Suamiku Masih SMA
Safhika Revlina Darma itulah nama panjangku. Umurku sekarang 20 tahun. Kulit putih, mata bulat, pipi cubby dan rambut panjang lurus. Asli warna rambutku dari kecil memang coklat pirang.
Pukul 11.50 pm
Aku baru saja pulang dari caffe tempatku kerja. Aku kerja sebagai seorang chef di caffe. Caffenya ada dipusat kota Jakarta. Cukup ramai pengunjung. Apalagi kalau pas jam makan siang dan malam hari. Dijamin tangan dan kaki bakal pegel maksimal.
Jalan dengan santai menuju kostan. Iya di kota ini aku kost karena sebenernya aku asli anak Yogya.
Aku anak yatim piatu gaes, Ayah Ibuk meninggal karena sebuah tragedi perampokan sadis dirumahku dulu. Itu terjadi saat aku umur 10 tahun. Sejak saat itu aku ikut tinggal di rumah Bibi, adik kandungnya Ayah. Karena cuma dia satu-satunya keluarga yang ku punya. Pabrik gula milik Ayah dikelola sama keluarganya Bibi karna aku pewaris satu-satunya masih sangat jauh dari kata mampu. Awalnya keluarga Bibi bersikap baik padaku. Seneng pastinya, tapi itu nggak berlangsung lama. Setelah sebulan berlalu mereka malah menyiksaku. Aku sering disuruh kerja berat. Ngepel, nyapu, nyuci bersih-bersih rumah, itu sudah biasa gaes. Ini kadang aku disuruh ngangkatin beras beberapa karung yang sekarung isi 15kg itu. Baru aku dikasih makan. Kadang kalau aku bantah atau nggak sengaja ngerusak barang milik anaknya, aku suka dihukum. Di kurung digudang? nggak bukan itu hukumannya. Tapi aku disuruh tidur dikandang ayam. Bareng sama ayam. Tapi aku tetap lakukan itu. Karna aku nggak punya tempat lain selain di rumah Bibi.
Dan sampai akhirnya aku lulus SMK, aku memutuskan untuk pergi dari kota kelahiranku. Aku nggak kuat kalo harus tetap disana. Aku pinjam uang sama pak Dukuh buat bekal merantauku. Setelah 4 bulan bekerja, aku bisa mengembalikan uang yang ku pinjam itu. Aku balikinnya nggak balik ke Yogja. Tapi cukup ku kirim lewat jasa kirim saja. Aku nggak mau ketemu sama keluarga ku disana.
Buat ku, mereka masalalu terburuk. Kok bisa bilang gitu?
Soalnya aku pernah mau diperkosa sama pamanku dan anaknya paman. Tapi untungnya Tuhan selalu ngelindungiku. Bahkan sampai aku dipukul pakai kayu, aku tetap mempertahankan kehormatanku. Aku nggak mau jadi korban kebejatan anak dan ayahnya.
Sejak aku keluar dari rumah itu, aku sudah memutuskan hubunganku dengan mereka. Kuanggap aku nggak punya siapapun. Aku hidup sendiri, dan aku yakin aku mampu.
Itu lah singkat cerita kelamku.
Aku sampai didepan gerbang kostanku. Tapi sayang banget, pintu gerbangnya sudah dikunci. Karna memang peraturan anak kost nggak boleh pulang lebih dari jam 12 malam. Tapi ini masih kurang 2 menit, masa' udah ditutup sih.
Aku berteriak memanggil Ibuk kostku yang rumahnya memang bersebrangan.
"Buk, buk Jumik." Aku berteriak tapi nggak kencang-kencang banget.
Tak lama, Ibuk kostku yang berbadan gendut, keluar dengan daster kesayangannya itu.
"Buk, kok gerbangnya udah ditutup? Kan ini masih kurang 2 menit."
"Ika, maaf ya. Ini udah yang ke 10 kalinya kamu melanggar peraturan kost ibuk. Jadi ibuk ingin mulai besok, kamu pindah kost aja ya." Bu Jumik mendekati gerbang dan membukakan gerbang untukku.
"Tapikan saya bekerja Buk. Emang sih hari ini saya pulang telat lagi. Tapi ini karna ada masalah di kerjaan. Mohon maafkan saya ya Buk."
