TIGA

#aku_ke_GEP

#suamiku_masih_17tahun

Part 2

betewe ini novel aku pindahkan di aplikas lain ya.......aku nggak lg aktif di sini. isinya ke bawah cuma copyan bab 2 aja. maaf🙏🙏

Tok tok tok

Suara ketukan pintu dari luar kamar.

"Nak Fhika." Itu suara pak Lukman. Aku yakin, karna aku masih hafal suaranya.

Mati aku!!! Sekarang aku harus gimana coba?? Pasti aku bakal di usir lagi. nasipku jelek banget siihh

"Merem lo!" Aku bentak si bocah ini.

Karna tiba-tiba handukku lepas dan aku dengan reflek memeluknya yang sudah berdiri tepat didepanku.

"Pengen liat masa' suruh merem sih."

Aku cubit perutnya.

"Aaww!!" Jeritnya yang aku yakin bisa terdengar sampai luar kamar. "Udah, nih udah merem." Katanya dengan kepaksa.

Aku ambil lagi handukku yang ada dilantai. Aku lilit lagi tubuhku. Lalu aku masuk kamar mandi. Nggak lama, aku keluar dan membuka pintu kamar. Dengan santuy si bocah itu masih duduk diatas ranjang.

Didepan kamar ada 3 lelaki. Pak Lukman dan yang dua aku nggak tau siapa mereka.

"Fhika, tadi pak Andi ini liat katanya ada cowok masuk kekamar kamu." Tutur pak Lukman. "Apa benar?"

Ya Tuhan aku bingung, aku harus ngomong gimana. Tapi aku harus tetap jujur.

"Ii---iya Pak. Itu dia duduk disana." Jawabku dengan ragu.

Kepala ketiga Bapak ini menoleh masuk kekamarku. Mereka liat bocah pakai seragam SMA yang duduk diranjang tidurku.

Baiknya aku bilang dia adikku aja kali ya. Bukan maksud nyelametin dia, tapi nyelametin diri sendiri.

"Dia-----"

"Den Re!" Teriak pak Lukman. Kata-kataku terpotong karena ternyata pak Lukman kenal sama bocah ini.

"Bapak kenal sama anak itu?" Tanyaku.

"Iya." Pak Lukman pun masuk kekamarku. Disusul kedua bapak yang lainnya.

"Den Re ngapain disini?" Tanya pak Lukman.

"Main." Jawab bocah itu yang bernama Re. Benar-benar jawaban yang ngasal banget!!

"Pak, saya nggak kenal sama dia. Tadi pulang kerja saya lupa nggak kunci pintu." Aku berusaha ngejelasin kebenarannya.

"Kalo kamu nggak kenal sama bocah ini, kenapa pas masuk nggak langsung ngusir dia Mbak?" Tanya pak Andi.

Sial aku dipojokin!

"Saya baru mandi Pak. Dan baru beberapa menit yang lalu saya keluar kamar mandi."

Aku menatap tajam ke Re. Dia cuma diam dengan wajah santainya. Sama sekali nggak berusaha menjelaskan apapun. Ini bocah nambah masalah saja. Menyebalkan!!

"Pak Lukman, apa bapak kenal sama bocah ini?" Tanya si bapak yang satunya. Kaya'nya dia salah satu keamanan di kampung ini.

Pak Lukman mengangguk. "Kenal pak. Dia Khaisar Re Paulan anak bungsu majikan saya." Jelas pak Lukman.

"Maaf pak kalau begitu kita harus membicarakan ini sama majikan Bapak. Ini mereka didalam kamar berduaan lho."

"Tapi kami nggak ngapa-ngapain pak." Aku bingung harus gimana.

"Fhika bapak percaya sama kamu nak. sekarang kita kerumahnya Tuan Paul dulu. Biar Tuan yang memutuskan."

Tuan Paul dia bilang? Seriusan ini Tuan Drax Paulan yang terkenal itu?

Nggak ada yang bisa aku lakukan. Aku cuma bisa diam nurut. Lagi-lagi aku harus nanggung kesalahan yang dibikin orang lain. Gini amat sih nasibku.

 

pukul 1.15 am

Kami berlima sampai didepan rumah yang sangat besar. Rumah yang bernuansa gold dan halaman rumah yang begitu besar. Kami kesini naik mobil Pak Dukuh yang tadi ikut ke kost ngecek kamarku.

