Ketika Feng Huang mungil mencoba membuka matanya, dirinya mendapati seorang lelaki dengan luka di mata kirinya. Lelaki yang tak lain adalah ayahnya sendiri terkejut mendengar dirinya berbicara, Shingen cukup terkejut ketika mendengar Feng Huang mungil berbicara dengan wajah yang menggemaskan.
Shingen yang awalnya tersenyum bahagia memegang bayi mungil dengan kedua tangannya, kini terlihat raut wajah Shingen yang mengkerutkan dahinya dan menatap bayi mungil yang tak lain adalah anaknya sendiri dengan tajam.
"Sayang, anak kita bisa berbicara?" tanya Shingen menatap istrinya penuh makna, kemudian menoleh ke arah tabib yang ada di ruangan kamar megah tersebut, Shingen ingin memastikan apakah mereka tadi juga mendengar suara dari bayi mungil yang berbicara padanya.
"Mmmm... aku tidak salah dengar, bukan?" balas Ming Lian sambil mengatur napasnya yang terengah - rengah, kedua matanya yang bulat dan indah melihat malaikat kecilnya yang baru lahir dari rahimnya.
"Tuan Putri, anak anda bisa berbicara, ini adalah sebuah karunia dari surga." ucap tabib perempuan yang membantu proses persalinan tersenyum bangga, karena dirinya juga mendengar suara imut bayi mungil dari Ming Lian berbicara pada Shingen.
"Anakku... ini ayahmu nak." ucap Shingen tersenyum hangat pada bayi mungil yang ada ditangannya.
Feng Huang mencoba mencerna situasi yang terjadi padanya, karena dirinya tidak mengerti tentang kondisinya sekarang ini, di dalam benaknya muncul sebuah pertanyaan, tidak ada bayi yang baru lahir tiba - tiba bertanya kepada orang tuanya. Merasa terlalu banyak memikirkan hal aneh yang dia alami Feng Huang yang kini menjadi bayi mungil mencoba kembali menangis.
"Eh... kenapa aku malah tertawa?" batin Feng Huang ketika mendengar suara tawa dari bayi kecil menggema ditelinganya.
"Sayang, dia tertawa, coba lihat dia adalah malaikat kecil kita." ujar Shingen tersenyum pada istrinya sambil memperlihatkan bayi mungil yang sedang dia gendong.
"Aneh... aku tertawa, sepertinya jika aku tertawa maka aku akan menangis dan begitu juga sebaliknya." batin Feng Huang memikirkan keanehan yang baru saja dia alami.
"Aku akan mencobanya." batin Feng Huang mencoba untuk tertawa namun semua tidak sesuai dalam pikirannya.
"Ciluk bah... mmm... imutnya." senyum Ming Lian sedang menghibur malaikat kecilnya yang sedang tertawa terbahak - bahak.
"Eh... kali ini aku tertawa terbahak - bahak dan mengapa kedua orang tuaku malah terlihat begitu senang bukannya takut. Jangan - jangan... " batin Feng Huang ketika mendengar suara dirinya yang menjadi bayi tertawa terbahak - bahak.
"Jangan bilang aku berada di dunia lain." batin Feng Huang tak lama dirinya kembali tenang dan mengemut jari jempolnya di mulutnya.
"Sayang, dia anak kita yang menggemaskan, coba lihat dia benar - benar terlihat begitu bebas." ucap Ming Lian menyentuh pipi malaikat kecilnya dan air mata membasahi wajah cantiknya.
Suasana suka cita memenuhi ruangan kamar yang megah di Istana Pinyin, Shingen tersenyum melihat buah hatinya diam dan mengemut jari jempolnya, kemudian Shingen memberikan malaikat kecilnya kepada Ming Lian.
Ming Lian memejamkan matanya sejenak menikmati kebahagiaan yang begitu bermakna dalam hidupnya, sebelum membuka matanya kembali air mata kebahagiaan membasahi wajahnya, dengan tangan lembutnya Ming Lian menyentuh pipi malaikat kecilnya.
"Sayang, aku sudah memutuskan nama dari malaikat kecil yang tampan ini?"
"Dia memiliki wajah yang tampan sepertimu dan senyuman manis sepertiku..."
"Mulai sekarang namamu adalah Ming Fengying, kamu adalah harta yang paling berharga milik ibumu ini..." kata Ming Lian mengelus pipi malaikat kecilnya yang dia beri nama Ming Fengying dengan lembut dan penuh kasih sayang.
