Chapter 19 : Bala Bantuan Datang

Melihat ratusan pendekar ikut menyerang rombongan Kaisar Ming Long, penyusup yang tak lain adalah pendekar dari Sekte Malam Berdarah merasa mendapat bala bantuan yang cukup menguntungkan pihak mereka, untuk membunuh Kaisar Ming Long.

"Bala bantuan tiba!" teriak salah satu pendekar Sekte Malam Berdarah.

"Tetapi mereka itu siapa!" sahut pendekar yang lainnya.

"Tidak usah banyak berpikir, mereka dari aliram hitam sama seperti kita!" teriak pendekar yang terlihat paling kuat diantara yang lainnya.

Penyusup dari Sekte Malam Berdarah bersemangat dan mereka terlihat menggila ketika membunuh pengawal yang menjadi Kaisar Ming Long.

"Panglima Lu, ada sesuatu yang aneh!" salah satu pengawal bertanya karena melihat ratusan pendekar menyerang pengawal yang bertugas untuk mengawal Kaisar Ming Long.

"Iya." jawab Panglima Lu Chen menyipitkan matanya kemudian memainkan tombaknya untuk menusuk pengawal yang bertanya padanya.

"Ba-Bagaimana kau bisa mengetahuinya-" pengawal yang bertanya pada Panglima Lu Chen mati karena tusukan tombak yang tepat mengenai jantungnya.

"Bawahanku memanggil Tuan Lu Chen bukan Panglima Lu, alasan itu sudah cukup bagiku untuk membunuhmu!" Panglima Lu Chen tersenyum sinis pada penyusup yang menyamar jadi bawahannya yang telah mati di tangannya.

"Keadaan kami tidak menguntungkan!" Panglima Lu Chen merasa bahwa jumlah kekuatan musuh lebih besar daripada bawahannya yang mengawal Kaisar Ming Long.

Panglima Lu Chen menyipitkan matanya melihat banyak bawahannya yang telah tewas ditangan pendekar aliran hitam dari Sekte Mawar Hitam. Melihat salah satu pendekar yang menyerang rombongannya berlari dengan cepat kearah Kaisar Ming Long, Panglima Lu Chen menatap tajam pendekar yang hendak menyerang Kaisar Ming Long yang tak lain adalah Luo Xi.

"Tombak Petir Menggelegar!"

Panglima Lu Chen menyalurkan tenaga dalam pada tombak di tangannya kemudian dengan sekuat tenaga dia melemparkan tombaknya kearah Luo Xi.

"Manusia sialan itu!" Luo Xi mengumpat dalam hati ketika melihat tombak yang dilempar oleh Panglima Lu Chen melesat dengan cepat kearahnya, yang membuatnya bergidik adalah petir yang mengelilingi tombak tersebut dibarengi suara petir yang menggelegar membuat telinga menjadi bising.

Luo Xi mundur dengan cepat untuk menjauh dari serangan tombak Panglima Lu Chen, dengan kesal dia menatap tajam Panglima Lu Chen yang mengetahui rencananya.

"Argh!" teriak Luo Xi ketika tubuhnya tersambar petir yang mengelilingi tombak milik Panglima Lu Chen menyambar tubuhnya.

Panglima Lu Chen melompat dengan cepat ke kereta kuda yang dinaiki Kaisar Ming Long sambil mengambil tombaknya yang telah tertancap di tanah.

"Tidak akan kubiarkan kalian menyentuh Yang Mulia Long sedikitpun!" suara Panglima Lu Chen terdengar seperti sambaran petir bagi pendekar dari aliram hitam.

Luo Xi mengepalkan tangannya dan melampiaskan seluruh kekesalannya ke bawahan Panglima Lu Chen.

"Argh!" teriakan bawahan Panglima Lu Chen yang terbunuh di tangan Lio Xi.

Disisi lain Yan Xiang yang sedang bertarung dengan bawahan Panglima Lu Chen yang bertugas mengawal Ming Long, yang dimana kemampuan mereka masih sangat jauh di bawahnya, dia dapat memgatasi pengawal dengan mudah. Yan Xiang membunuh puluhan pengawal dengan golok di tangannya.

