Chapter 7 : Second Chance

"Aku telah terlahir kembali dengan nama yang baru dan sebuah kehidupan yang baru." batin Ming Fengying yang sedang melihat tangan mungilnya. Dia begitu menikmati suasana yang nyaman ini, dia sendiri juga tidak menyangka akan bereinkarnasi menjai bayi.

"Ying'er sayang... oh... Ying'er sayang... kalau tidak tidur, dicium bunda... mmmm." nyanyian merdu Ming Lian yang sedang menggendong malaikat kecilnya yang telah berumur lima bulan itu terdengar di ruangan kamar yang megah di Istana Pinyin, Ming Fengying tertawa ketika ibunya mencium pipinya. Rambut panjang ibunya yang menyentuh tubuhnya membuatnya geli hingga dirinya tertawa terbahak - bahak. Tetapi Ming Lian tidak menyadari hal tersebut dan menganggap malaikat kecilnya menyukai suaranya.

Melihat malaikat kecilnya yang sehat dan selalu tenang, Ming Lian bangga karena malaikat kecilnya yang bernama Ming Fengying terlahir dengan sebuah karunia dari tuhan, ketika malam bola mata Ming Fengying berwarna merah sedangkan ketika pagi hingga sore bola mata Ming Fengying seperti manusia pada biasanya berwarna hitam.

Shingen yang mengetahui bahwa anaknya merupakan jelmaan dewa bulan membuat dirinya ingin merahasiakan hal tersebut kepada istrinya, tetapi Shingen tidak tega jika dia melihat Ming Lian sedang menggendong dan menangkan Ming Fengying di kedua tangannya dengan lembut dan penuh kasih sayang. Istri itu mempunyai naluri sebagai seorang ibu, dia dapat dengan mudah menenangkan Ming Fengying yang menangis dan membuatnya tertawa kembali.

"Mmm... Ying'er kusayang." gumam Ming Lian pelan, terkadang dia berpikir bahwa sedikit pekerjaannya yang menjaga buah hatinya dan membesarkannya adalah pekerjaan yang terkadang membuatnya lelah, tetapi ketika melihat wajah Ming Fengying yang menggemaskan dia langsung luluh dan merasa semua beban maupun rasa letih terangkat dari pundaknya.

Shingen sudah memberitahukan tentang tubuh Ming Fengying anak mereka berdua kepada Ming Lian. Dan, istrinya itu menerimanya dengan cepat tanpa bertanya lebih banyak lagi. Bahkan Ming Lian menganggap itu adalah karunia dari sang pencipta yang diberikan kepada malaikat kecilnya.

"Aku tidak akan membiarkan orang itu mengetahui hal ini." gumam Shingen kemudian dia keluar kamar dan bergegas menemui pengikut 22 samurainya yang berada wilayah Bei.

Ming Fengying mencoba mengingat apa yang terjadi pada wilayah Bei di kehidupan sebelumnya. Menurutnya penyebab kehancuran wilayah Bei adalah keberadaan ibunya sendiri, Ming Lian saat itu dibunuh kakaknya sendiri yang bernama Ming She yang bekerja sama dengan Sekte Aliran Hitam.

"Pada saat itu aku hanya mendengar cerita tentang seorang samurai... " batin Ming Fengying menatap wajah ibunya, ketika Ming Fengying mengingat kejadian detail tentang kehancuran wilayah Bei dirinya sangat terkejut karena dia bisa melupakannya.

"Ketika umurku enam bulan, Sekte Aliran Hitam akan menyerbu tempat ini." batin Ming Fengying yang telah mengingat alasan mengapa wilayah Bei dihancurkan. Keberadaan ibunya dan sumber daya yang hanya ditemukan di wilayah Bei yaitu Jahe Emas dan tumbuhan langka yang sudah punah bernama Bunga Citra yang berada di Hutan Impian. Kedua alasan itu akan membuat Bei hancur.

Hutan impian adalah tempat para penduduk Bei melepaskan hewan peternakan mereka untuk memakan rumput liar yang tumbuh dengan bebas disana, julukan hutan impian sangat cocok dengan tempat itu karena Hutan Impian adalah surga tempat makanan yang ada di Bei. Dan, disana terdapat banyak pohon buah dan hewan yang menghuni hutan tersebut.

