Beginilah keseharianku, duduk di teras samping sambil membaca buku atau bermain gitar, lalu memainkan lagu-lagu yang kusukai sambil bernyanyi. Sesekali aku rekam diriku yang sedang bernyanyi sambil memainkan gitar lalu kuunggah ke youtube. Aku memang sangat suka bernyanyi dan bermain musik.
Sedari kecil, bakat seniku memang sudah menonjol. Aku pernah beberapa kali menjuarai festival musik. Aku memang lebih menyukai bidang seni ketimbang pelajaran eksak atau hafalan. Hal ini pula yang membuatku berkeras mengambil kuliah jurusan seni musik ketimbang jurusan ekonomi seperti yang disarankan Ayah.
Dan Ayah maupun Mama akhirnya tidak memaksakan keinginan mereka.
Mungkin mereka sadar akan kemampuanku. Aku yang sedari kecil memang tidak bisa dipaksakan untuk menekuni soal-soal hitungan ataupun hafalan.
Semilir angin yang sejuk membuatku teringat pada mimpiku semalam. Mimpi yang begitu nyata. Aku masih ingat setiap detail dari mimpiku semalam. Di mana aku berjalan sambil mengamati pelataran samping ini. Semuanya nampak begitu nyata.
Aaah, sudah lama aku tidak melukis. Sepertinya keren, kalau aku mencoba melukis mimpiku semalam. Tentang pelataran rumah ini, dimana ada pohon kersen, perempuan yang sedang menjemur pakaian, lelaki kurus yang sedang menyapu rontokan daun, air mancur, anak-anak bule yang sedang bermain bola, juga perempuan cantik yang sedang melukis. Baiklah, aku pun bergegas ke kamar untuk mengambil peralatan melukis.
Aku memang suka melukis. Meskipun tidak sebesar minatku pada musik. Beberapa orang mengatakan lukisanku bagus. Bagiku melukis jauh lebih sulit ketimbang bermain musik.
Melukis membutuhkan kesabaran dan ketenangan. Dan tentu saja waktu. Untuk bisa menghasilkan satu lukisan membutuhkan waktu yang lumayan lama bagiku. Dan tidak setiap saat, keinginanku untuk melukis muncul. Aku memang moody an untuk melukis, hehehehe.
Terakhir aku melukis dua tahun lalu. Aku membuat lukisan untuk Friska, sebagai hadiah perpisahan untuknya. Lukisan yang menggambarkan tentang perjalanan cinta kami juga tentang perasaanku yang remuk saat dia mengatakan padaku untuk tidak bisa lagi melanjutkan hubungan kami.
Dengan berat hati, dia berkata kalau dia tidak punya pilihan lain, selain harus mengikuti keinginan orangtuanya yang mengharuskannya menikah dengan seorang anggota TNI, yang di mata ayahnya lebih punya masa depan ketimbang diriku.
Tangisan Friska masih terus membekas dalam ingatanku. Friska mengatakan kalau dia tidak bisa menentang keinginan ayahnya. Aku juga tidak punya pilihan lain selain melepaskan Friska, meski sangat berat bagiku.
Aku ingin memperjuangkannya, tapi apalah yang bisa diharapkan dari mahasiswa semester akhir seperti diriku? aku belum bekerja, aku juga tidak punya keberanian untuk meyakinkan orangtuanya. Hingga akhirnya aku tidak punya pilihan lain selain melepaskannya.
Kini aku sudah benar-benar tidak ada kontak lagi dengan Friska. Pasca wisuda, dia langsung menikah dan mengikuti suaminya tinggal di Kalimantan. Sosial medianya juga sudah tidak aktif lagi. Dia tidak pernah muncul di Facebook atau Instagram.
Jujur saja, aroma golden rose yang muncul saat malam hari itu benar-benar mengingatkanku kembali akan sosok Friska. Aroma golden rose yang bercampur dengan aroma citrus, sandalwood dan entah apalagi itu membuatku merasa rileks, tenang dan akhirnya tertidur pulas.
Aroma darimanakah itu? apa itu aroma pengharum ruangan yang kemarin dibeli Mama? ataukah parfum terbaru dari Ratna? anak itu kan senang sekali pakai parfum. Aah, sepertinya bukan.
Itu bukan aroma pengharum ruangan yang biasa dibeli Mama dan bukan juga parfum yang biasa dipakai Ratna. Aku kenal betul aroma-aroma yang biasa dipakai mereka.
Aroma yang kucium malam itu benar-benar khas. Sangat enak dan menenangkan. Dan untuk selanjutnya, aroma itu kerap hadir pada malam-malamku. Anehnya aku tidak merasa takut atau merinding sama sekali. Aku menyukai aroma itu. Seperti aroma terapi yang mengantarku menuju ke alam mimpi.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
SENJA ROMANCE
Golden rose dan Citrus identik dengan gaya parfum abad 18-19 an,.
2022-11-14
1