"Pertama kita habisi yang lemah dulu, setelah itu baru membunuh mangsa yang lebih besar." perintah Yan Xiang pada anggotanya.

Ratusan pendekar dari Sekte Mawar Hitam berteriak dengan penuh semangat, setelah itu mereka menyerang secara membabi buta membuat pengawal yang menjaga Kaisar Ming Long menjadi ciut nyalinya, apalagi jumlah mereka sangat sedikit sekarang.

Luo Xi tertawa melihat semangat para anggota pendekar sektenya yang membabi buta membunuh pengawal Kaisar Ming Long.

"Kenapa Panglima? Apa kau takut melihat kekuatan kami?!" Luo Xi tersenyum sinis menatap tajam Panglima Lu Chen.

"Mereka menghabisi seluruh bawahanku terlebih dahulu, setelah itu mereka baru mulai menyerangku." batin Panglima Lu Chen tidak beranjak pergi dari sisi Kaisar Ming Long, karena dirinya juga menyadari jika dia pergi membantu bawahannya, maka nyawa Kaisar Ming Long akan hilang dalam sekejap dengan mudah. Pilihan sulit untuk memilih satu atau dua sebuah pilihan antara bawahannya atau Kaisar Ming Long. Membuat Panglima Lu Chen lebih memilih Kaisar Ming Long, dan mengorbankan bawahannya.

"Siapa yang menyuruh kalian? Bedebah sialan!" Panglima Lu Chen menatap tajam Luo Xi yang sedang terus membunuh bawahannya.

Luo Xi hanya tersenyum sinis tidak menjawab pertanyaan Panglima Lu Chen dan dirinya lebih memilih fokus untuk menghabisi pengawal yang sedang menjaga Kaisar Ming Long.

"Ada seseorang pemberontak atau pengkhianat diantara orang yang dekat dengan Yang Mulia Long, aku sangat yakin itu!" batin Panglima Lu Chen membayangkan beberapa orang yang diriniya curigai.

"Panglima, kau akan mati hari ini bersama dengan kepala Kaisar Long!" Luo Xi menodongkan pedangnya pada Panglima Lu Chen.

"Ini yang terakhir!" Yan Xiang menebas kepala pengawal terakhir yang melawan Sekte Mawar Hitam.

"Ketua Luo Xi saatnya kita mengincar mangsa yang besar!" Yang Xiang melompat kesamping Luo Xi untuk mengeroyok Panglima Lu Chen yang sedang menjaga Kaisar Ming Long.

"Lu Chen pergilah dan antarkan ini kepada Lian'er." Ming Long melepas kalung permata berwarna emas yang melingkar dilehernya dan memberikan kepada Panglima Lu Chen, Kaisar Ming Long menyuruh Panglima Lu Chen melarikan diri sendiri dengan ilmu meringankan tubuh miliknya.

"Tidak, hamba tidak bisa meninggalkan Yang Mulia Long sendirian." Panglima Lu Chen tidak menyangka mendengar perkataan tersebut dari mulut Kaisar Ming Long.

Panglima Lu Chen membawa tubuh Kaisar Ming Long turun dari kereta kuda untuk melindunginya, tidak berapa lama dirinya yang dikelilingi pendekar dari aliran hitam dan dua pendekar tingkat hitam yang melawan dirinya, situasi ini akan menjadi hal yang sulit baginya. Karena Panglima Lu Chen benar - benar telah tedesak.

"Sepertinya ini akan menjadi akhir bagiku." gumam Panglima Lu Chen yang sedang mengelurkan aura intimidasi untuk mengulur waktu dan mencari celah untuk kabur.

Luo Xi dan Yan Xiang tersenyum sinis melihat tindakan Panglima Lu Chen yang di takuti aliran hitam, kini tak berdaya di depan mata mereka karena sekuat apapun dirinya, Panglima Lu Chen tetap tidak bisa membiarkan Kaisar Ming Long terluka dan itu juga menjadi kelemahan terbesarnya.

"Serang! Jangan biarkan dia mati dengan cepat, kita siksa dia agar panglima itu tahu betapa mengerikannya Sekte Mawar Hitam!" perintah Luo Xi kepada para anggota pendekar sektenya yang mengelilingi Panglima Lu Chen dan bersiap untuk menyerang dari berbagai arah.

