Hari baru

“Ayah...ibu...kakek...”

Teriak Rangga ketika dia melihat tiga sosok yang berbaring diruang tamu yang ditutupi oleh kain, tanpa ada yang memberi tahu Rangga yakin kalau ketiga sosok yang terbaring disitu merupakan kedua orangtuanya besar kakeknya, sambil mendekati secara perlahan lahan Rangga membuka kain yang menutupi ke tiga sosok itu satu persatu, melihat wajah yang terbaring itu Rangga pun tak kuasa menaha air matanya, seorang ibu yang berada didekat Rangga mencoba untuk menenangkan hati Rangga.

“Sabar ya nak Rangga ini semua cobaan dari yang maha kuasa.”

Sudut pandangan Rangga pun mulai beralih ke sekelilingnya, dilihatnya sudah banyak orang yang berkumpul.

Tak lama ketua RT pun mendekat kearah Rangga.

“Sabar ya nak Rangga, bapak nggak akan tanyakan apa yang terjadi tapi secepatnya kita harus segera menguburkan kedua orang tuamu beserta kakekmu, karena sudah tengah hari.”

“Sudah tengah hari, sudah berapa lama aku pingsan pak?” Rangga teringat kalau kejadian nya pada malam hari ketika dia baru sampai kerumah kakeknya kenapa sekarang sudah tengah hari.

“Ketika saya mendengar ribut ribut yang berasal dari rumah kakek mu, saya dan beberapa warga yang mendengar juga langsung menuju kemari, kami lihat nak Rangga sudah pingsan dan...” pak RT pun berhenti berbicara sejenak dia melihat wajah Rangga yang sudah terlihat layu, sambil menarik napas.

“Kedua orang tua mu serta kakekmu telah meninggal denga cara yang cukup tragis, padahal saya yakin tidak ada binatang buas dikampung kita ini.”

“Rangga ngerti situasinya pak apa yang terjadi, tapi kejadian sulit untuk dicerna.”

“Sudah Rangga, segera kita kuburkan kedua orang tua mu serta kakekmu kita jangan berlama lama.”

“Baiklah pak.”

Segera saja proses pemakaman dilakukan, ketika menuju ke tempat pemakaman Rangga banyak mendengar dari orang orang di sekelilingnya tentang sebuah fenomena aneh, tentang lingkaran cahaya aneh yang berputar putar yang ukurannya bisa sebesar rumah, itu yang didengar oleh Rangga tapi semua diabaikan oleh Rangga, pikirannya hanya tertuju pada kedua orang tuanya dan juga kakeknya yang telah meninggal.

Selesai proses pemakaman Rangga pun banyak banyak terima kasih pada warga yang telah membantu, terutama pada pak RT yang telah mengkoordinasi warga menguburkan kedua orang tuanya serta kakeknya, dan sesampainya kembali ke rumah kakeknya dilihatnya di sekeliling rumah kakeknya pohon pohon pada bertumbangan, sambil mengepalkan tangannya sekuat tenaga Rangga pun berteriak sekencang kencangnya.

“Aarrrggggggghhhhhhhhh...”

Rangga pun terduduk lemas ditanah, sambil tanganya menggenggam tanah.

“Ayahhh...”

“Ibu...”

“Kakek...”

“Maafkan Rangga yang tidak cukup kuat untuk melindungi kalian.”

Setitik air bening jatuh dipipinya, tak lama Rangga pun tiba tiba bangkit tegak berdiri.

“Akan ku cari dimanapun engkau berada.”

Tiba tiba muncul pak RT.

“Ada apa nak Rangga kenapa tadi bapak dan warga sekitar mendengar teriakan keras dari kamu?”

Sedikit heran Rangga Dibuatnya setahu Dia kalau rumah kakeknya agak terpencil, kalau pun dia menjerit suara nya akan hilang terbawa oleh angin mustahil akan terdengar.

“Tidak apa apa pak Rangga hanya melepas emosi saja.”

“O ya pa boleh Rangga minta tolong.”

“Minta tolong apa nak Rangga?”

“Saya ingin minta tolong untuk menjaga rumah kakek Rangga, sementara Rangga sendir tidak mungkin tinggal disini masih ada rumah peninggalan orang tua Rangga dikota.”

“O... ya sudah nanti biar bapak yang akan menjaga rumah kakek Rangga, tapi dari pada repot repot rumah nya dijual saja nak Rangga.” usul pak RT kepada Rangga

“Akan Rangga pikirkan pak.”

“Kapan nak Rangga Akan kembali ke kota ?”

