melepasnya "Ah iya. Naik apa?"

"Mobil"

"Sendiri?"

"Tidak, aku dijemput"

"Kalau begitu tunggu. Ntar aku antar"

"Ih nggak mau"

"Alana, jangan keras kepala"

"Apa kakak bilang, aku keras kepala. Kalau aku keras kepala. Kakak keras apa?!" Alana berlari keluar dari rumah sakit

-

Alana menunggu agak lama. Sopir yang menjemputnya, katanya sibuk menjemput papanya

"Aneh. Kenapa papa tidak memakai sopirnya sendiri"

Anti tadi sengaja berbohong, kalau sopir yang mengantar Alana sibuk. Padahal dirumah sedang bersenda gurau dengan PRT lainnya

Hanan tiba tiba muncul seperti Jailangkung "Belum dijemput?" Hanan duduk disamping Alana

Alana terjingkat "Belum" Alana berdiri, ia tak mau dicurigai teman lainnya kalau mereka kakak beradik. Lebih tepatnya saudara ipar

Alana membelokkan badannya, tapi masih membelakangi Hanan yang masih duduk "Kakak, aku minta duit, buat ongkos. Nanti aku ganti.. " Alana kembali membelakangi Hanan, dan menghadap kedepan

Perkataan Alana langsung dipotong oleh Hanan "Sudah, duduk dulu"

"Nggak mau"

"Kenapa?"

"Aku tidak mau orang lain pada curiga"

"Tambah curiga lagi kalau aku ngasih kamu terlihat oleh orang lain" Hanan menarik tas Alana dari belakang. Akhirnya Alana terduduk

Hanan membuka resleting tas Alana. Ia menaruh uang beberapa lembar ditengah tengah bukunya, lalu menutupnya kembali "Ayo aku antar"

Alana mendongak mau protes "Protesnya sama mama, jangan sama aku"

Ya, Anti menyuruh Hanan untuk mengantar Alana pulang, sewaktu Hanan tadi siang bertugas dipolynya. Sekalian menjenguk putranya. Bukankah alasan Anti itu sangat cocok sama impian orangtua

-

Beberapa hari kemudian

Malam ini adalah malam terakhir Alana menyandang status perawan. Karena besok, mereka akan segera dinikahkan

Meskipun merasa sedih karena kematian Aina, tapi keluarga Anto merasa beruntung, mendapatkan kembali, untuk berbesan dengan dokter Ilham

Undangan pernikahan Alana dan Hanan, yang mengurus semuanya adalah keluarga Alana, yaitu Anti

Alana menangis setelah tau dia akan segera menikah dengan Hanan.

"Mama... Kenapa harus sisangar itu yang menikah denganku hwawa"

"Hus, matamu sudah buras, katarak. Kata siapa Hanan sangar. Bagus dan tampan gitu dibilang sangar. Matamu piknik kemana ??!!!"

"Kalau begitu, mama saja yang menikah dengan dokter Hanan. Aku ogah hwawwa" Alana menangis dengan keras

"Hus, punya mulut dijaga. Haram hukumnya, seorang mertua menikahi bekas menantu. Kalau kamu tidak mau menikah dengan ayahnya Imran, kamu nggak usah adopsi Imran. Belagu"

"Aku masih kecil mah, kenapa harus menikah dengan orang tua hwawa"

Anti mendekat "Apa kamu bilang, tua?? besok, setelah nikahan usai, mama panggilkan dokter mata. Sekalian tukang optiknya. Biar kamu dibuatkan kacamata tebal"

"Cakepan Budi, muda, nggak tua hwawaw"

"Mana bapak budi, mana ibu budi. Ngelamar enggak. Cokap cakep. Lap air matamu!! Jangan berani minggat kamu, awas"

Brakk

Ceklak

Anti mengunci pintu kamar Alana

Alana menangis sejadi jadinya

Brak brak brak

"Kenapa harus berakhir begini. Mamaaa, bukain pintuuuuuuuu uhuhuh"

BERSAMBUNG....

Terpopuler

Comments

Suratmi Michele

Suratmi Michele

😂😂mamanya lucu.... mana bapak Budi mana ibu Budi...?😂😂😂

2024-06-05

0

ika krisdianti

ika krisdianti

aku seneng banget bacanya, lucu

2023-08-13

2

Dewi Zahra

Dewi Zahra

aku suka

2023-05-30

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Ban 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 BAb 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Ekstra part 1
135 Ekstra part 2 End
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Ban 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
BAb 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Ekstra part 1
135
Ekstra part 2 End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!