Panglima Lu Chen menangkis setiap serangan pendekar tingkat satu dan pendekar tingkat dua dari Sekte Mawar Hitam dengan mudah, tetapi ketika Luo Xi dan Yan Xiang ikut menyerang situasi berubah dengan cepat. Panglima Lu Chen terdesak dan tubuhnya juga terluka karena terkena goresan tebasan pedang dan golok yang digunakan oleh Luo Xi dan Yan Xiang.

"Situasi ini tidak menguntungkanku!" Panglima Lu Chen berdecak kesal karena dirinya tidak bisa berbuat banyak ketika Luo Xi dan Yan Xiang terus melayangkan tebasan padanya.

Ketika Luo Xi melompat dan berlari dengan cepat kearah Kaisar Ming Long, Panglima Lu Chen ditahan Yan Xiang bersama puluhan pendekar tingkat satu dan pendekar tingkat dua dari Sekte Mawar Hitam sehingga dirinya tidak bisa bergerak cepat menyusul Luo Xi.

"Minggir kalian!" Panglima Lu Chen menebas setiap pendekar yang menghalanginya dengan dua kali tebasan mereka mati di tangan Panglima Lu Chen.

Terlalu fokus pada Luo Xi, membuat pertahanan Panglima Lu Chen terbuka lebar, melihat hal tersebut Yan Xiang menusuk badan Panglima Lu Chen dari belakang.

"Aku membunuh Panglima Lu Chen!" teriak Yan Xiang menusuk badan Panglima Lu Chen dengan golok kesayangannya dari belakang.

"Tidak kusangka Manusia Petir Kuru mati ditanganku!" Yan Xiang tertawa penuh kemenangan melihat goloknya menembus badan Panglima Lu Chen.

Luo Xi tertawa melihat Yan Xiang menusuk Panglima Lu Chen, dirinya tidak membuang kesempatan untuk membunuh Kaisar Ming Long yang sedang tanpa penjagaan.

"Selamat tinggal Kaisar Long, masa kejayaanmu telah berakhir!" Pedang tajam Luo Xi yang berayun mengarah kearah leher Kaisar Ming Long melesat dengan cepat.

Kaisar Ming Long pasrah dan memejamkan matanya, tak lama wajah anak terakhirnya yang bernama Ming Lian muncul didalam pikirannya.

"Maafkan ayahmu ini Lian'er, pada saat itu ayah telah mengusirmu dari rumah." batin Ming Long menjerit ketika mengingat masa lalunya.

Ketika tebasan pedang Luo Xi hampir menyentuh leher Ming Long, sosok pria dengan luka di mata kirinya datang menahan pedang Luo Xi dengan katananya.

"Maafkan atas keterlambatan Shingen, ayah." Shingen tersenyum sinis sambil menahan pedang Luo Xi dengan katananya.