"Saya pasti maafin kamu Ka. Tapi maaf, tetap saja ini malam terakhir kamu nginep disini. Mohon mengerti ya Ka."
Kubuang nafas kasarku. "Iya buk, maafin saya ya."
"Ya udah sana kamu tidur dulu. Nikmati tidurmu untuk terakhir kali kamu disini."
Bu Jumik pergi masuk lagi kedalam rumahnya.
Aku melangkah dengan lesu menuju kamar kostku yang ada di urutan nomor 2 dari depan.
Andai saja tadi anaknya si bos nggak datang ke caffe, pasti aku nggak akan telat pulang. Dan aku nggak akan kehilangan tempat tinggal.
Kleek
Pintu kamar nomor satu paling depan terbuka. muncul wajahnya Betty sahabat kostku yang lumayan dekat denganku. Dia anak kuliahan.
"Ka maaf ya. gue nggak bisa belain elo." ucapnya dengan nada yang penuh sesal.
Aku duduk di kursi depan kamarku dan dia.
"Satai aja Bet, gue nggak papa kok. gue cuma capek banget hari ini."
"Tadi Siska tuh yang ngehasut buk Jumik. padahal tadinya bu Jumik dah maklumin elo. kaya'nya dia punya dendam deh Ka." Dia ikutan duduk disampingku.
"Siska?" Tanyaku dengan heran.
"Iya dia ngehasut anak-anak yang lain juga. Dia bilang kalo lo selalu dikasih ke-makluman karna kerjaan elo. 'Tapi kan belom tentu elo kerja.' Gitu katanya tadi. Sampai buk Jumik mikir-mikir. Dan akhirnya gerbang dikunci sama dia." Muka jeleknya Betty tambah jelek karena dia manyun-manyun. Terlihat sekali jika dia kesal dengan Siska.
Mungkin saja dia memang dendam sih denganku. Tapi ya udahlah. Aku hanya perlu pindah kost saja. Nggak pindah nyawa kok. hehehhh
Siska itu teman satu kerjaan denganku. Tapi beda shif dan dia juga ada di bagian pramusaji.
"Ya udahlah Bet, gue nggak papa. gue harus kemasi barang gue buat pindah kost besok." Aku beranjak dan nyari kunci kamar didalam tasku.
"Elo mau pindahnya kemana Ka?"
Aku menggeleng. "Belum tau. Besok pagi gue baru mau nyari."
"Menurut gue, mending lo nyari yang kost agak bebas deh Ka. Secara lo kan kerjanya pulangnya kelewat malem. Biar lo nggak harus pindah-pindah kostan lagi. Dan gue juga bisa main bebas dikostan lo yang baru."
Kubuka pintu kamar. "Emang disini ada yang kaya' gitu ya?"
"Kostnya pacar gue bebas tauk."
"Ada kamar yang kosong nggak?"
"Nggak tau sih. Besok pagi gue anterin kesana ya. Kita tanya langsung sama bapak kostnya."
"Ok."
Aku pun beranjak masuk dan menutup pintu. Karna sudah terlalu larut malam, aku nggak berani untuk mandi. Hanya mengelap seluruh badanku dan cuci muka saja. Lanjut tidur nyenyak.
----------------
Pukul 6.30 am
Betty sudah mebawaku menuju kostan pacarnya pakai motor matic milik Betty. Kalau dari kostanku sih nggak jauh. Cukup 5 menit kalo pakai motor.
Aku beneran heran. Ini sih beneran bebas. Kost yang nggak ada pagarnya. Halamannya pun nggak ada. Hanya sekitar setengah meter dari jalan raya itu sudah pintu kamar. Ada 3 kamar didepan pas jalan raya itu. Jalan rayanya bukan jalan utama sih, itu jalan pintas jadi ramai tapi nggak begitu ramai. Dibelakangnya lagi ada sekitar 5 kamar juga. Baru setelah itu ada gerbang yang sepertinya itu adalah garasi untuk parkir motor-motor anak kost.
"Permisi pak." Sapa Betty pada seorang bapak-bapak yang nyapu di belakang kamar kost itu.
