Akhir tahun, malam sebelum pergantian tahun, seorang perempuan yang berumur dua puluh tahun sedang dalam proses persalinan. Di bawah langit malam yang berbintang, di terangi sinar sang rembulan. Membuat proses persalinan yang dijalani perempuan tersebut menjadi sangat bermakna dalam hidupnya.
Bagian Utara Kekaisaran Kuru, Wilayah Bei, Seorang perempuan yang bernama Ming Lian sedang dalam proses persalinan, dia ditemani sang suami tercinta yang bernama Tsukuyomi Shingen. Shingen menatap cemas melihat sang istri yang sedang berusaha sekuat tenaga untuk melahirkan buah hati mereka dalam rahimnya, Shingen memegang tangan Ming Lian dengan erat, sambil berdoa agar anak mereka lahir dalam keadaan sehat tanpa cacat sedikitpun.
Keringat bercucuran dari wajah cantik Ming Lian, dibarengi dengan erangannya yang berusaha untuk melahirkan buah hatinya, berkali - kali Ming Lian mengatur napasnya yang terengah - rengah.
"Sayang, bertahanlah, kamu pasti bisa." tutur sang suami, mata Shingen terlihat berkaca - kaca melihat istri tercintanya sedang berusaha melahirkan anak darinya.
"Aku akan berjuang demi anak kita berdua yang telah lama kita nantikan, sayang." balas Ming Lian kemudian tangan Ming Lian menggengam tangan suaminya Shingen dengan lebih erat.
Penduduk wilayah Bei malam ini sedang berbondong - bondong, mereka membuat lampion di lapangan yang sangat luas, disana terlihat banyak orang yang berkumpul untuk menikmati malam pergantian tahun. Sebuah malam yang paling ditunggu bagi penduduk asli Bei, malam yang sebentar lagi akan dimeriahkan dengan ribuan kembang api yang telah disiapkan oleh penguasa wilayah Bei yaitu Ming Lian dan suaminya Tsukuyomi Shingen.
Puluhan pendekar dari Sekte Taman Langit dan beberapa sekte lain sedang berjaga di wilayah Bei, mereka berjaga untuk mengamankan acara akhir tahun, dimana malam ini akan terjadi pergantian tahun yang sebentar lagi akan terjadi. Beberapa pendekar ada yang datang hanya untuk melihat, dan beberapa lainnya juga ada yang datang hanya untuk menikmati makanan yang dijual oleh para pedagang yang berjualan di pinggiran lapangan.
Banyak penduduk dari wilayah lain yang ikut menyambut tahun baru di Bei, sehingga penginapan di seluruh wilayah Bei penuh, karena begitu banyak orang yang memesan kamar penginapan.
Wilayah Bei adalah wilayah yang sangat makmur dan sejahtera di Kekaisaran Kuru, banyak bangunan yang megah milik para penduduk, tetapi tidak banyak orang yang tahu, jika dahulu wilayah ini hanyalah sebuah perkampungan yang terlupakan, tempat para orang buangan seperti penjahat, preman dan yang lainnya.
Semenjak kedatangan seorang samurai dari Negeri Yamato yang bernama Tsukuyomi Shingen, semuanya berubah dalam sekejap. Shingen mengumpulkan para orang buangan dan seluruh preman di wilayah Bei untuk menjadi pengikutnya, bahkan kekuatan para samurai didikan Shingen bisa dibilang setara seperti sekte menengah di Kekaisaran Kuru.
Tsukuyomi Shingen menikah dengan seorang putri kelima dari Kaisar Kuru yang bernama Ming Lian, kemudian mereka berdua membuat permukiman yang layak di Bei. Dan, Ming Lian bersama Shingen diangkat menjadi penguasa wilayah Bei, karena para penduduk yang tinggal disana meminta Shingen dan Ming Lian menjadi penguasa wilayah mereka agar tidak ada bangsawan atau orang - orang kaya yang berani berbuat semena - mena di Bei.
Kembali di Istana Pinyin di sebuah ruangan kamar yang megah dan luas, dimana ruangan tersebut sekarang menjadi tempat proses persalinan.
"Sayang... " ucap Shingen menatap istri tercintanya dengan perasaan cemas dan matanya terlihat berkaca - kaca, Shingen sesekali mengecup tangan istrinya yang sedang ia genggam. Hanya satu pintanya pada sang pencipta agar istrinya bersama buah hatinya tetap diberi keselamatan.