"Aku harus menghentikan penyerangan itu, aku harus membuat wilayah Bei tetap ada di Kekaisaran Kuru." yakin Ming Fengying membulatkan tekadnya tetapi dirinya juga bingung karena umurnya yang baru lima bulan ini membuatnya sulit untuk bertarung, bagaimana caranya agar dia menghentikan penyerangan tersebut. Ketika Ming Fengying berpikir seorang bayi yang bisa berlari cepat dan memegang pedang, dia tertawa terbahak - bahak karena menurutnya semua itu sangat lucu.

"Tetapi apakah hanya sekte aliran hitam yang menyerang Bei, jika kuingat kembali tempat ini langsung berbatasan dengan Kekaisaran Shi yang ada diutara." batin Ming Fengying khawatir jika semua yang telah ia perkirakan ternyata salah. Di kehidupannya yang sebelumnya. Ming Fengying tumbuh besar di permukiman yang kumuh sebelum dijual sebagai budak, satu hal yang dirinya takutkan ketika mengingat kehidupan lamanya. Dia mendengar banyak orang yang bilang bahwa wilayah Bei adalah tempat bertapa dari seekor naga yang mengerikan.

"Jangan bilang, Rieyu juga terlibat dalam penyerangan yang membunuh kedua orang tuaku... seharunya orang itu berada di Negeri Yamato sekarang." batin Ming Fengying cemas, dia terlalu memikirkan hal yang rumit hingga tak lama ia tertidur dipelukan ibunya yang sedang menyusuinya.

***

"Aku tidak akan membiarkan Rieyu merenggut keluargaku seperti yang dia lakukan sepuluh tahun yang lalu." batin Shingen pergi ke pusat permukiman Bei. Dia berjalan melewati gemerlap malam yang terang, bisa dibilang permukiman tersebut seperti kota besar karena banyak penduduk yang tinggal disana.

"Selamat sore Tuan Shingen ..."

"Tuan Shingen... mampir ke kedai makan kami."

"Tuan Shingen... apa kita akan minum - minum malam ini."

"Tuan Shingen... ajarkan aku cara menjadi seorang samurai."

Penduduk Bei menunduk dan menyapa Shingen yang lewat di depan mereka, dari anak kecil hingga orang tua semuanya begitu mengenal sosok orang yang menjadi penguasa dari wilayah Bei tersebut.

"Aku sedang sibuk jadi lain kali." balas Shingen tersenyum tipis setelah menjawab singkat sapaan dari beberapa penduduk Bei yang menegurnya.

"Tuan Shingen... ada apakah gerangan? Mengapa anda terlihat begitu terburu - buru." sapa salah satu dari 22 Samurai pengikut Shingen yang datang menghampirinya untuk menyapa dan menegurnya.

"Ichijo... kumpulkan yang lain, aku akan membicarakan hal yang sangat penting." perintah Shingen menyuruh seorang samurai yang menyapa dirinya untuk memanggil 22 samurai pengikutnya yang lain, samurai itu bernama Ichijo.

"Baik... Tuan Shingen... hamba akan memanggil yang lainnya."

"Kalau begitu hamba permisi."

Ichijo menundukkan kepalanya dan bergegas memanggil temannya yang lain untuk berkumpul.

Dua jam setelah Shingen menyuruh Icihjo memanggil 22 samurai yang lainnya, di sebuah tempat aula pertemuan yang bernama Rumah Harimau Bei. Disana terdapat Shingen yang sedang duduk disebuah tempat yang mirip dengan singgasana kecil. Singgasana kecil itu terlihat sederhana dengan ukiran kayu harimau menghiasinya.

"Jadi kalian telah datang semua?" ucap Shingen menatap para pengikutnya yang duduk beralaskan kain di teras kayu yang terbuat dari kayu ulin.

"Teman - temanku yang setia ini." ungkap Shingen ingin menjelaskan kepada para pengikutnya tentang identitas aslinya kepada mereka semua.