Bapak itu mendongakkan kepala. "Iya nak. Ada yang bisa saya bantu?"
"Apa disini masih ada kamar kosong Pak? Buat satu anak, cewek." Lanjut Betty.
"Masih ada nak. Tinggal satu yang didepan itu. Yang pintunya warna biru. Ayo saya tunjukkan."
Kita jalan ngikutin bapak tadi. Dia buka kamar yang tepat pintunya ada dipinggiran jalan. Dan ada pohon mangga pas didepan kamar ini.
"Ini kamarnya nak. Ada kamar mandi dalamnya, kami hanya menyediakan kasur dan lemari saja." Jelas bapak tadi.
Kamar yang nggak besar. Hanya ruangan yang berukur 4x4. Tapi cukuplah buat ku sendirian. barang-barangku juga nggak banyak, tentu kamar ini sangatlah cukup.
"Gimana Ka? Nyaman nggak?" Tanya si Betty.
Sebenernya nggak nyaman sih, ini pintu kamar pas dipinggir jalan lho. Memang sih bukan jalan utama yang gede. Tapi tetep aja ini jalan pintas buat anak-anak kampus dan anak-anak pekerja lewat. Dan aku kan perempuan. Tapi mau gimana ya, hari ini aku harus pindah kost.
"Ok deh. Saya ambil." Aku menghadap si Bapak pemilik kost. "Kalau saya pakai kamarnya mulai pagi ini bisa nggak pak?"
"Bisa nak." Bapak itu mengulurkan tangannya. "Nama saya Lukman. Saya pemilik kostnya. Ada istri saya juga, tapi dia baru masak di dalam. Ini kunci kamarnya nak." Dia berikan 2 kunci kost padaku.
"Nama saya Fhika pak. Sebenarnya saya diusir dari kost nya bu Jumik."
"Kenapa?" Si bapak penasaran. Mungkin takutnya aku suka membawa cowok kekamar.
"Saya kerja di caffe RookDre Pak. Dan saya sering pulang malam. Caffe nya kalau tutup jam 11 malam, dan saya sering nggak pulang tepat waktu karna pekerjaan saya. Anak-anak kost yang lain banyak yang nggak suka sama saya karna kesannya Buk Jumik pilih kasih." Aku jelasin apa adanya. Pasrah lah jika Bapak ini nggak ijinin saya kost ditempatnya.
"Oohh gitu. Tapi nak, disini kostnya campur, dipakai cowok dan cewek juga. Apa kamu nggak papa nak?"
"Saya sih nggak masalah pak. Tapi itu tadi, saya pulangnya sering malam pak. Tapi itu murni karna kerja."
"Iya nggak papa nak. Kamu boleh kok kost disini. Tapi nggak boleh bawa cowok masuk kamar ya."
"Iya pak. Makasih ya pak."
"Dan setiap malam pukul 12 selalu ada pemeriksaan keliling dari warga dan pak Dukuh disini."
"Baik pak. Saya nggak akan ngecewain bapak."
-------------
Pukul 11.30 pm
malam pertama pulang dikost yang baru.
"Ka gue anter." Ifan teman satu shif ku menawarkan diri.
"Gue jalan aja Fan."
Sebenernya enak sih kalau diantar. Tapi aku tau Ifan. Karna aku dekat sama dia, Siska jadi banyak dendam padaku.
"Eh sekarang kostan lo agak jauh lho Ka."
"Nggak papa Fan. gue jalan kaki aja."
"Ka sekarang ada tawuran anak SMA. Itu tawurannya di gang sebelah. Ayo aku antar."
Takut juga sih ya kalo ada tawuran. Terpaksa deh demi keamanan, aku ikut kata-kata Ifan.
"Ok deh."
Aku duduk di jok belakang motor Ifan. Motor Ifan langsung melesat ninggalin caffe. Cukup 5 menit kita sudah sampai depan kamar kost. Aku langsung turun.
"Makasih ya." Ucapku seraya senyum ke dia.
Dia balik senyum. Sebenernya dia cakep. Asli cakep. Aku sempat filling sama dia, tapi karena hampir temen-temen kerja juga sama, mending nggak jadi aja deh.