Ming Lian terus berusaha sekuat tenaganya untuk melahirkan buah hatinya yang berada didalam perutnya, Ming Lian mengejang hebat ketika secara perlahan buah hatinya akan lahir dan melihat dunia.
"Berjuanglah..." ucap Shingen melihat wajah istrinya yang dibasahi keringat dengan mata yang sayu dan lemas, tetapi bagi dirinya wajah istrinya tetap terlihat cantik rupawan. Shingen mengelap wajah Ming Lian yang dipenuhi keringat dan sesekali dia menyentuh pipi istrinya tersebut.
Ditemani sang suami tercinta, Ming Lian sudah dalam proses persalinan selama dua puluh jam, dengan rasa sakit yang luar biasa yang dirinya rasakan. Ming Lian mencoba mengejan sesuai arahan tabib yang sedang membantu proses persalinannya, kehadiran sosok suami disampingnya adalah sesuatu yang sangat berpengaruh besar bagi Ming Lian.
Ming Lian merasakan rasa sakit tak tertahankan, perempuan itu tidak menyangka bahwa proses persalinan akan membuatnya merasakan rasa sakit seperti ini, Shingen yang melihat istrinya sedang berusaha melahirkan anak darinya, mengecup tangan Ming Lian dan beberapa kali membersihkan keringat yang mengucur diwajah cantik Ming Lian.
Napas Ming Lian kembali terengah - rengah sambil beberapa kali dirinya meringis menahan sakit, dan tak lama tabib memberi arahan agar dia mengejan kembali, Ming Lian mengikuti arahan tabib perempuan yang sedang membantu proses persalinannya.
Perlahan tapi pasti kepala bayi sudah terlihat sebelum tabib memberi arahan kepada Ming Lian. Tabib perempuan terkejut melihat hal tersebut dan menyuruh Ming Lian agar jangan mengejan.
Sembilan bulan didalam rahimnya, berbagi kehidupan dengan secuil ruang, Ming Lian sedang mengatur napasnya, dan tak lama terasa bahwa sang malaikat kecil mencoba memaksa untuk keluar.
"Jangan mengejan Tuan Putri!" ucap tabib perempuan kepada Ming Lian.
"Aku tidak mengejan... akh... bayiku." balas Ming Lian merasa bahwa bayi di dalam kandungannya mencoba keluar dari rahimnya.
Tabib kemudian memberi arahan kepada Ming Lian untuk kembali mengejan, dalam penggalan - penggalan napas Ming Lian yang tersisa dia terus berjuang, hingga akhirnya sesosok malaikat mungil telah terlahir dari rahim seorang perempuan berparas cantik dan manis tersebut.
Ming Lian mengalami rasa sakit, khawatir, takut, serta bahagia semua itu bercampur aduk menjadi satu. Dan, semua itu merupakan pengalaman yang paling bermakna dibenak Ming Lian sepanjang hidupnya, perjuangannya dalam melahirkan sesosok malaikat kecil yang sekarang sedang dalam dekapan suaminya. Membuatnya merasa lega, karena malaikat kecilnya lahir dalam keadaan sehat tanpa cacat sedikitpun.
Setelah mengalami perjuangan yang penuh makna selama dua puluh dua jam, akhirnya Ming Lian tersenyum, menangis bahagia ketika melihat sesosok bayi mungil yang telah terlahir dari rahimnya sendiri sedang di pegang tabib perempuan yang menjadi pengikut setianya.
Waktu menunjukkan bergantinya hari dan tahun, kembang api tahun baru mewarnai wilayah Bei dengan warna yang sangat beragam, ribuan lampion berterbangan di langit malam wilayah Bei. Akhir tahun saat itu menjadi awal kehidupan baru bagi bayi mungil yang baru terlahir di dunia ini.
Detik itu, tangisan malaikat kecil anak dari Shingen dan tangisan istri tercintanya Ming Lian adalah kebahagiaan terbesar dalam hidupnya, Shingen melafalkan doa kepada bayi mungil yang sedang ia pegang dan peluk ditangannya.
"Selamat datang anakku!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Pecinta Gondal Gandul
sedih amat
2020-07-06
0
Yana
jsj
2020-06-21
0
#Di Rumah Aja
seru baca ulang
2020-06-14
0