"Aku juga tidak sabar Lulu... Ying'er adalah anak yang luar biasa."balas Ming Lian tersenyum manis sambil mengayunkan tubuh mungil Ming Fengying.
"Aku juga tidak menyangka saat itu bisa mendengar suara bayi yang bisa berbicara sesaat setelah lahir." sahut Tao Lulu yang sedang melihat wajah Ming Fengying.
Ming Fengying membuka matanya secara perlahan dan mengulurkan tangan mungilnya kearah Tao Lulu.
"Hmm... ada apa Ying'er? Sini biar Bibi yang gendong." ujar Tao Lulu tersenyum ketika Ming Lian memberikan Ming Fengying kepada Tao Lulu.
Ming Fengying menyentuh badan Tao Lulu dan menatap hutan impian.
"Maaf Bibi Lulu." batin Ming Fengying ketika tangan mungilnya menyentuh badan Tao Lulu yang sedang menggendongnya.
Ming Fengying melihat aura tubuh Tao Lulu, aura milik tabib perempuan itu terlihat tenang dan hangat, tubuh mungil Ming Fengying terasa seperti dipijat ketika melihat aura milik Tao Lulu semakin lama. Kemudian Ming Fengying juga merasakan bau perempuan yang menggendongnya terasa hangat.
"Tao Lulu bukanlah pengkhianatnya." batin Ming Fengying setelah selesai memeriksa Tao Lulu dengan ilmu topeng miliknya.
Ming Fengying berusaha mengingat semua yang terjadi pada kehidupan lamanya, dimulai dari dirinya dipungut oleh pria paruh baya dan dijual sebagai budak ketika berumur tujuh tahun, kemudian mengingat tentang ilmu silat yang dirinya pelajari di Sekte Taman Langit.
Melihat raut wajah Ming Fengying yang imut ketika mengerutkan dahi, Tao Lulu tersenyum lembut dan mengelus kepala Ming Fengying dengan lembut, setelah itu dja menjelaskan pada bayi mungil tersebut tentang Hutan Impian dan sedikit tentang dunia persilatan.
Ming Fengying hanya mendengar perkataan Tao Lulu dan melihat dari matanya yang menggemaskan.
"Aku ingin tahu alasan dari Bibu Lulu, mengapa salah satu dari Empat Peri Obat Kuru mengabdi pada bunda dan terlihat begitu setia?" batin Ming Fengying menatap Tao Lulu yang terus berbicara menjelaskan tentang dunia persilatan Kuru.
"Bisa jadi saat itu Tao Lulu dihukum mati karena melindungi bunda." hati Ming Fengying ketika mengingat nama Tao Lulu di kehidupan sebelumnya, Tao Lulu dikenal sebagai pengkhianat yang mencoba membunuh Kaisar Kuru di Bei.
"Aku harus mencari cara agar menghentikan siasat licik pangeran kedua." batin Ming Fengying yang bertekad menghentikan siasat licik dan jahat pangeran kedua yang berniat menguasai Kuru walaupun dirinya hanya dimanfaatkan oleh Sekte Aliran Hitam, pangeran kedua juga tidak menyadari pengkhianatan tersebut hingga ketika dirinya dibunuh maka pangeran kedua baru menyadari perbuatannya.
Ketika Tao Lulu sedang menceritakan tentang hutan impian, tiba - tiba muncul seekor burung beo betina menghampiri Tao Lulu dan hinggap dibadan Ming Fengying. Burung beo berwarna hitam dan ada sedikit berwarna kuning dikepalanya itu menatap tubuh mungil Ming Fengying.
"Burung beo? Apa ini sebuah kebetulan, berkat burung ini aku menjadi mengingat ilmu penukar raga." senyum Ming Fengying sambil melihat burung beo yang hinggap dibadannya.
Malam hari diruangan kamar megah yang berada di Istana Pinyin, Tao Lulu memungut burung beo dan merawatnya, karena dirinya melihat Ming Fengying seperti menyukai burung beo tersebut.
"Ying'er... ini burung beo peliharaanmu... biar Bibu Lulu yang merawatnya ya." ucap Tao Lulu menaruh burung beo tersebut dalam kurungan yang luas di ruangan kamarnya.
"Hmm... lihat itu Ying'er... Bibi Lulu membuatkan tempat burung yang bagus untukmu." sahut Ming Lian yang sedang menggendong Ming Fengying.