"Ini kamar kost elo?" Expresi yang kaget.
"Iya Fan."
"Dipinggir jalan kek gini?"
"Iya. Yang bisa pulang malam cuma disini Fan."
"Tapi lo harus hati-hati lho Ka. Bahaya, cewek pula." Terlihat dia mulai khawatir. Seneng karena perhatian padaku.
"Pasti." Aku lihat arloji ditangan kiriku. "mending lo pulang gih. ini bentar lagi ada pemeriksaan dari pak Dukuh ke tiap kamar kost."
"Ok deh. Elo hati-hati ya. Langsung bobok. Kita besok seminggu nggak ketemu. Jangan kangen ya." Ucapnya lalu mengedipkan sebelah matanya.
"Iisshh siapa juga yang bakal kangen."
Seperginya Ifan, aku langsung mandi. Sekitar 20 menit aku didalam karena sekalian nyuci baju. Aku keluar kamar hanya pakai handuk yang aku lilit di badanku. Aku langsung berdiri didepan lemari. Mengambil pakaian ganti lalu duduk dipinggiran kasur.
"Aawww!!!" suara teriakan yang spontan bikin jantungan.
Aku kan cuma kost sendiri. Aku nggak bawa teman masuk kekamar. Dan itu suara cowok gaes, asli suaranya dari dalam kamarku. Aku berdiri dengan masih pakai handuk, ku liat ranjang tidurku.
Mataku melotot kaget seperti mau keluar dari tempatnya. Kaget banget. Super kaget bahkan darahku terasa mendidih. Ubun-ubunku rasanya panas banget. Seorang lelaki yang masih pakai seragam SMA lagi tiduran di ranjangku. Dia sembunyi dibalik selimutku.
"Gue tau pantat lo empuk. Tapi jangan dudukin muka gue dong!" Bentak lelaki itu.
Aku masih kaget, apa lagi liat mukanya dia yang bonyok, ada sedikit darah di sudut bibirnya. Pelipisnya juga ada darahnya, siku lengannya juga. Baju SMA nya yang warna putih juga udah nggak bisa lagi dibilang putih.
"Elo siapa? Kenapa masuk kamar gue? Ini kamar kost gue!!" Aku gantian bentak dia.
"Gue ikut ngumpet bentar." Jawabnya dengan datar dan santai kaya' nggak bikin dosa.
Gila ni bocah. Bentar lagi pak Dukuh pasti keliling kesini. Gimana jadi nya jika sampai dia tau ada lelaki dalam kamarku. Aku tarik tangan bocah ini.
"Sekarang lo keluar ya. Gue nggak mau kena masalah."
Sayangnya bocah ini nggak pindah dari tempatnya. Dia malah kekeh pengen ngumpet di kamarku.
"Pliiss Dek. Gue baru aja pindah kost. Gue nggak mau ada masalah." Aku tetap tarik dia. Sampai dia mau berdiri dari kasur. Lama-lama dia berdiri juga.
tanpa sengaja dia nyenggol lilitan handukku sampe akhirnya handuk yang aku pake lepas. aku sekarang toples.
reflek aku langsung peluk dia yang hendak ngelihat tubuh toplesku.
"Jangan liat dan jangan sentuh. lo diem!!"
"Duh mbak. ini dadanya nempel ke gue. empuk tau. masa' nggak boleh pegang sih. nanggung banget."
Aaarrgghh gila! dasar mesum.
"iihh mesum lo!"
Tok tok tok
Suara ketukan pintu dari luar kamar.
"Nak Fhika." Itu suara pak Lukman. Aku yakin, karna aku masih hafal suaranya.
Mati aku!!! Sekarang aku harus gimana coba?? Pasti aku akan di usir lagi. Nasipku jelek banget siihh. Harus mulai mikir alasan yang tepat untuk menjelaskan semua ini.
bersambung.......
jangan lupa like ya❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Erriz M'Prima
hadirrrr.....mga ceritanya lucu gemesin..🤭🤭🤭
2022-03-16
0
Herlina Efendy
ini cerita mama papanya lira sm linxi bkn sih?
2022-01-21
0
Darsini Aja
mannnntap
2022-01-17
0