Pagi hari Ming Lian dengan ditemani Shingen sedang berjalan - jalan ke Hutan Impian, karena satu hari yang lalu malaikat kecilnya ingin menghirup udara hutan yang bersih sehingga Ming Lian mengikuti keinginan malaikat kecilnya.
"Ying'er ini adalah Hutan Impian... kemarin kamu bilang ingin kesini." ucap Ming Lian yang sedang menggendong Ming Fengying mungil ditangannya, dia sudah berada di depan Hutan Impian.
Ming Fengying mencoba menghirup udara di sekitarnya dan terasa sangat sejuk membuat para - paru tubuhnya nyaman
"Disini banyak udara murni... aku tidak perlu khawatir." batin Ming Fengying yang sedang mencoba melakukan olah napas walau sulit untuk menjaga aliran pernapasannya.
Ming Lian dan Shingen hanya tersenyum melihat malaikat kecil dan mungil mereka berdua, yang terlihat sedang mengolah napas dengan wajah tenangnya yang membuatnya terlihat sangat imut dan menggemaskan.
"Sayang, Kenshin kenapa? Apa dia sakit?" tanya Shingen penuh kekhawatiran, karena kemarin dia mendengar malaikat kecilnya menangis kesakitan hingga badannya merah semua.
"Kenshin? Anak kita namanya Ming Fengying sayang, hmph!" jawab Ming Lian sambil memalingkan wajahnya kesamping dan bermain dengan Ming Fengying, Ming Lian berjalan menyusuri hutan agar malaikat kecilnya melihat tumbuhan dan bunga - bunga yang bermekaran di Hutan Impian.
Shingen tidak bertanya lebih jauh lagi karena dirinya tetap menganggap malaikat kecilnya bernama Kenshin.
Ming Fengying terus menghirup udara murni hingga membuat tubuhnya merasa hangat.
Hari berikutnya Ming Lian membawa malaikat kecilnya kembali ke Hutan Impian, di waktu pagi hari ditemani Shingen dan Tao Lulu secara bergantian.
Ming Fengying bahkan cukup yakin kini tubuh mungilnya sudah meningkat kekebalannya daripada bayi biasa pada umumnya, tinggal dirinya mempelajari cara melihat aura lawan bicaranya tetapi dengan tubuh mungil bayinya, Ming Fengying kebingungan karena bagaimana bisa dia dapat membuka aura tubuhnya, dengan kondisi yang seperti ini.
"Bagaimana ini? Apakah aku harus mencari alasan pada bunda kembali agar ada seorang pendekar yang membantuku membuka aura tubuh mungilku." batin Ming Fengying kehabisan akalnya kali ini, dirinya terus memutar akalnya agar dapat membuka aura tubuhnya karena jika dirinya telah membuka aura tubuhnya, untuk menggunakan ilmu topeng bukanlah hal yang sulit baginya walau Ming Fengying memiliki tubuh bayi lucu dan mungil itu.
Ketika malam tiba Ming Fengying selalu tidur lebih awal namun malam ini dirinya belum tidur, karena dia terus mencari cara untuk membuka aura tubuhnya. Tetapi dia sadar ini adalah bukanlah sesuatu yang mudah, karena untuk berjalan dan berlari saja dirinya masih kesusahan apalagi duduk bersila bermeditasi semalaman adalah hal yang musathil baginya.
"Apa kata dunia? Jika melihat bayi kecil bermeditasi semalaman... bukankah itu akan menjadi hal yang aneh." batin Ming Fengying sambil tersenyum tipis dan tak berapa lama dirinya tertidur disamping Ming Lian yang memeluk tubuhnya.
Ketika tengah malam tiba Ming Fengying terbangun karena merasa ada yang aneh dengan tubuhnya, dengan mata kecil dan menggemaskannya. Ming Fengying mungil melirik kedua orang tuanya namun mereka tetap tertidur lelap.
"Emas? Putih?" batin Ming Fengying yang melihat aura tubuhnya berwarna emas dan putih keluar dari tubuhnya ketika dirinya melihat kedua tangan mungilnya.
"Bagaimana bisa auraku terbuka sendiri?" batin Ming Fengying yang bertanya - tanya karena merasa kondisi yang dialaminya cukup aneh baginya dan sulit dicerna.
"Warna auraku adalah warna yang langka... berbeda dengan kehidupanku yang sebelumnya dimana saat itu aku memiliki aura tubuh berwarna jingga." batin Ming Fengying tersenyum ketika melihat jumlah aura yang keluar dari tangan mungilnya mengalir keluar dengan deras bak air sungai yang terus mengalir.