Kami semua turun dari mobil. Pak Lukman langsung membuka pintu rumah utama. Mempersilahkan kami berempat termasuk Re untuk segera masuk kedalam rumah.

Diruang tamu, disana ada dua orang yang sepertinya adalah kedua orang tua Re.

Omegoottt!!! Benar dugaanku. Ini beneran Tuan Drax Paulan orang terpandang di negara ini. Dengan sopan orang itu mempersilahkan kami untuk duduk.

"Ada apa pak Lukman?" Tanya Tuan Paul papanya Re.

"Begini tuan," pak Lukman menarik nafasnya dalam-dalam. "Kami memergoki Den Re berada didalam kamar nak Fhika tengah malam. Hanya berdua saja."

Tuan Paul sampai ngelepas kaca matanya buat melihat wajahku. Mamanya pun sama. Expresiku? Perasaanku? Aku ngrogi. Tubuhku rasanya panas dingin. Aku nggak salah tolong lepasin aku dari masalah ini.

"Re, sayang dia pacar kamu?" Tanya sang mama Nyonya Paul. "Itu muka kamu kenapa nak?"

Ya Tuhan, wajah bocah ini beneran datar tanpa expresi. Santai banget pokoknya. Dia duduk bersandar sofa sambil melipat tangan didepan dada. Mataku membulat melihat jawaban Re.

Dia cuma ngangguk. Apa maksudnya coba?

"Oh jadi dia pacar kamu." Sahut Tuan Paul.

"Eh lo jangan ngawur deh." Aku pukul pahanya Re. Karna kebetulan Re duduk disebelahku.

"Nggak Tuan, Nyonya. Saya nggak kenal sama dia. Saya baru tadi ketemu sama dia. Dia tiba-tiba masuk kekamar saya dalam keadaan bonyok gini. Saya juga baru tau namanya tadi." Ucapku dengan sejujur-jujurnya.

"Gue kenal elo Safhika Revlina Darma." sahut Re.

Mataku kembali membulat sempurna. Kok dia bisa tau namaku? Dari mana dia mengenalku?

Kedua orang tuanya malah tersenyum. Bikin gue tambah ngilu. Expresi apa ini!!!

"Kita harus gimana sebagai orangtuanya pak?" Tanya Tuan Paul.

"Kita harus menikahkan mereka pak." Kata pak Dukuh.

Kata-kata yang mampu membuat netralku dan Re membulat bersama.

"NIKAH??" Ucap kami berdua bersamaan.

"Iya Den, jika den Re belum bersedia, kita bisa melakukan pernikahan siri saja." Sahut pak Lukman.

"Kalau Re harus nikah, saya maunya mereka nikah resmi saja." Pinta Tuan Paul.

Disini perasaanku semakin gusar. Aku nggak tau harus ngapain lagi.

"Pa, Re masih sekolah. Baru saja naik kelas 3. Masa' papa udah mau nikahin Re sih." Bantah Re.

Ni bocah, kenapa ngebantahnya nggak dari awal tadi sih. Kenapa baru sekarang. Pengen aku guyur pakai kuah soto!!!

"Pernikahan secara diam-diam Re. Cukup kita datang ke KUA. Cuma kita saja." Lanjut Tuan Paul. "Gimana ma?" Si Papa natap mama minta pendapat.

"Fhika, orangtua kamu dimana?" Tanya Nyonya Paul.

"Saya yatim piatu Nyonya. Saya hidup sebatangkara disini. Saya nggak punya siapapun dan nggak punya apapun. Saya juga cuma lulusan SMK. Dan saya kost ditempat Pak Lukman. Saya rasa, saya nggak cocok berada dikeluarga Tuan dan Nyonya." Aku sadar diri siapa aku. Aku nggak mau jadi pungguk yang merindukan bulan.

Bodo amat, aku nggak mau nikah seperti ini. Sama anak SMA pula. Aku harus bikin imajeku sejelek mungkin.

"Pak Dukuh bisa minta tolong atur syaratnya kan?" Kata Tuan Paul.

"Bisa pak." Jawab pak dukuh dengan sangat mantap.

"Baiklah. Dua hari lagi kalian akan menikah di KUA. Tanpa acara apapun." Lanjut Tuan Paul.

Kaget lagi. Mataku lagi-lagi membulat sempurna, hampir keluar. Gimana ceritanya coba? Bahkan Tuan Paul menyetujui aku jadi mantunya. Gila! Beneran gila!!