"Jika menggunakan ilmu penukar raga, maka akan sedikit merepotkan ketika aku sedang dikelilingi banyak orang." batin Ming Fengying yang mencoba mengingat beberapa ilmu yang tertulis didalam Kitab Suara Pikiranku.
Ming Fengying terdiam cukup lama dengan mata yang terus menatap burung beo, Ming Lian dan Tao Lulu mengira Ming Fengying sangat menyukai burung beo yang baru pertama kali dilihat oleh bayi berumur lima bulan itu, karena Ming Fengying terus menatap burung beo yang berada di dalam tempat kurungan yang telah dibuat oleh Tao Lulu.
"Oh iya... ilmu pengendali hati... aku harus menguasainya agar dapat memata - matai pangeran kedua ketika berada di Kuru." ketika Ming Fengying hendak tersenyum justru dirinya malah tertawa terbahak - bahak, membuat Ming Lian dan Tao Lulu tersenyum melihat tingkah bayi berumur lima bulan tersebut.
"Ying'er... mmmm." gumam Ming Lian mencium pipi malaikat kecilnya yang sedang tertawa terbahak - bahak.
"Ciluk... bah... ciluk... bah." Tao Lulu sedang bermain dengan Ming Fingyeng, perempuan itu mengira Ming Fingyeng tertawa karena tingkah dirinya.
"Masih saja sulit mengontrol emosi... sepertinya rasa senangku terlalu berlebihan." batin Ming Fengying kemudian dirinya terdiam selama beberapa saat dan tertidur digendongan Ming Lian.
"Aku pergi dulu Lulu... sepertinya Ying'er sudah ingin tidur." ucap Ming Lian tersenyum manis sebelum berpamitan dengan Tao Lulu.
"Iya Tuan Putri." jawab Tao Lulu menundukkan kepalanya pada Ming Lian.
"Ying'er adalah bayi ajaib, aku merasakan bahwa bayi mungil itu sudah membuka aura tubuhnya." gumam Tao Lulu yang sedang melihat Ming Lian menggendong Ming Fengying kian menjauh dari pandangan matanya.
Tao Lulu tersenyum mengingat masa dimana dirinya membantu persalinan Ming Lian. Dan, saat itu dirinya melihat bayi yang baru lahir bisa berbicara pada ayahnya.
"Aku tidak salah mengabdi pada orang yang membuatku kagum." gumam Tao Lulu lirih dan perlahan dia menutup matanya mengingat masa dimana pertama kali dirinya bertemu dengan Ming Lian.
Pada saat itu dirinya melihat seorang perempuan kecil keluarga kekaisaran berteman dengan rakyat biasa, tetapi semua pertemenan itu tidak bertahan lama ketika kakak kandung dari Ming Lian yaitu Tuan Putri ketiga menyuruh penjaga kekaisaran yang merupakan pasukan militer menegur anak - anak dari rakyat biasa yang bermain dengan Ming Lian agar menjauhi gadis kecil tersebut.
Ming Lian yang mengetahui bahwa itu adalah ulah kakaknya, tetapi dia tidak menaruh dendam sedikitpun pada kakak - kakaknya, bahkan ketika dirinya dijahili oleh kakak - kakaknya, Ming Lian hanya tersenyum dan tidak membalas perbuatan kakak - kakak kandungnya.
Yang paling membuat Tao Lulu merasa kagum adalah ketika Ming Lian kecil dituduh oleh kakak - kakaknya mencuri emas milik permaisuri Kaisar Kuru yang tak lain adalah ibu kandunhnya sendiri, tetapi dirinya hanya diam dan bersikap tenang tidak peduli. Ming Lian tidak peduli dengan tuduhan kakak - kakaknya, karena Ming Lian kecil merasa tidak pernah mencuri emas milik ibunya.
"Tuan Putri tidak berubah sejak saat itu... aku harus melindungi kebahagiaan Tuan Putri dari rencana jahat kakak - kakak kandungnya." batin Tao Lulu sambil menutup pintu ruangannya dan memikirkan cara agar pangeran kedua yang berkunjung ke Bei tidak berbuat semena - mena.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Yana
lanjut
2020-06-21
0
nbillariesti
melindungi tuam putri
2020-06-04
0
nbillariesti
melindungi tuam putri
2020-06-04
0