"Selamat sore semuanya, sepertinya malam ini, tempat kita Bei tercinta ini akan cerah disinari rembulan." ujar Shingen mengelus dagunya sambil menatap 22 samurai yang bersujud memberi hormat padanya.

"Apakah kita akan tetap melihat langit yang sama? Pertemuan yang diadakan sekali dua bulan ini masih dengan anggota yang sama... aku sangat bersyukur karena kita telah mempertahankan wilayah Bei dari serangan Sekte Aliran Hitam." ungkap Shingen tersenyum bahagia melihat pengikutnya masih dengan anggota yang sama dan mereka semua terlihat baik - baik saja.

"Kami merasa senang melihat Tuan Shingen baik - baik saja, kami doakan semoga Tuan Shingen bersama keluarga selalu diberi kesehatan." sahut salah satu samurai yang membungkuk kepada Shingen mengucapkan salam padanya.

"Terima kasih Sanada." balas Shingen menatap samurai dari ujung sebelah kiri hingga ujung sebelah kanan.

"Selamat atas kelahiran anak anda yang kini telah berumur lima bulan, kami doakan semoga Tuan Muda Ming Fengying menjadi seorang pria gagah dan pemberani dimasa depan." sahut Chibisuke yang mendoakan Ming Fengying dan memberi ucapan selamat kepada Shingen atas kelahiran anak pertamanya.

"Terimakasih Chibisuke, mengenai anakku yang baru lahir lima bulan yang lalu itu, aku ingin kalian semua menganggap anakku sama sepertiku." pinta Shingen menatap 22 samurai dengan tatapan kepercayaan kepada mereka.

"Maaf Tuan Shingen... walaupun itu adalah anak anda, tetapi aku tidak akan menerima orang yang lebih lemah dariku sebagai tuanku." jawab salah satu dari 22 samurai yang bernama Toramasa menolak permintaan Shingen dengan tegas.

"Aku juga menolak permintaan tersebut... aku menjadi 22 samurai karena sangat mengagumi dan menghormati Tuan Shingen, tetapi lain ceritanya jika aku juga harus menganggap anak dari Tuan Shingen menjadi tuanku." sahut salah satu dari 22 samurai yang berada disamping Toramasa dan orang itu juga menolak permintaan Shingen dengan jelas.

"Jaga mulut kalian! Toramasa! Masakage!" bentak seorang samurai yang bernama Kamejiro menyuruh kedua samurai yang menolak permintaan Shingen untuk menjaga sikap mereka didepan Shingen.

Karena menurut Kamejiro tindakan mereka berdua sama saja dengan membantah perintah Shingen.

