Di kaki pegunungan teh seorang pria tampan berusia 27tahun, dengan rahang yang tegas, hidung mancung, berbrewok tipis, namun memancarkan aura dingin dari sorot matanya. Ia sedang duduk diatas motor sport berwarna hitam kelam, sambil memandang hamparan luas perkebunan teh miliknya.
Dia adalah Devano Mahendra, putra kedua Dani Mahendra yang tak lain adik dari David hanya saja beda ibu. Devan lahir dari hasil hubungan gelap pak Dani dan Elif ibunya.
Dan itu pula yang membuat Sandra sangat membenci Devan, bagi Sandra ketika melihat wajah Devan ia seakan diingatkan kembali dengan penghianatan suaminya dulu.
Meskipun Devan selalu berusaha menjadi anak yang baik untuk Sandra, namun Sandra tak pernah sudi menganggap Devan anaknya. Apapun yang Devan lakukan pasti akan salah dimata ibu tirinya itu.
Elif meninggal ketika 3hari setelah melahirkan Devan karna pendarahan dan penyakit paru paru yang dideritanya. Dan Dani membawa Devan ke rumah utama keluarga Mahendra dikota sebagaimana permintaan terkahir dari Elif.
Namun sejak kahadirannya dikediaman ayahnya, Devan seperti anak yang tak dianggap, pak Dani selalu sibuk dengan pekerjaannya. Ia lakukan semata mata ingin melupakan Elif, setiap kali Dani menatap wajah Devan ia seakan diingatkan kembali pada istri mudanya itu.
Hingga nafas terakhirnya Dani bahkan belum sempat mencurahkan kasih sayangnya kepada Devan sebagai seorang ayah .
Sebelum pak Dani meninggal dia berpesan jika kedua anaknya sudah dewasa nanti maka Devan yang akan mengurusi perkebunan dan pertanian, sedangkan anak pertamanya David akan menggantikan dia sebagai Presdir di MRC group.
Selain sukses mendirikan perusahan MRC, pak Dani juga memiliki usaha perkebunan dan pertanian yang ia dapat dari warisan hang diberi almarhum ayahnya.
Dan disinilah Devan, sejak 5tahun terkahir dia sibuk mengurus perkebunan dan pertanian yang di amanahkan mendiang sang ayah padanya.
Dia tumbuh menjadi lelaki pendiam dan dingin, beda dengan kakaknya David yang selalu humble dan ramah pada setiap orang.
Yang menjadikan mereka dua pribadi yang berbeda adalah kasih sayang, Devan sejak kecil kurang kasih sayang orang tuanya, hanya nenek Mawar saja yang peduli terhadap Devan, kesehariannya hanya ditemani oleh pengasuhnya saja. Sedangkan David sejak kecil dia selalu mendapatkan apa yang dia mau, karna momynya selalu memanjakannya.
Angan Devan menerawang ke masa lalu, ketika dia selalu diperlakukan tidak adil oleh Sandra, dimana kakanya David tidak pernah diperbolehkan bermain dengannya, David selalu ikut les ini itu sedangkan dirinya tidak. David dikuliahkan di luar negeri sedangkan dirinya hanya dibolehkan kuliah di universitas terdekat saja.
Menurut bu Sandra, Devan hanya akan mengurus perkebunan jadi tidak perlu terlalu mengenyam pendidikan yang mumpuni, beda halnya dengan David yang akan memimpin perusahaan besar. Meskipun begitu Devan selalu ikhlas menerimanya, baginya sudah bisa bersekolah saja sudah cukup.
Sedari kecil, Devan mengetahui sosok ibunya hanyalah Sandra walaupun pada akhirnya dia pun tau bila ternyata Sandra bukanlah momy kandungnya.
Devan selalu mencari perhatian agar momy tirinya itu bisa menerima dan menyayangi nya seperti David, berbagai cara selalu dia coba namun hasilnya nihil.
Sandra masih saja benci padanya, ditambah Sandra yang selalu menganggap kehadiran Devan hanya membawa sial untuk keluarganya.
Hingga saat ini, Devan masih berharap jika suatu hari nanti ibu tirinya itu bisa menyayangi dirinya dengan tulus sebagaimana ia menyayangi Sandra seperti ibu kandungnya sendiri.
Hingga dering gawai membuyarkan lamuannya.
Dilihatnya ada panggilan masuk dari kontak bernama 'Mommy'
"Momy, tumben dia menelfonku" gumam Devan, pasalnya ini kali pertama Sandra menghubungi dia duluan, biasanyaDevan yang selalu menelfon Sandra untuk sekedar menyakan kabar momy tirinya tersebut, meskipun sering juga ia tak mendapat jawaban.
Devan langsung menekan tombol hijau di benda pipihnya, namun belum sempat Devan menjawab suara diseberang sana tak lama sambungannya kembali teputus.
"Ada apa momy mau ketemu denganku"
Ucapnya,
"Baiklah aku temui saja mana tau ada sesuatu yang penting yang ingin mommy dibicarakan"
Devan melajukan motor sport miliknya keluar dari perkebunan.
Selang 2 jam Devan dan motor sportnya tiba di caffe yang Sandra tujukan. Jarak dari perkebunan ke kota memang lumayan jauh.
Pandangannya jatuh pada wanita paruhbaya yang sedang asyik memandang kuku kuku jari tangannya yang nampak warna warni, tak lain adalah Sandra, momy tirinya. Setelah memarkirkan motor kesayangannya Devan langsung menghampiri ibu tirinya itu.
"Ada apa momy memanggil saya kesini" tanyanya dingin.
"Langsung ke intinya saja ya,kau mau kan saya anggap sebagai anak??" ucap Sandra
"Momy tau itu kan, sejak dulu saya selalu berusaha agar momy bisa menyayangiku dengan tulus" jawab devan tanpa memandang ke arah bu sandra.
"Oke, aku sekarang menganggap kamu sebagai anak kandungku dan menyayangimu dengan tulus seperti yang kamu minta Devan" ucap Sandra dengan mudahnya.
Hal itu justru membuat Devan tak percaya begitu saja, seketika ia memandang wajah acuh ibu tirinya itu kemudian ia paling kan lagi.
"Hahh dengan mudahnya, ada apa ini??" gumam batin Devan.
Sandra pun menatap serius pada lelaki gagah dihadapannya ini.
"Emm, anakku bolehkah momy minta tolong kepadamu kali ini saja! please" bujuknya tiba tiba seraya memelas kepada Devan.
"Momy mau minta tolong apa? Selagi saya mampu akan saya bantu" jawab Devan.
"Baguslah, kau memang harus bantu " ujar Sandra dalah hatinya.
" jadi begini Devan.."
.
.
.
.
Bersambung.......
...Jangan Lupa...
...LIKE...
...KOMEN...
...VOTE...
...Biar author tambah semangat lagi buat up...
...Terimakasih...
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments