Keesokan harinya Arya pergi ke sekolah untuk melihat hasil ujian kelulusan kemarin. Arya menunggu dikantin bersama Doni dan Rizal sambil makan camilan.
"Kalian katanya ingin lanjut kuliah?" tanya Arya.
"Iya." jawab Doni.
"Kuliah kemana?" tanya Arya.
"Doni maunya ke Surabaya, tapi aku maunya kuliah di Jogja, di UGM." jawab Rizal.
"Kenapa enggak disini aja?" tanya Arya.
"Kalau kamu kuliah di Jakarta aku ikut kamu." jawab Doni.
"Kita lihat saja kedepannya, kalau aku dapat beasiswa ke universitas favorit ya aku terima. Tapi kalau tidak dapat ya aku paling kuliah di universitas yang agak murah." ucap Arya sambil makan camilan.
Doni dan Rizal hanya bisa pasrah dengan keadaan Arya saat ini. Tak lama setelahnya bel berbunyi dan mengumumkan bahwa hasil ujian sudah di tempel di aula sekolah.
Arya dan kedua sahabatnya pergi membayar camilan yang mereka pesan dan langsung pergi ke aula untuk melihat nilai hasil ujian.
Saat Arya melihat jajaran nama siswa, dia bersyukur karena namanya berada di urutan paling atas dan memiliki nilai paling tinggi.
'Syukurlah nilai ku paling bagus, jadi bisa daftar di kampus favorit.' ucap Arya dalam hati.
Di bawah nama Arya terdapat nama Doni dan Rizal yang mendapatkan nilai lebih rendah dari Arya.
"Tidak aku sangka kalian dapat nilai bagus." ucap Arya.
"Jangan remehkan otak kami Arya!" ucap Doni kesal.
"Wes santai dong, gitu aja ngegas!" ucap Arya.
Doni hanya diam membisu. Tak lama muncul kepala sekolah diatas panggung dan menjadi sorotan siswa siswi.
"Selamat siang anak." ucap kepala sekolah.
"Siang pak!" jawab para siswa serentak.
"Langsung pada intinya saja, saya disini untuk mengumumkan siswa yang mendapatkan beasiswa ke universitas favorit di Jakarta dengan semua biaya ditanggung pemerintah." ucap kepala sekolah.
Semua siswa/ siswi berteriak semangat.
"Yang mendapatkan beasiswa tersebut adalah Doni Ramdhani, Rizal Ramli, Stella Noviani, Rosa Abendanon, dan Arya Wiguna. Kelima siswa siswi diatas adalah kandidat yang memenuhi syarat untuk memperoleh beasiswa tersebut..."
"Bapak harap siswa siswi lainnya tidak iri hati dengan mereka berlima. Dan untuk kelima siswa siswi tadi harap segera keruangan bapak untuk mengambil surat beasiswa." ucap kepala sekolah, setelah itu kepala sekolah turun dari panggung dan berjalan menuju ke ruangannya.
Arya dan kedua sahabatnya langsung bergegas menuju ruangan kepala sekolah untuk mengambil surat beasiswa.
Tok..tok..tok..
"Masuk!" jawab kepala sekolah dari dalam ruangan.
Arya dan kedua sahabatnya langsung masuk kedalam ruangan. Dan ternyata dua siswi yang berada di peringkat empat dan lima sudah berada di dalam dengan duduk di sofa.
"Baiklah semua sudah berkumpul, bapak sangat bangga dengan kalian berlima karena selalu berada di peringkat lima besar selama tiga tahun berturut-turut. Terutama Arya, kamu harus terus belajar dan jangan terlalu puas dengan hasil saat ini." ucap kepala sekolah.
"Baik pak." jawab Arya.
"Ini ambil sesuai nama kalian dan bulan depan kalian datang ke universitas untuk mendaftarkan diri kalian sebagai siswa dan siswi yang jenius dari SMA ini." ucap kepala sekolah memberikan lima amplop coklat sesuai namanya.
Setelah itu Arya dan lainnya pulang kerumahnya masing masing untuk menunjukkan hasil belajar mereka selama tiga tahun ini.
Sesampainya dirumah, Arya langsung menemui ayah dan ibunya yang sedang berada di meja makan bersama dua adiknya.
"Ada apa nak? kenapa terburu buru seperti itu?" tanya ayah Arya.
"Ayah aku dapat beasiswa ke universitas favorit di Jakarta!" teriak Arya memeluk ayahnya.
Kedua orang tua Arya hanya bisa menangis terharu karena bersyukur atas segala pencapaian Arya selama ini.
"Syukurlah kalau begitu ibu dan ayah ikut senang dengan hasil belajarmu." ucap ibu Arya.
"Kak Andi kapan bisa seperti kak Arya?" tanya Putri.
'Uhuk..Uhuk..Uhuk..' Andi tersedak saat mendengar pertanyaan Putri tentang prestasi.
"Makanya jangan taunya tawuran doang! belajar yang bener biar bisa kayak kak Arya!" ucap Putri dengan suara imutnya.
Arya yang mendengar ucapan Putri tentang tawuran menjadi agak marah.
"Kamu tawuran ndi?" tanya Arya datar.
"Anu..hehe...Andi cuman liat kok kak enggak ikut ikutan hehe.." ucap Andi ketakutan.
"Kalo sampe kakak liat kamu di jalan tawuran kakak bakal hukum kamu seberat beratnya!" ucap Arya dengan tatapan tajam.
Ayah dan ibu Arya hanya diam saja, karena jika Arya sudah marah seperti itu ucapan mereka tidak akan di dengarkan.
