Aina dan Gege melangsungkan pernikahan di pesantren Darussalam milik Kyai Ma'aruf. Acara berlangsung sederhana yang hanya dihadiri oleh keluarga dekat dan teman-teman dekat saja.
Setelah tiga hari menginap di pondok.
Gege mengajak Aina untuk pulang kerumah nya.
Rumah warisan orangtua nya.
Rumah yang akan menjadi tempat nya berbagi cinta dengan sang istri.
Mobil berjalan perlahan memasuki Perumahan elite Arengka 2.
Mereka berenti tepat di sebuah rumah yang cukup besar dengan halaman yang cukup luas pula.
Gege kemudian menekan tombol remot yang tergantung di kunci mobilnya.
Pagar pun terbuka otimatis.
"Assalamualaikum Pak Min! " sapa Gege pada Seorang lelaki yang berdiri di depan teras rumah menanti kehadiran mereka.
"Waalaikumsalam Mas! "ucapnya membalas salam Gege dengan sangat Sopan.
Seorang wanita paruh baya keluar dari dalam rumah.
"Assalamualaikum Mas Ge, Non Aina.. Apa kabar? Selamat datang dirumah rumah... Kenalkan Saya Mbok Jumi istri Pak Min. Mulai hari ini Non Aina adalah nyonya dirumah ini. Mbok dan Bapak siap melayani non Aina seperti kami melayani Den Gege!. Ayo Masuk!! " ucapnya pada Aina yang cuma membalas nya dengan senyuman hangat.
"Pak Min dan Mbok Jumi sudah kuanggap seperti orangtuaku sendiri. Merekelah yang merawatku sejak kecil dan sampai saat ini. Apalagi ketika Umi sudah meninggal, sementara Abi sibuk dengan pekerjaan nya. Pak Min dan Mbok Jumi lah yang menjadi temanku dirumah ini. Setelah pulang dari Turki Aku sudah jarang tidur disini, lebih banyak menghabiskan waktu di pondok dan menginap dirumah Kyai. Tapi mulai hari ini, Aku kembali kerumah ini membawa istri tercintaku. Inshaa ALLAH kita akan membangun keluarga bahagia disini bersama anak-anak kita nantinya, sampai maut memisahkan kita. Bersama Pak min juga Mbok Jumi Tentunya. Bismillah ya sayang!! " ucap Gege pada Aina.
"Bismillah..!! " ucap Aina pula.
Mereka masuk ke dalam rumah.
"Assalamualaikum! " Ucap Aina pelan.
Dilihat nya sebuah foto berukuran besar terpajang di dinding ruang tamu.
Tepat dibawah kursi berukuran panjang yang terbuat dari kayu jati dengan ukiran yang sangat indah.
Foto yang memajang gambar Gege bersama kedua almarhum orangtua tuanya.
"Umi terlihat sangat cantik dan Anggun. Sementara Abi terlihat cukup keras dan tegas dengan kumis tipis dan sedikit jenggot putih di dagunya" Ujar Aina dalam hati.
"Assalamualaikum Umi.. Abi.. " Ucap Aina lagi sambil memandang kearah foto.
Gege kemudian membimbing tangan Aina menuju lantai 2.
Aina takjub melihat isi rumah yang penuh dengan perabot-perabot baru dan sangat indah.
Mereka berjalan menaiki tangga melewati ruang keluarga.
"Selamat datang di kamar kita.. !! Mulai hari ini dan inshaa ALLAH untuk selamanya ini akan menjadi kamar kita berdua. Kamu suka? kemarin Aku meminta bantuan Pak Min dan Mbok Jumi untuk sedikit merenovasi kamar ini agar terlihat seperti kamar pengantin.." Ucap Gege pada Aina.
Aina mengangguk pelan dan tersenyum bahagia.
"Tentu saja Aku suka.. Cantik sekali.. makasih suamiku! " ucap nya malu-malu.
Aina mellihat foto pernikahan mereka terpajang di dinding kamar tepat di depan ranjang berukuran besar.
Di tepi kamar mandi, Ada lemari berukuran besar pula berdiri tegak senada dengan meja rias besar disudut kamar tepat di samping jendela.
Sementara bagian kanan jendela terdapat pintu kaca berukuran besar untuk menuju balkon kamar.
Kamar ini begitu luas dan indah.
Ditempat tidur ada taburan bunga mawar dan sebuah kado berwarna pink.
Gege menarik tangan Aina untuk duduk di tepi ranjang bersama nya.
Diberinya Kado berwarna pink Itu pada Aina.
"Bukalah..!" ucapnya.
perlahan Aina membuka kado pemberiannya sambil tersenyum simpul.
"Perhiasan? untukku? " tanya Aina ketika melihat isi kado nya adalah satu set perhiasan yang sangat indah.
"Itu warisan almarhumah Umi. Sebelum meninggal, Umi Pernah bilang, jika suatu saat nanti Aku menikah, maka berilah perhiasan ini sebagai kado pernikahan dari Umi untuk menantunya. Jadi ini untuk kamu. Selamat datang dirumah kita sayang. Smoga ALLAH menempatkan berkah atas pernikahan kita selamanya! Aamiin" ucap Gege sambil mencium kening Aina.
"Aamiin... " balas Aina sembari meneteskan air mata bahagia.
Selesai beberes dan mandi sore, Aina turun menuju ruang tamu.
Dia duduk di samping suaminya yang sedang Asik bercerita dengan Pak Min.
Mbok Jumi datang membawakan teh hangat dan beberapa macam gorengan.
Mereka menikmati sore sambil bercerita tentang masa lalu Gege diwaktu Masih Kecil.
Aina tidak kusangka menahan tawa ketika Mbok Jumi bercerita tentang kenakalan Gege semasa kecilnya.
"Sangking nakal nya, Den Gege pernah manjat di pohon Jambu terus gak bisa turun. Waktu Pak Min mau bantu turunkan, gak boleh sama Tuan besar. Biarin menggantung lama di pohon biar jera! Ucap Tuan gitu. kurang lebih 15 menit Den Gege bergelantungan di pohon menangis gak berani lompat kebawah." cerita Mbok Jumi lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
khadijahnadirakaila
lanjut
2021-11-06
0
Ami💞4hy🥀
wahh seru..,.
2020-05-11
3
Munti Ningsih
😍😍
2020-04-28
2