Terpopuler

Comments

Pecinta Gondal Gandul

Pecinta Gondal Gandul

,

2020-07-25

0

Pecinta Gondal Gandul

Pecinta Gondal Gandul

udhhhh

2020-07-18

0

Pecinta Gondal Gandul

Pecinta Gondal Gandul

gassss

2020-07-11

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Pendekar Buruk Rupa
2 Chapter 2 : Masa Lalu
3 Chapter 3 : Proses Persalinan
4 Chapter 4 : Harumi
5 Chapter 5 : Bayi Ajaib
6 Chapter 6 : Ming Fengying Dan Tsukuyomi Kenshin
7 Chapter 7 : Second Chance
8 Chapter 8 : Pertemuan 22 Samurai Pengikut Shingen
9 Chapter 9 : Penyusup
10 Chapter 10 : Sekte Mawar Hitam
11 Chapter 11 : Rencana Bayi Ajaib
12 Chapter 12 : Sembilan Tingkatan Pendekar
13 Chapter 13 : Ilmu Topeng
14 Chapter 14 : Bersama Tao Lulu
15 Chapter 15 : Ilmu Pengendali Hati
16 Chapter 16 : Memulai Rencana
17 Chapter 17 : Rencana Pangeran She
18 Chapter 18 : Penyusup Pengawal Kaisar Ming Long
19 Chapter 19 : Bala Bantuan Datang
20 Chapter 20 : Rencana Gagal
21 Chapter 21 : Akhir Dari Ketua Kelima Sekte Mawar Hitam
22 Chapter 22 : Burung Beo Ajaib
23 Chapter 23 : Kota Pinyin
24 Chapter 24 : Kedatangan Pangeran She
25 Chapter 25 : Kebusukan Pangeran She
26 Chapter 26 : Sekte Harimau Putih
27 Chapter 27 : Operasi Malam Di Bei
28 Chapter 28 : Penyerangan Sekte Malam Berdarah
29 Chapter 29 : Awal Pertempuran Malam Berdarah Di Bei
30 Chapter 30 : Pertempuran Di Sudut Kota
31 Chapter 31 : Kedatangan Bala Bantuan Dari Sekte Mawar Hitam
32 Chapter 32 : Kekuatan Katana Dewa Bulan
33 Chapter 33 : Pewaris Kekuatan Surgawi : Tsukuyomi
34 Chapter 34 : Bentrokan Di Sudut Kota
35 Chapter 35 : Akhir Dari Sekte Mawar Hitam
36 Chapter 36 : Senjata Kuno Tipe Pusaka : Cincin Petir
37 Chapter 37 : Terungkapnya Identitas Sang Pengkhianat
38 Chapter 38 : Gagalnya Rencana Xia Hu
39 Chapter 39 : Akhir Pertempuran Malam Berdarah Di Bei
40 Chapter 40 : Kuroma Henka
41 Chapter 41 : Kedamaian Di Bei
42 Chapter 42 : Pertumbuhan Ming Fengying
43 Chapter 43 : Berumur Lima Tahun
44 Chapter 44 : Penjaga Pintu Masuk Lembah Batu
45 Chapter 45 : Sekte Lembah Batu
46 Chapter 46 : Tabib Batu Awan
47 Chapter 47 : Yuan Shi
48 Chapter 48 : Hukuman Satu Minggu Penuh
49 Chapter 49 : Sampai Bertemu Empat Tahun Kemudian
50 Chapter 50 : Bangkitnya Pewaris Kekuatan Surgawi
51 Chapter 51 : Sang Merah
52 Chapter 52 : Shingen Dan Kenshin
53 Chapter 53 : Perkembangan Empat Tahun
54 Chapter 54 : Pernapasan Sirih
55 Chapter 55 : Fujin Dan Sanada
56 Chapter 56 : Meninggalkan Wilayah Bei
57 Chapter 57 : Asap Putih
58 Chapter 58 : Terlambat
59 Chapter 59 : Penyergapan
60 Chapter 60 : Salah Satu Dari Tiga Darah
61 Chapter 61 : Shingen vs Wang Zhou
62 Chapter 62 : Akhir Dari Organisasi Bertudung Putih
63 Chapter 63 : Kota Huaran
64 Chapter 64 : Tuduhan Pembunuh Bayaran
65 Chapter 65 : Saksi Mata Yang Diincar Pembunuh Bayaran
66 Chapter 66 : Ming Fengying menggoda?
67 Chapter 67 : Lebih Dingin Dari Pembunuh Bayaran
68 Chapter 68 : Soo Yun Gadis Dari Negeri Jisa