'Pak Lukman' aku menjerit dalam hati sambil menatap pak Lukman. Aku harap ada yang bisa gagalin kemauan ini. Aku belom siap.

"Pa-----"

"Re kamu tau kan apa kesalahan kamu? Fhika itu seorang wanita. Dan kalian berdua ada didalam kamar hanya berdua. Kira-kira apa yang akan dipikirkan orang-orang?" Belum selesai Re protes, papanya sudah menghujat dia dengan banyak kata-kata.

Sebenarnya benar juga sih. Eh tapi kan kita didalam emang nggak ngapa-ngapain. Lagi pula nggak ada 10 menit kok. Jika memang kita mau main wikwik, mana sempat. Tapi mana mungkin mereka ngerti. Aku cuma bisa diem.

 

Pukul 2.30 am

Didalam kamar kost aku nggak bisa tidur. Pikiranku beneran kacau. Yang benar saja, aku besok dua hari lagi nikah.

"Dua hari lagi Fhika. Elo bakal nikah sama anak SMA. Iya suami elo masih anak SMA."

"Ya Tuhan jalan hidup gue miris banget sih. Kapan gue bahagianya."

"Gue nggak bisa dan nggak mungkin nolak. Tuan Paul pengusaha terkaya dan paling sukses se Indonesia. Bahkan namanya pun terkenal dimana-mana. Siapa yang bisa nolak kemauannya?"

"Tapi gue nggak mau. Gue pengen hidup normal. Gue masih pengen hidup santuy, bisa bebas sama temen-temen gue."

"Gue ngimpi apa sih. Gue harap ini emang cuma mimpi. Gue harap nanti pagi ini nggak nyata."

"Aduhh, bahkan Tuan Paul menyetujuinya. aaarrgggg!!!!"

Aku beneran mirip orang gila. Sampe pagi aku ngomong sendiri di atas ranjang. Mataku nggak bisa merem sedetik pun. Padahal selasa ini aku ada jadwal masuk pagi. Dan hasilnya, ada lingkaran hitam yang menghiasi bawah mataku. Malu banget.

 

"Fhika, semalam lo nggak tidur ya?" Tanya kak Mike senior chef di caffe. Mike itu laki-laki lho ya

"Semalam nggak bisa tidur kak." Aku tersenyum simpul ke kak Mike.

"Gue dengar sih semalem anak-anak SMA tawurannya sampai pagi. Digrebeg polisi, dan mereka kabur ke tempat gang-gang kecil. nggak nyampe kostan elo kan ka?"

Oh jadi semalam Re beneran ngumpet dikamarku. Jadi luka-luka di wajahnya itu karna tawuran. Huufftt tapi kenapa mesti masuknya ke kamarku sih. Frustasi banget rasanya. Aku cemberut, pusing banget kepalaku.

"Hey." Kak Mike nyolek hidung mancungku. "Kok malah cemberut sih?"

Aku berusaha tetap tersenyum. "Nggak papa kok kak."

"Eh kalian malah pacaran. Nih pesenan udah numpuk." Siska naruh selembar kertas pesanan para pelanggan.

Aku langsung nyambar kertas itu. Setelah faham, aku mulai nata gelas dan cangkir. sedangkan kak Mike segera ngambil bahan di kulkas.

"Gue tau, semalam lo pulang dianterin Ifan kan?" Siska nyenggol lenganku.

"Iya Sis, itu karna ada tawuran. Jadi gue dianter pulang. Demi keamanan." Jawabku seadanya.

"Idih najis banget lo. Demi elo yang genit gue baru percaya." Sahut Siska.

Huh terserah deh Siska, aku lagi pusing dan aku malas debat. Aku sodorkan nampan yang berisi 4 cangkir moccacino dan vannilacoffe.

"Elo harusnya bantuin gue deketin Ifan bukannya ganjen ma Ifan. dasar temen nggak guna lo." Hujat Siska lagi.

Cukup membuang nafas kesal saja. Berkali-kali aku tekan bagian atas hidungku. Rasanya ngantuk, pusing, lelah banget pokoknya.

"Elo kok nggak ijin aja sih Ka? Muka lo pucet banget tuh." Kata kak Mike.

Aku mendekati kak Mike dan bantuin dia bikin menu yang belum kelar.