Terpopuler

Comments

Yana

Yana

mantapp

2020-06-21

0

spartack padang

spartack padang

gomu gomu no banana

2020-04-25

1

#Di Rumah Aja

#Di Rumah Aja

uuh puas bngun tdur baca ini
mkasih bor dh crazy up

2020-04-12

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Pendekar Buruk Rupa
2 Chapter 2 : Masa Lalu
3 Chapter 3 : Proses Persalinan
4 Chapter 4 : Harumi
5 Chapter 5 : Bayi Ajaib
6 Chapter 6 : Ming Fengying Dan Tsukuyomi Kenshin
7 Chapter 7 : Second Chance
8 Chapter 8 : Pertemuan 22 Samurai Pengikut Shingen
9 Chapter 9 : Penyusup
10 Chapter 10 : Sekte Mawar Hitam
11 Chapter 11 : Rencana Bayi Ajaib
12 Chapter 12 : Sembilan Tingkatan Pendekar
13 Chapter 13 : Ilmu Topeng
14 Chapter 14 : Bersama Tao Lulu
15 Chapter 15 : Ilmu Pengendali Hati
16 Chapter 16 : Memulai Rencana
17 Chapter 17 : Rencana Pangeran She
18 Chapter 18 : Penyusup Pengawal Kaisar Ming Long
19 Chapter 19 : Bala Bantuan Datang
20 Chapter 20 : Rencana Gagal
21 Chapter 21 : Akhir Dari Ketua Kelima Sekte Mawar Hitam
22 Chapter 22 : Burung Beo Ajaib
23 Chapter 23 : Kota Pinyin
24 Chapter 24 : Kedatangan Pangeran She
25 Chapter 25 : Kebusukan Pangeran She
26 Chapter 26 : Sekte Harimau Putih
27 Chapter 27 : Operasi Malam Di Bei
28 Chapter 28 : Penyerangan Sekte Malam Berdarah
29 Chapter 29 : Awal Pertempuran Malam Berdarah Di Bei
30 Chapter 30 : Pertempuran Di Sudut Kota
31 Chapter 31 : Kedatangan Bala Bantuan Dari Sekte Mawar Hitam
32 Chapter 32 : Kekuatan Katana Dewa Bulan
33 Chapter 33 : Pewaris Kekuatan Surgawi : Tsukuyomi
34 Chapter 34 : Bentrokan Di Sudut Kota
35 Chapter 35 : Akhir Dari Sekte Mawar Hitam
36 Chapter 36 : Senjata Kuno Tipe Pusaka : Cincin Petir
37 Chapter 37 : Terungkapnya Identitas Sang Pengkhianat
38 Chapter 38 : Gagalnya Rencana Xia Hu
39 Chapter 39 : Akhir Pertempuran Malam Berdarah Di Bei
40 Chapter 40 : Kuroma Henka
41 Chapter 41 : Kedamaian Di Bei
42 Chapter 42 : Pertumbuhan Ming Fengying
43 Chapter 43 : Berumur Lima Tahun
44 Chapter 44 : Penjaga Pintu Masuk Lembah Batu
45 Chapter 45 : Sekte Lembah Batu
46 Chapter 46 : Tabib Batu Awan
47 Chapter 47 : Yuan Shi
48 Chapter 48 : Hukuman Satu Minggu Penuh
49 Chapter 49 : Sampai Bertemu Empat Tahun Kemudian
50 Chapter 50 : Bangkitnya Pewaris Kekuatan Surgawi
51 Chapter 51 : Sang Merah
52 Chapter 52 : Shingen Dan Kenshin
53 Chapter 53 : Perkembangan Empat Tahun
54 Chapter 54 : Pernapasan Sirih
55 Chapter 55 : Fujin Dan Sanada
56 Chapter 56 : Meninggalkan Wilayah Bei
57 Chapter 57 : Asap Putih
58 Chapter 58 : Terlambat
59 Chapter 59 : Penyergapan
60 Chapter 60 : Salah Satu Dari Tiga Darah
61 Chapter 61 : Shingen vs Wang Zhou
62 Chapter 62 : Akhir Dari Organisasi Bertudung Putih
63 Chapter 63 : Kota Huaran
64 Chapter 64 : Tuduhan Pembunuh Bayaran
65 Chapter 65 : Saksi Mata Yang Diincar Pembunuh Bayaran
66 Chapter 66 : Ming Fengying menggoda?
67 Chapter 67 : Lebih Dingin Dari Pembunuh Bayaran
68 Chapter 68 : Soo Yun Gadis Dari Negeri Jisa
69 Chapter 69 : Buku Cerita Dari Luar Benua Jiu, Karya Syhpo?
70 Chapter 70 : Danau Qing
71 Chapter 71 : Penghuni Danau Qing
72 Chapter 72 : Kota Jinning
73 Chapter 73 : Zhao Meng Pemilik Perkumpulan Sakura Jernih Berguguran
74 Chapter 74 : Kebenaran, Pesta Ria Dan Rencana
75 Chapter 75 : Pergerakan Menyikap Kebenaran Kota Jinning
76 Chapter 76 : Kebusukan Seorang Pangeran Dan Gejolak Awal Di Kota Jinning
77 Chapter 77 : Peran Sebagai Pembunuh
78 Chapter 78 : Rumah Bordil Berdarah
79 Chapter 79 : Tanganku Terlalu Berdosa Untuk Menyentuhmu
80 Chapter 80 : Rumah Bordil Berdarah! 3 vs 3!
81 Chapter 81 : Matahari Terbit Di Kota Jinning
82 Chapter 82 : Meninggalkan Kota Jinning
83 Chapter 83 : Sekedar Memastikan! Kamu Dia Atau Bukan?
84 Chapter 84 : Pegunungan Tiangan
85 Chapter 85 : Istana Langit
86 Chapter 86 : Dua Prasasti Dan Kitab Yang Disembunyikan Lin Kin!
87 Chapter 87 : Permintaan Shingen Dan Jawaban Lin Kin
88 Chapter 88 : 3 Hari Sebelum Pertemuan Putih Suci Dimulai!
89 Chapter 89 : Pangeran Nakal Dan Tuan Putri Sayu
90 Chapter 90 : Jia Wu
91 Chapter 91 : Ruang Penghakiman Langit
92 Chapter 92 : Pertemuan Putih Suci
93 Chapter 93 : Pertemuan Putih Suci Bagian II
94 Chapter 94 : Pertemuan Putih Suci Bagian III
95 Chapter 95 : Pertemuan Putih Suci Bagian IV
96 Chapter 96 : Pertemuan Putih Suci Bagian V
97 Chapter 97 : Pertemuan Putih Suci Bagian VI
98 Chapter 98 : Penyusup Di Pegunungan Tiangan
99 Chapter 99 : She Liong
100 Chapter 100 : Rahasia Di Balik Ilmu Jiwa Pembangkitan
101 Sypho(Salah Satu Lima Penguasa Di Dunia)
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Chapter 1 : Pendekar Buruk Rupa
2
Chapter 2 : Masa Lalu
3
Chapter 3 : Proses Persalinan
4
Chapter 4 : Harumi
5
Chapter 5 : Bayi Ajaib
6
Chapter 6 : Ming Fengying Dan Tsukuyomi Kenshin
7
Chapter 7 : Second Chance
8
Chapter 8 : Pertemuan 22 Samurai Pengikut Shingen
9
Chapter 9 : Penyusup
10
Chapter 10 : Sekte Mawar Hitam
11
Chapter 11 : Rencana Bayi Ajaib
12
Chapter 12 : Sembilan Tingkatan Pendekar
13
Chapter 13 : Ilmu Topeng
14
Chapter 14 : Bersama Tao Lulu
15
Chapter 15 : Ilmu Pengendali Hati
16
Chapter 16 : Memulai Rencana
17
Chapter 17 : Rencana Pangeran She
18
Chapter 18 : Penyusup Pengawal Kaisar Ming Long
19
Chapter 19 : Bala Bantuan Datang
20
Chapter 20 : Rencana Gagal
21
Chapter 21 : Akhir Dari Ketua Kelima Sekte Mawar Hitam
22
Chapter 22 : Burung Beo Ajaib
23
Chapter 23 : Kota Pinyin
24
Chapter 24 : Kedatangan Pangeran She
25
Chapter 25 : Kebusukan Pangeran She
26
Chapter 26 : Sekte Harimau Putih
27
Chapter 27 : Operasi Malam Di Bei
28
Chapter 28 : Penyerangan Sekte Malam Berdarah
29
Chapter 29 : Awal Pertempuran Malam Berdarah Di Bei
30
Chapter 30 : Pertempuran Di Sudut Kota
31
Chapter 31 : Kedatangan Bala Bantuan Dari Sekte Mawar Hitam
32
Chapter 32 : Kekuatan Katana Dewa Bulan
33
Chapter 33 : Pewaris Kekuatan Surgawi : Tsukuyomi
34
Chapter 34 : Bentrokan Di Sudut Kota
35
Chapter 35 : Akhir Dari Sekte Mawar Hitam