69 Chapter 69 : Buku Cerita Dari Luar Benua Jiu, Karya Syhpo?
70 Chapter 70 : Danau Qing
71 Chapter 71 : Penghuni Danau Qing
72 Chapter 72 : Kota Jinning
73 Chapter 73 : Zhao Meng Pemilik Perkumpulan Sakura Jernih Berguguran
74 Chapter 74 : Kebenaran, Pesta Ria Dan Rencana
75 Chapter 75 : Pergerakan Menyikap Kebenaran Kota Jinning
76 Chapter 76 : Kebusukan Seorang Pangeran Dan Gejolak Awal Di Kota Jinning
77 Chapter 77 : Peran Sebagai Pembunuh
78 Chapter 78 : Rumah Bordil Berdarah
79 Chapter 79 : Tanganku Terlalu Berdosa Untuk Menyentuhmu
80 Chapter 80 : Rumah Bordil Berdarah! 3 vs 3!
81 Chapter 81 : Matahari Terbit Di Kota Jinning
82 Chapter 82 : Meninggalkan Kota Jinning
83 Chapter 83 : Sekedar Memastikan! Kamu Dia Atau Bukan?
84 Chapter 84 : Pegunungan Tiangan
85 Chapter 85 : Istana Langit
86 Chapter 86 : Dua Prasasti Dan Kitab Yang Disembunyikan Lin Kin!
87 Chapter 87 : Permintaan Shingen Dan Jawaban Lin Kin
88 Chapter 88 : 3 Hari Sebelum Pertemuan Putih Suci Dimulai!
89 Chapter 89 : Pangeran Nakal Dan Tuan Putri Sayu
90 Chapter 90 : Jia Wu
91 Chapter 91 : Ruang Penghakiman Langit
92 Chapter 92 : Pertemuan Putih Suci
93 Chapter 93 : Pertemuan Putih Suci Bagian II
94 Chapter 94 : Pertemuan Putih Suci Bagian III
95 Chapter 95 : Pertemuan Putih Suci Bagian IV
96 Chapter 96 : Pertemuan Putih Suci Bagian V
97 Chapter 97 : Pertemuan Putih Suci Bagian VI
98 Chapter 98 : Penyusup Di Pegunungan Tiangan
99 Chapter 99 : She Liong
100 Chapter 100 : Rahasia Di Balik Ilmu Jiwa Pembangkitan
101 Sypho(Salah Satu Lima Penguasa Di Dunia)
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Chapter 1 : Pendekar Buruk Rupa
2
Chapter 2 : Masa Lalu
3
Chapter 3 : Proses Persalinan
4
Chapter 4 : Harumi
5
Chapter 5 : Bayi Ajaib
6
Chapter 6 : Ming Fengying Dan Tsukuyomi Kenshin
7
Chapter 7 : Second Chance
8
Chapter 8 : Pertemuan 22 Samurai Pengikut Shingen
9
Chapter 9 : Penyusup
10
Chapter 10 : Sekte Mawar Hitam
11
Chapter 11 : Rencana Bayi Ajaib
12
Chapter 12 : Sembilan Tingkatan Pendekar
13
Chapter 13 : Ilmu Topeng
14
Chapter 14 : Bersama Tao Lulu
15
Chapter 15 : Ilmu Pengendali Hati
16
Chapter 16 : Memulai Rencana
17
Chapter 17 : Rencana Pangeran She
18
Chapter 18 : Penyusup Pengawal Kaisar Ming Long
19
Chapter 19 : Bala Bantuan Datang
20
Chapter 20 : Rencana Gagal
21
Chapter 21 : Akhir Dari Ketua Kelima Sekte Mawar Hitam
22
Chapter 22 : Burung Beo Ajaib
23
Chapter 23 : Kota Pinyin
24
Chapter 24 : Kedatangan Pangeran She
25
Chapter 25 : Kebusukan Pangeran She
26
Chapter 26 : Sekte Harimau Putih
27
Chapter 27 : Operasi Malam Di Bei
28
Chapter 28 : Penyerangan Sekte Malam Berdarah
29
Chapter 29 : Awal Pertempuran Malam Berdarah Di Bei
30
Chapter 30 : Pertempuran Di Sudut Kota
31
Chapter 31 : Kedatangan Bala Bantuan Dari Sekte Mawar Hitam
32
Chapter 32 : Kekuatan Katana Dewa Bulan
33
Chapter 33 : Pewaris Kekuatan Surgawi : Tsukuyomi
34
Chapter 34 : Bentrokan Di Sudut Kota
35
Chapter 35 : Akhir Dari Sekte Mawar Hitam
