Pada akhirnya, sang prajurit pun hanya membawa sang bayi ikut bersamanya ke sebuah tempat, dia mengenakan sebuah kuda untuk pergi ketempat itu dengan anak dari sang ketua clan.
'Apapun yang terjadi, aku harus membuat anak ketua pergi ke dimensi lain, cepat atau lambat pasti dia akan mewarisi kekuatan dari sang ketua.' Batin sang prajurit yang lalu mempercepat laju kudanya.
"Hiyattt..."
Tidak beberapa lama kemudian, sang prajurit pun sampai di sebuah goa yang cukup tua namun besar, dia kemudian masuk kedalam goa tersebut dengan kudanya.
Sesampainya di dalam, dia pun turun dari kudanya sambil mengendong keranjang sang bayi diperlukannya.
Prajurit tersebut lalu menatap mata sang bayi, dalam hatinya, dia sungguh sangat kasihan dengan bayi dari ketuanya itu, dia pun tanpa sadar mengeluarkan air mata.
Sesaat, setelah itu prajurit tersebut pun berjalan lebih jauh lagi kedalam, sesampainya di pedalaman Goa, dia menemukan sebuah Lingkaran Sihir yang berguna untuk berpindah tempat atau disebut teleportasi, dia kemudian menaruh keranjang yang kini ditempati oleh bayi ketua nya itu di Lingkaran sihir itu, tidak lupa dia juga menaruh sebuah kertas yang berisikan nama dari bayi itu.
“Tuan Sai, maafkan hamba yang kedepannya tidak bisa menjaga tuan, tuan harap tenang, suatu saat hamba akan pergi ke dimensi sepuluh untuk menjemput tuan, dan aku bersumpah atas namaku aku akan ke tempat tuan Sai, dengan namaku, Tian Ming, aku bersumpah akan datang ke hadapan tuan saat waktunya nanti tiba." Prajurit tersebut berbicara kepada bayi di depannya itu sambil melakukan sumpah setia, bayi itu memiliki nama Sai Yan.
Setelah itu, prajurit itu pun terlihat maju ke dekat bayi itu, dia kemudian beberapa kali menotok tubuh bayi itu, dia melakukan nya karena ingin menyegel kekuatan yang berada di tubuh bayi tersebut, bayi itu pun menangis saat prajurit yang bernama Tian Ming itu melakukan totokan nya.
Setelah itu, Tian Ming terlihat berdiri cukup jauh, tangannya seperti membentuk sebuah simbol, dan seketika lingkaran sihir itu bersinar, tidak lama bayi itu menghilang dengan cepat, suara tangisan bayi itu kini sudah tidak terdengar lagi.
Tian Ming langsung berlari ketempat Clan Sai saat selesai melakukan susunan teleportasi, dia tidak lupa juga segera menghancurkan goa itu agar seseorang tidak dapat menemukan lingkaran sihir itu.
* * *
Sore hari di kedalaman hutan, seseorang sedang berjalan sambil membawa barang, dia terlihat seperti pedagang yang baru saja selesai mengambil makanan dari hutan lalu berniat untuk menjualnya, dia berjalan tepat di samping sebuah sungai yang mengalir tenang.
Namun tiba tiba saja dia merasa kaget saat sebuah tangisan bayi terdengar jelas di kupingnya.
Dia lalu melirik lirik.mencari asal suara itu berasal, tidak lama saat dia menghadap ke jalur disebelah sungai, dia juga tak menemukan apa apa, namun saat dia melihat kebawah, sebuah ranjang bayi mengalir di sungai dengan pelan, orang tersebut langsung membuka mulutnya lebar-lebar saat melihat keranjang bayi yang mengalir di sungai.
‘Siapa yang tega teganya membuang bayi di sungai?' Orang tersebut tidak habis pikir, bisa bisanya seseorang tega membuang bayi di sebuah sungai.
Pedagang tersebut pun berlari dan meninggalkan barang dagangannya untuk mengambil keranjang yang berisikan bayi itu.
Dia berlari dan akhirnya berhasil menangkap keranjang yang berisikan bayi itu.
'Anak ini sehat, memiliki mata yang indah, yah meskipun merah sih, dan juga mari kita lihat.' Batin Pedagang itu, dia kemudian mengecek kelamin dari bayi itu, ‘Laki laki, wajahnya manis sekali, aku akan membawanya ke istri ku kalau begitu.' Setelah itu, pria itu membawa bayi tersebut ke tempat nya berada, tidak lupa dia juga membawa keranjang dari bayi itu.
Sesampainya di rumah, dia kemudian menceritakan kejadian dirinya bertemu bagi itu kepada sang istri, sang istri sempat ragu untuk menerima bayi itu, dia takut nya bayi itu adalah hasil selingkuhan suaminya itu, tetapi karena percaya dengan suaminya, sang istri pun menerima bayi itu dengan lapang dada.
Mereka kemudian melihat isi keranjang, disana terdapat sekantung emas, dan juga sebuah kalung yang cukup besar, tidak lupa terdapat sebuah kotak yang berisikan surat mengenai informasi anak ini.
"Anak ini bernama Sai Yan, bagaimana jika kita tambahkan salah satu marga kita?" Tanya sang suami setelah selesai membaca isi surat itu.
"Ide yang cukup bagus, kalau begitu bagaimana dengan Sai Yanzi?, namamu Zi Quan, aku mengambil marga mu untuknya." Ucap sang istri memberikan pendapatnya.
"Yah tidak masalah, itu sudah bagus, kalau begitu itu saja." Zi Quan menyetujuinya.