36
Chapter 36 : Senjata Kuno Tipe Pusaka : Cincin Petir
37
Chapter 37 : Terungkapnya Identitas Sang Pengkhianat
38
Chapter 38 : Gagalnya Rencana Xia Hu
39
Chapter 39 : Akhir Pertempuran Malam Berdarah Di Bei
40
Chapter 40 : Kuroma Henka
41
Chapter 41 : Kedamaian Di Bei
42
Chapter 42 : Pertumbuhan Ming Fengying
43
Chapter 43 : Berumur Lima Tahun
44
Chapter 44 : Penjaga Pintu Masuk Lembah Batu
45
Chapter 45 : Sekte Lembah Batu
46
Chapter 46 : Tabib Batu Awan
47
Chapter 47 : Yuan Shi
48
Chapter 48 : Hukuman Satu Minggu Penuh
49
Chapter 49 : Sampai Bertemu Empat Tahun Kemudian
50
Chapter 50 : Bangkitnya Pewaris Kekuatan Surgawi
51
Chapter 51 : Sang Merah
52
Chapter 52 : Shingen Dan Kenshin
53
Chapter 53 : Perkembangan Empat Tahun
54
Chapter 54 : Pernapasan Sirih
55
Chapter 55 : Fujin Dan Sanada
56
Chapter 56 : Meninggalkan Wilayah Bei
57
Chapter 57 : Asap Putih
58
Chapter 58 : Terlambat
59
Chapter 59 : Penyergapan
60
Chapter 60 : Salah Satu Dari Tiga Darah
61
Chapter 61 : Shingen vs Wang Zhou
62
Chapter 62 : Akhir Dari Organisasi Bertudung Putih
63
Chapter 63 : Kota Huaran
64
Chapter 64 : Tuduhan Pembunuh Bayaran
65
Chapter 65 : Saksi Mata Yang Diincar Pembunuh Bayaran
66
Chapter 66 : Ming Fengying menggoda?
67
Chapter 67 : Lebih Dingin Dari Pembunuh Bayaran
68
Chapter 68 : Soo Yun Gadis Dari Negeri Jisa
69
Chapter 69 : Buku Cerita Dari Luar Benua Jiu, Karya Syhpo?
70
Chapter 70 : Danau Qing
71
Chapter 71 : Penghuni Danau Qing
72
Chapter 72 : Kota Jinning
73
Chapter 73 : Zhao Meng Pemilik Perkumpulan Sakura Jernih Berguguran
74
Chapter 74 : Kebenaran, Pesta Ria Dan Rencana
75
Chapter 75 : Pergerakan Menyikap Kebenaran Kota Jinning
76
Chapter 76 : Kebusukan Seorang Pangeran Dan Gejolak Awal Di Kota Jinning
77
Chapter 77 : Peran Sebagai Pembunuh
78
Chapter 78 : Rumah Bordil Berdarah
79
Chapter 79 : Tanganku Terlalu Berdosa Untuk Menyentuhmu
80
Chapter 80 : Rumah Bordil Berdarah! 3 vs 3!
81
Chapter 81 : Matahari Terbit Di Kota Jinning
82
Chapter 82 : Meninggalkan Kota Jinning
83
Chapter 83 : Sekedar Memastikan! Kamu Dia Atau Bukan?
84
Chapter 84 : Pegunungan Tiangan
85
Chapter 85 : Istana Langit
86
Chapter 86 : Dua Prasasti Dan Kitab Yang Disembunyikan Lin Kin!
87
Chapter 87 : Permintaan Shingen Dan Jawaban Lin Kin
88
Chapter 88 : 3 Hari Sebelum Pertemuan Putih Suci Dimulai!
89
Chapter 89 : Pangeran Nakal Dan Tuan Putri Sayu
90
Chapter 90 : Jia Wu
91
Chapter 91 : Ruang Penghakiman Langit
92
Chapter 92 : Pertemuan Putih Suci
93
Chapter 93 : Pertemuan Putih Suci Bagian II
94
Chapter 94 : Pertemuan Putih Suci Bagian III
95
Chapter 95 : Pertemuan Putih Suci Bagian IV
96
Chapter 96 : Pertemuan Putih Suci Bagian V
97
Chapter 97 : Pertemuan Putih Suci Bagian VI
98
Chapter 98 : Penyusup Di Pegunungan Tiangan
99
Chapter 99 : She Liong
100
Chapter 100 : Rahasia Di Balik Ilmu Jiwa Pembangkitan
101
Sypho(Salah Satu Lima Penguasa Di Dunia)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!