"Nggak papa kak. Karna nikah itu butuh biaya besar." Jawabku ngasal sambil tertawa kecil. Menandakan kalau aku lagi bercanda.

"Idih, anak baru kemaren sore dah mikir nikah aja." Ledeknya.

Eh iya ya, aku memang baru kemaren sore. Nggak nyangka juga udah mau nikah.

Ditengah sibuknya aku bantuin kak Mike, tiba-tiba seorang cowok yang memakai kemeja navy dengan tas ransel yang tersampir di pundaknya masuk kedapur. Dengan senyum khasnya yang sangat manis. Dialah Chillo nick Raivree.

"Fhika, buatin gue susu coklat kaya' biasanya ya." Ucapnya lalu duduk di kursi kebanggaannya.

"Eh tapi ini belum kelar kak."

"Kan ada Mike, biar dia yang kelarin. Ni setengah jam lagi gue ada matkul." Kata kak Nick. Dulu aku panggil dia Tuan, tapi dia nggak mau kalau aku panggil Tuan. Khusus untukku katanya harus panggil kakak. Kalau nggak mau, aku disuruh risain.

"Udah buatin sana. Biar nanti gue kelarin semua." Kata kak Mike.

"Ya udah deh gue buatin minum bos dulu."

Aku langsung pindah tempat untuk buatin minum kak Nick. Nggak perlu lama, minumannya segera ku antar ke meja depannya. Ternyata dari tadi dia ngeliatin aku sambil senyum mencurigakan.

"Makasih ya Fhika."

"Sama-sama kak. Kakak mau dibuatin apa lagi? Biar saya buatin kak." Ucapku semanis mungkin.

Dia memukul-mukul pelipisnya pake jari telunjuknya. "Apa ya?" Matanya terus natapku. Tatapan yang selalu membuatku malu. Aku milih nunduk natap segelas susu didepannya.

"Pengennya sih ditemenin sama elo Fhik." Lanjutnya.

"Aduh, Fhika masih banyak kerjaan kak. Kasihan kak Mike cuma sendirian."

"Mike udah pinter Fhika, dia sendirian juga bisa kok. Temeni ya, cuma 30 menit kok." Rayunya.

"Fhika temenin kak. Tapi sambil kerja. Masa' Fhika cuma berdiri begini. Nanti Fhika makan gaji buta dong."

"Ah elo mah gitu, nggak sayang ma gue." Kak Nick menyeruput susu nya yang sudah anget. "Kasih senyum manisnya dulu dong Fhik. Baru lo lanjut kerja lagi."

Huufftt memang ya orang aneh. Ini udah kebiasaan tiap masuk pagi. Pasti harus samperin kak Nick dulu. Suka banget dia bikin drama sama aku. Tapi tetap saja aku turutin inginnya dia. Aku senyum semanis manisnya. Walau aku sendiri nggak tau senyumku sebenernya manis apa nggak.

"Iihh lo cantik banget. Bikin pagi gue jadi lebih semangat." Dia cubit pipiku yang cubby. Tapi segera aku tepis tangannya itu.

"Sakit kak." Alasanku. Padahal aku agak grogi kalau disentuh sama dia. Aku yakin wajahku mirip udang goreng saat ini. "Ya udah saya balik kerja dulu ya kak."

Aku mundur dan kembali ke meja tempat buat minum. Sudah ada Siska yang sedari tadi bikin minum sendiri.

"Gue heran deh, bagusnya elo apa coba? Body juga nggak bagus. Kok Tuan Nick bisa manis gitu sih sama elo?" Ucap Siska setengah berbisik karna takut kak Nick dengar.

Aku sih nggak masalahin kata-kata Siska. Dia emang gitu kalo ngomong. Nggak pernah pakai basa-basi.

bersambung.......

Cerita fiksi ya.....terimakasih sudah mampir

jangan lupa like ya gaes❤️❤️❤️❤️

Terpopuler

Comments

azka aldric Pratama

azka aldric Pratama

di ulang 🤔🤔

2022-06-22

1

🌹T𝖎𝖌𝖆 𝕻𝖚𝖓𝖌𝖌𝖆𝖜𝖆🌹

🌹T𝖎𝖌𝖆 𝕻𝖚𝖓𝖌𝖌𝖆𝖜𝖆🌹

pindah ke apl mana thor

2021-10-28

0

Andi Hirata

Andi Hirata

pindah di apk mana bjirr autor jawab anjeng

2021-09-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!