Senyuman langsung memudar dari wajah Shingen, dia yang sedang tersenyum kini terlihat dia mengkerutkan dahinya. Ketika mendengar nama yang diberikan istri tercintanya kepada anaknya.
"Sayang, bagaimana jika anak kita kuberi nama Tsukuyomi Kenshin." cetus Shingen tersenyum pada istrinya dengan penuh harap, semoga istrinya mau menerima nama permberian yang telah lama dirinya pikirkan untuk anak mereka berdua.
"Tidak sayang, anak kita sudah kuberi nama Ming Fengying." bantah Ming Lian mengecup kening malaikat kecilnya dengan penuh kasih sayang.
"Lihat Ying'er, dia begitu menyukai nama yang kuberikan." tambah Ming Lian sambil tersenyum pada malaikat kecilnya yang sedang tersenyum dan memejamkan mata digendongan tangannya.
"Kenshin, ini ayahmu nak... " potong Shingen mengulurkan jari telunjuknya pada malaikat kecilnya agar jari telunjuknya digenggam oleh anaknya yang baru lahir tersebut.
"Tuan Shingen... Tuan Putri?" Tabib perempuan yang membantu proses persalinan ingin angkat bicara, karena dia dari tadi diam mendengarkan, tetapi kini terlihat dia ingin melerai mereka berdua. Dia selalu mendengar kedua majikannya terus berdebat tentang nama yang akan diberikan untuk anak mereka.
"Sayang, nama anak kita sekarang Ming Fengying... " tegas Ming Lian tersenyum manis pada Shingen, tetapi bagi suaminya itu merupakan senyuman yang membuatnya menelan ludan ketakutan.
"Sa-Sayang... nama anak kita adalah Kenshin." balas Shingen mencoba tersenyum pada istrinya yang tetap ngotot memberi nama anaknya bernama Ming Fengying.
"Sa - yang..., apa kamu tidak dengar perkataanku." balas Ming Lian tersenyum manis pada Shingen.
Shingen hanya menelan ludah melihat wajah istrinya yang tersenyum manis padanya.
"Ini dia... senyuman teror yang mencekam." batin Shingen sambil menghela nafas panjang, kemudian dia mengalah dengan istrinya dalam perdebatan memilih nama yang cocok untuk anak mereka berdua.
"Y-Ya... maaf sayang." ucap Shingen menunduk, melihat reaksi suaminya yang telah menuruti perkataannya. Ming Lian tersenyum pada tabib perempuan yang membantu proses persalinannya, tabib itu tak lain adalah salah satu dari Empat Peri Obat Kuru yang mengabdi padanya, tabib perempuan itu bernama Tao Lulu.
"Lulu, apakah kamu setuju dengan nama pemberianku pada anakku?" tanya Ming Lian tersenyum manis pada Tao Lulu, seorang tabib perempuan yang mengabdi padanya.
"I-Iya tuan putri, namanya sangat cocok." jawab Tao Lulu dengan terbata - bata, karena dirinya juga mengenal senyuman manis majikannya.
"Ini dia senyuman sadis, Tuan Putri Ming Lian." batin Tao Lulu sambil memaksakan senyumannya kepada Ming Lian.
Walaupun Shingen seorang samurai yang disegani pengikutnya tetapi dia tidak berani melawan istri tercintanya itu. Tao Lulu menghela napas panjang ketika melihat perdebatan antara Shingen dan Ming Lian telah berakhir.
Kisah seorang Pendekar Buruk Rupa yang tersambar petir dan terjatuh dari langit, bahkan yang lebih mengenaskan di seluruh tubuhnya ditusuk ratusan senjata tajam, sebelum dia mati menghembuskan napas terakhirnya. Dan, sekarang dia telah bereinkarnasi menjadi bayi mungil yang baru dilahirkan oleh sepasang suami istri yang bernama Tsukuyomi Shingen dan Ming Lian. Kisah kehidupan hampa dan menyakitkan yang dijalani Feng Huang telah berakhir, kini namanya berganti menjadi Ming Fengying. Tirai dari cerita petualangan Bayi Ajaib yang bernama Ming Fengying baru dimulai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Putrakelana
240 up
2020-11-07
0
Pecinta Gondal Gandul
.
2020-07-25
0
Pecinta Gondal Gandul
asekk
2020-07-11
1