Setelah Lima tahun kemudian, Zi Quan dan istrinya terus merawat Sai Yanzi dengan sepenuh hati, mereka menyayangi Sai seperti anak kandung mereka sendiri.
Namun disaat yang sama, kini sang istri sedang hamil dan sedang dalam proses persalinan.
Disebuah kamar, kini terlihat empat orang dewasa dan satu anak kecil, anak kecil itu tidak lain adalah Sai. Dia sedang melihat ibunya dari kursi kamar ibunya.
Sedangkan itu, empat orang lainnya adalah Zi Quan beserta istrinya yang kini sedang terbaring di kasurnya karena hamil, dan masih ada lagi yaitu dua orang yang terlihat seperti tabib.
Tabib yang pertama adalah seorang laki-laki, dan yang kedua adalah seorang perempuan, Tabib perempuan lah yang akan membantu proses persalinan sedangkan tabib pria akan mencoba menenangkan istri dari Zi Quan dan memberikan resep makanan sehat setelah selesai melahirkan.
Tidak lama, suara tangisan bayi terdengar keseluruh kamar, itu tidak lain adalah suara tangisan dari sosok anak yang baru saja dilahirkan oleh istri dari Zi Quan.
Tabib perempuan itu kemudian menggendong bayi itu dan mengecek jenis kelaminnya, "Selamat Tuan Zi, bayimu adalah seorang perempuan cantik." Ucap perempuan itu sambil memberikan bayi itu kepada sang ayah dari bayi itu.
Zi Quan segera menggendong bayi yang dilahirkan oleh istrinya itu, dia lalu melihat ke arah bayi itu sebentar, bayi itu dipenuhi darah, karena itu Zi Quan pun kembali menyerahkan bayi itu ke tangan tabib wanita.
Tabib wanita menyadari maksud dari Zi Quan, dia pun segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh bayi itu.
Sedangkan itu, dikamar Sang istri, Zi Quan bertanya kepada Tabib pria tentang keadaan istrinya itu.
"Tenang saja, istrimu hanya perlu untuk beristirahat lebih banyak, sementara itu kau harus bisa melayani istri mu dengan makanan yang sehat, yah tapi kau siap siap saja untuk merawat bayi lagi." Tabib pria itu terkekeh meledek Zi Quan.
"Huh, kau ini tidak pernah berubah Hans, kalau begitu berapa biayanya?" Tanya Zi Quan.
Sebenarnya Zi Quan dan Hans adalah teman masa menjadi murid di sebuah Akedemi, dan juga wanita yang tadi juga tidak lain juga teman dari Zi Quan yang bernama Xia Lia.
"Untuk harga teman aku hanya memungut biaya 5 Keping koin perak." Balas Han sambil tertawa.
"Hah? 5 koin perak? ini, ambil saja satu keping koin emas." Zi Quan menaruh satu keping koin emas di tangan Hans.
Hans tertawa, dia menduga temannya itu sedang bercanda, tetapi saat dia melihat nya, ternyata itu bukanlah candaan, sebuah koin emas kini berada di tangannya.
"B.. bagaimana bisa kau mempunyai koin emas Zi Quan? kau tidak merampok kan?" Tanya Hans curiga.
"Yang benar saja, kau tau aku tidak berlatih bela diri sejak kecil bukan?" Jawab ketus Zi Quan.
Hans tertawa lepas karena berhasil membuat raut wajah Zi Quan menjadi jelek. Dia pun tidak memperpanjang pertanyaan nya.
"Hahaha, aku tau aku tau, aku hanya bercanda." Hans terlihat mengelap air mata yang keluar dari matanya karena tertawa.
Bersamaan dengan itu, tidak lama Xia Lia datang bersama bayi Zi Quan, bayi itu kini terlihat bersih, dan juga kini bayi itu terasa hangat di meskipun telah di lapisi dengan sebuah kain.
Sedangkan itu, Sai hanya menatap mereka dari kursi tempat seseorang berkaca, dia menatap ayahnya itu yang kini berjalan ke arah istrinya lalu tertawa dan akhirnya memutuskan untuk memberikan sebuah nama.
"Namanya ada Sai Yuzu." Ucap Zi Quan kepada semua yang hadir, dia kemudian memanggil Sai untuk mengenalkan keluarga barunya, "Sai kemarilah, sambut adik kecil mu ini." Ucap Zi Quan sambil menatap ke arah Sai yang berada di depan cermin sambil duduk di kursinya.
Sai pun segera berjalan mendekati ayahnya itu, dia memainkan tubuh adiknya itu seperti sebuah boneka, dia mencubit pipi nya seperti layaknya boneka.
Sedangkan itu, Selesai Hans menceritakan kepada Xia Lia bagaimana dia mendapat koin emas sebagai bayaran, Hans pun berpamitan dan menaruh beberapa ramuan dan juga resep obat.
Mereka pun pergi segera setelah itu, Zi Quan mengantarkan mereka sampai kedepan pintunya lalu melambaikan tangannya kepada mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Pendekar
dapat bayi perempuan dari istrinya
2020-12-02
0
Sendtot Haryanto Gawi
lanjut
2020-11-13
0
Pedang Legendaris Dushendal
pas dia ditemukan itu belum umur 1 tahun, 7 tahun kemudian pas harusnya dia umur 7 tahun adeknya lahir, 7 tahun setelah kelahiran adeknya dia masih umur 7 tahun?
Pala Aing Puyeng :v
2020-06-20
2