36
Chapter 36 : Senjata Kuno Tipe Pusaka : Cincin Petir
37
Chapter 37 : Terungkapnya Identitas Sang Pengkhianat
38
Chapter 38 : Gagalnya Rencana Xia Hu
39
Chapter 39 : Akhir Pertempuran Malam Berdarah Di Bei
40
Chapter 40 : Kuroma Henka
41
Chapter 41 : Kedamaian Di Bei
42
Chapter 42 : Pertumbuhan Ming Fengying
43
Chapter 43 : Berumur Lima Tahun
44
Chapter 44 : Penjaga Pintu Masuk Lembah Batu
45
Chapter 45 : Sekte Lembah Batu
46
Chapter 46 : Tabib Batu Awan
47
Chapter 47 : Yuan Shi
48
Chapter 48 : Hukuman Satu Minggu Penuh
49
Chapter 49 : Sampai Bertemu Empat Tahun Kemudian
50
Chapter 50 : Bangkitnya Pewaris Kekuatan Surgawi
51
Chapter 51 : Sang Merah
52
Chapter 52 : Shingen Dan Kenshin
53
Chapter 53 : Perkembangan Empat Tahun
54
Chapter 54 : Pernapasan Sirih
55
Chapter 55 : Fujin Dan Sanada
56
Chapter 56 : Meninggalkan Wilayah Bei
57
Chapter 57 : Asap Putih
58
Chapter 58 : Terlambat
59
Chapter 59 : Penyergapan
60
Chapter 60 : Salah Satu Dari Tiga Darah
61
Chapter 61 : Shingen vs Wang Zhou
62
Chapter 62 : Akhir Dari Organisasi Bertudung Putih
63
Chapter 63 : Kota Huaran
64
Chapter 64 : Tuduhan Pembunuh Bayaran
65
Chapter 65 : Saksi Mata Yang Diincar Pembunuh Bayaran
66
Chapter 66 : Ming Fengying menggoda?
67
Chapter 67 : Lebih Dingin Dari Pembunuh Bayaran
68
Chapter 68 : Soo Yun Gadis Dari Negeri Jisa
69
Chapter 69 : Buku Cerita Dari Luar Benua Jiu, Karya Syhpo?
70
Chapter 70 : Danau Qing
71
Chapter 71 : Penghuni Danau Qing
72
Chapter 72 : Kota Jinning
73
Chapter 73 : Zhao Meng Pemilik Perkumpulan Sakura Jernih Berguguran
74
Chapter 74 : Kebenaran, Pesta Ria Dan Rencana
75
Chapter 75 : Pergerakan Menyikap Kebenaran Kota Jinning
76
Chapter 76 : Kebusukan Seorang Pangeran Dan Gejolak Awal Di Kota Jinning
77
Chapter 77 : Peran Sebagai Pembunuh
78
Chapter 78 : Rumah Bordil Berdarah
79
Chapter 79 : Tanganku Terlalu Berdosa Untuk Menyentuhmu
80
Chapter 80 : Rumah Bordil Berdarah! 3 vs 3!
81
Chapter 81 : Matahari Terbit Di Kota Jinning
82
Chapter 82 : Meninggalkan Kota Jinning
83
Chapter 83 : Sekedar Memastikan! Kamu Dia Atau Bukan?
84
Chapter 84 : Pegunungan Tiangan
85
Chapter 85 : Istana Langit
86
Chapter 86 : Dua Prasasti Dan Kitab Yang Disembunyikan Lin Kin!
87
Chapter 87 : Permintaan Shingen Dan Jawaban Lin Kin
88
Chapter 88 : 3 Hari Sebelum Pertemuan Putih Suci Dimulai!
89
Chapter 89 : Pangeran Nakal Dan Tuan Putri Sayu
90
Chapter 90 : Jia Wu
91
Chapter 91 : Ruang Penghakiman Langit
92
Chapter 92 : Pertemuan Putih Suci
93
Chapter 93 : Pertemuan Putih Suci Bagian II
94
Chapter 94 : Pertemuan Putih Suci Bagian III
95
Chapter 95 : Pertemuan Putih Suci Bagian IV
96
Chapter 96 : Pertemuan Putih Suci Bagian V
97
Chapter 97 : Pertemuan Putih Suci Bagian VI
98
Chapter 98 : Penyusup Di Pegunungan Tiangan
99
Chapter 99 : She Liong
100
Chapter 100 : Rahasia Di Balik Ilmu Jiwa Pembangkitan
101
Sypho(Salah Satu Lima Penguasa Di Dunia)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!