“Sebentar lagi pak sambil saya beres beres terlebih dahulu.”

“Kalau begitu nak Rangga, bapak tinggal dulu.” pak RT pun segera berlalu dari hadapan Rangga Meninggal Rangga seorang diri, sambil melihat kesekeliling Rangga pun segera masuk ke dalam rumah, rumah yang tidak ada aktivitas didalamnya, segera saja Rangga membersihkan dan merapikan ruang tamu yang berserakan karena banyaknya orang yang berkumpul tadi, sambil membersihkan Rangga pun menyalakan TV.

Hampir semua Channel TV memberitakan apa yang terjadi pada saat ini, fenomena munculnya lingkaran Seperti berbentuk lubang hitam yang ukuran dan warnanya juga beda ada yang warna merah dan ada juga yang berwarna jingga, disalah satu Channel TV juga menampilkan Wawancara dengan beberapa orang.

“Masa sih, kalau pak Andi mau merokok tidak perlu korek api?” Terdengar pertanyaan seorang reporter di TV kepada seorang narasumber yang bernama Andi yang masih terlihat masih muda kemungkinan merupakan anak kuliahan.

“Benar sekali mbak.“ sambil tangan dari narasumber itu menjentikan jari, tiba tiba muncul setitik api dijarinya.

“Hehe hehe mantap kan mbak dengan ini saya tidak perlu korek api lagi.” sambil tertawa Andi itu menujukan api yang berkobar kecil yang muncul di jarinya, namun tiba tiba api itu pada tersiram oleh air.

“Hahaha sekarang api itu padam ternyata tidak ada apa apanya.” terdengar suara tertawa dari samping orang yang bernama Andi tadi, terlihat ada gumpalan sejumlah air yang melayang di telapak tanganya, ternyata air itulah yang memadamkan api yang berada dijari Andi tadi.

“Jangan ikut campur lah, kalau mau uji boleh.“ tantang Andi kepada orang yang baru memadamkan apinya.

“Boleh siapa takut.”

“Tenang bapak bapak, mas mas Sekalian kita hanya wawancara tentang fenomena ini, tolong jangan terbawa suasan yang tidak kondusif.” relai reporter tersebut.

Rangga yang membersihkan sambil mendengar wawancara di TV tersebut hanya Menggeleng gelengkan kepalanya saja.

Selesai membersihkan ruang tamu,Rangga pun segera beralih membersihkan kamar tang ditempati dia tadi lalu memasuki kamar kakeknya untuk membersihkan juga, namun tiba tiba terdengar suara.

’tit....tit....tit....tit...’

Ketika langkah masuk Rangga memasuki kamar kakeknya terdengar suara peringatan dikepalanya, dan secara tiba tiba sebuah jendela notifikasi muncul dihadapkan Rangga, Rangga sendiri pun terkejut.

“Ternyata itu bukan mimpi.” keluar ucapan pelan dari diri Rangga.

‘Sebuah sistem peninggalan terdahulu terdeteksi, segera temukan’

“Apa? Sistem peninggalan terdahulu?”

Hati Rangga bertanya tanya, langsung saja Rangga mengedarkan pandangannya disekeiling kamar kakeknya dan segera melangkah masuk kedalam.

Notifikasi pun muncul kembali

‘Mengaktifkan sistem deteksi’

‘ya Tidak’

muncul sebuah pilihan dijendela notifikasi Rangga, langsung saja Rangga mengaktifkannya.

‘Tiga meter ke arah timur’ segera saja langkah Rangga menuju ke arah timur dari posisinya, dilihat didepannya ada sebuah meja hias yang memiliki sebuah laci dibawahnya, sebuah meja yang terbuat dari jenis kayu jati yang berukiran dengan sangat indah, langsung saja Rangga membuka laci meja itu, Dilihatnya ada sebuah kotak yang ada didalam laci tersebut dan diatasnya terdapat sebuah relief wayang, segera Rangga mengambil kotak tersebut.

‘Anda telah menemukan Orichalcum’

Sebuah jendela notifikasi muncul dihadapan Rangga, walaupun Rangga sedikit tertarik dengan kotak tersebut yang dilihatnya dan dirasakan bahannya berbeda dari kotak kotak yang dia ketahui banyak terbuat dari kayu ataupun perak tapi Rangga jauh lebih tertarik apa yang ada didalamnya, langsung saja Rangga membuka kotaknya.

‘Anda telah menemukan sistem terdahulu’

‘Apakah anda akan Mengintegrasikan ke sistem anda’

‘ya Tidak’

https://rairinproject.blogspot.com/p/gerbang\-hitam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!