Ming Fengying yang masih mengingat cara mengontrol aura agar tetap membungkus tubuhnya bersikap tenang. Dengan tidur terlentang disamping kedua orang tuanya, bayi mungil ini sedang mengontrol aliran aura yang keluar dengan deras seperti air keran dari tubuhnya.
"Akhirnya dengan ini aku bisa menggunakan ilmu topeng." batin Ming Fengying dengan senyuman tipis yang menyungging diwajah lucunya.
Ming Fengying menyentuh badan kedua orang tuanya yang sedang tidur bersamanya, dengan kedua tangan mungilnya, Ming Fengying mungil menyentuh badan kedua orang tuanya yang sedang tertidur.
"Maaf ayah... bunda..." batin Ming Fengying ketika kedua tangan mungilnya telah menyentuh badan kedua orang tuanya.
Ming Fengying tersenyum melihat aura milik kedua orang tuanya yang terasa lembut dan tenang ketika tangan mungilnya menyentuhnya. Ming Fengying juga tidak merasakan bau yang membuat hidungnya sensitif.
"Ying'er bersyukur sudah lahir menjadi anak dari bunda." gumam Ming Fengying melirik Ming Lian yang tertidur disampingnya.
"Kenshin bersyukur sudah lahir menjadi anak dari ayah." kemudian Ming Fengying melirik Shingen yang tidur disampingnya. Ming Fengying juga menyukai nama yang diberikan oleh ayahnya kepadanya.
Setelah mendengar Ming Fengying berkata seperti itu, kedua orang tuanya tersenyum dan membuka matanya kemudian mereka berdua memeluk tubuh mungil Ming Fengying.
"Ying'er... bunda juga bersyukur karena memiliki anak sepertimu." ucap Ming Lian sambil tersenyum hangat pada malaikat kecilnya.
"Kenshin... ayah juga bersyukur karena telah memiliki anak yang gagah dan ajaib sepertimu." ucap Shingen dengan mata tertutup kemudian pria itu kembali tertidur.
Ming Fengying tidak menyangka kedua orang tuanya memperhatikan dirinya yang telah bangun dari tidurnya ditengah malam, ingin rasanya dia berteriak dan bersembunyi karena merasa sangat malu. Tetapi tubuh mungilnya hanya bisa bergerak kekiri ke kanan dan membuka atau memejamkan matanya.
Ming Lian memeluk tubuh Ming Fengying dengan pelukan lembut dan hangat, kemudian perempuan berwajah cantik dan keibuan tersebut memejamkan matanya tidur kembali.
"Selamat malam bunda... " gumam Ming Fengying sebelum ikut tertidur kembali.
Malam berlalu menyalami sang surya yang sudah beranjak bangun dari tidur malamnya untuk menyinari dunia dengan cahayanya, embun menguap ketika cahaya dari sang surya yang sedang bersembunyi mulai menampakkan kehadirannya untuk membawa pagi yang cerah ini dengan sinar terangnya.
"Ying'er... lihat disana ada embun yang menguap karena sinar sang surya." seperti biasa Ming Lian membawa Ming Fengying ke Hutan Impian ditemani Tao Lulu.
"Tuan Muda Ying'er terlihat sehat - sehat saja? ... apa yang membuat Tuan Putri membawa Ying'er ke Hutan Impian setiap pagi?" tanya Tao Lulu penasaran, karena dia juga merupakan seorang pendekar yang mengetahu tentang dunia persilatan. Sehingga dirinya mengetahui bahwa di Hutan Impian banyak udara murni. Tao Lulu telah mencapai pendekar tingkat tinggi ketika berumur tiga puluh lima tahun sedangkan sekarang umur Tao Lulu adalah tiga puluh enam tahun.
"Hari itu... " Ming Lian menjelaskan kepada Tao Lulu tentang hari dimana Ming Fengying menangis kesakitan, kemudian setelah tenang Ming Lian bertanya pada malaikat kecilnya tentang penyebab alasan mengapa Ming Fengying bisa menangis. Dengan suara menggemaskan Ming Fengying menjawab pertanyaannya dengan alasan bahwa udara yang ia hirup di kamar adalah udara kotor.
Mendengar perkataan Ming Lian, tabib perempuan tersebut tersedak karena tidak menyangka bayi kecil yang terlihat begitu menggemaskan, sudah bisa membedakan mana udara murni dan mana udara kotor.
"Aku jadi tidak sabar melihat Ying'er tumbuh dewasa." ucap Tao Lulu tersenyum hangat sambil menatap wajah Ming Fingyeng yang sedang memejamkan matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Yana
jsja
2020-06-21
0
nbillariesti
menghirup udara segar
2020-06-04
1
spartack padang
waca
2020-04-25
1