"I-iya kak Andi janji." ucap Andi menundukkan kepalanya.
Arya hanya mengangguk kan kepala dan pergi ke kamarnya untuk ganti baju. Saat berada dikamar Keny meneleponnya dan memberitahukan tentang perang nanti malam.
"Hallo ada apa?." tanya Arya mengangkat telepon.
"Hallo bos, aku ingin menginfokan jika nanti malam geng kita bakalan perang melawan geng Black Rose untuk memperebutkan kursi penguasa." jawab Keny.
"Jam berapa?" tanya Arya.
"Jam 12 malam bos." jawab Keny.
"Jemput aku sekarang." ucap Arya dengan serius.
"Baik bos." jawab Keny.
Setelah menutup teleponnya Arya langsung memakai baju serba hitam dengan masker bergambar mahkota.
10 menit kemudian Keny mengirim pesan jika dia sudah berada di depan rumah Arya. Setelah itu Arya pamit pada ibunya untuk pergi bermain dan menginap di rumah temannya.
"Ibu aku pamit bermain ya." ucap Arya pada ibunya yang sedang menonton TV bersama ayahnya.
"Kapan pulang?" tanya ibu Arya saat melihat masker yang dipakai Arya.
"Kalau tidak besok ya lusa." jawab Arya.
"Jaga dirimu baik baik jangan sampai terluka." ucap ayah Arya.
"Tenang saja ayah tidak perlu khawatir karena sekarang aku sudah bisa bertarung." ucap Arya menutupi keterkejutannya.
"Ayah tau Arya kamu mau kemana jadi jaga dirimu baik-baik jangan sampai terluka dan ambil kursinya." ucap ayah Arya tersenyum dan menunjukkan tato yang sama persis dengan milik Arya namun berada di pergelangan tangan.
"Wah wah wah ibu butuh penjelasan mu besok atau lusa Arya." ucap ibu Arya dengan tersenyum bangga.
"Arya pergi dulu kalau begitu." ucap Arya tersenyum lebar.
Didepan rumah sudah terparkir mobil BMW M5 bewarna hitam dengan Keny memegang setir. Arya langsung mengetuk kaca mobil itu dan Keny langsung membuka kunci pintu mobil dari dalam agar Arya bisa masuk.
"Jalan kecepatan sedang saja." ucap Arya memainkan ponselnya.
Keny langsung tancap gas dengan kecepatan sedang menuju markas besar The Kings.
'Sistem apakah kau punya pil penambah kekuatan?' tanya Arya dalam hati.
[Sistem merekomendasikan pil darah yang bermanfaat untuk menambah kekuatan tubuh dan memberikan ingatan tentang beladiri tingkat sedang serta penguasaan pedang tingkat sedang]
"Ken beberapa orang anggota kita?" tanya Arya.
"Ada 4000 petarung, 700 penembak jitu, 1000 pengintai, dan 300 peretas atau alhi komputer." jawab Keny.
"Baiklah kalau begitu." ucap Arya.
'Sistem beli 6000 pil darah!' ucap Arya dalam hati dengan semangat.
[Pembelian berhasil! barang sudah ada di dalam inventori!]
Arya membuka shop dengan pikirannya dan memilih di bagian teknik berpedang dan tangan kosong.
Setelah melihat beberapa teknik akhirnya Arya mendapatkan dua teknik yang cocok dengan dirinya.
'Sistem beli teknik berpedang kuno ini dan teknik tangan kosong kuno ini serta langsung pelajari.' ucap Arya.
[Pembelian berhasil! ingatan tentang kedua teknik sudah dikirim ke otak tuan]
Saat itu juga ingatan tentang teknik berpedang kuno dan teknik tangan kosong kuno berputar dengan jelas di pikiran Arya. Setelah memahami semua isi tentang kedua teknik itu Arya merasa tubuhnya lebih kuat dari sebelumnya dan aura yang mengerikan tidak sengaja merembes keluar dan membuat Keny sesak.
"Bos bisakah auramu kau tarik kembali? aku sulit untuk bernafas." ucap Keny sesak.
Arya langsung fakus kembali dan seketika aura didalam mobil itu menghilang tanpa jejak.
'Bagaimana cara mengendalikan aura mengerikan ini sistem?' tanya Arya.
[Tuan harus meneteskan darah ke dua pedang yang baru tuan beli dengan begitu aura yang sangat mengerikan itu akan tunduk]
'Apa hubungannya dengan dua pedang itu?' tanya Arya bingung.
[Kedua teknik yang tuan beli adalah pasangan dari kedua pedang itu, terutama teknik berpedang kuno]
'Jadi begitu.... aku mengerti.' ucap Arya.
Tak lama Arya dan Keny sampai di markas besar The Kings yang sudah dijaga ketat oleh anggota yang menggunakan senjata lengkap.
Tin..
Keny membunyikan klakson agar penjaga membukakan pintu untuknya agar bisa masuk. Setelah gerbang terbuka Keny langsung menjalankannya mobilnya untuk parkir didepan rumah khusus ketua dan tangan kanan ketua.
Setelah parkir Arya langsung masuk kedalam dan menuju ruangannya untuk mengeluarkan 6000 pil dan dua pedang yang baru dia beli.
Setelah semua keluar Arya mengambil dua pedangnya dan menggores jempolnya hingga mengeluarkan darah. Setelah itu Arya meneteskan darahnya ke bilah pedang dan tiba tiba bercahaya sesuai warna pedang.
Cahaya yang keluar dari kedua pedang dengan cepat meredup dan kembali ke semula. Arya hanya diam dan menaruh kedua pedang itu di samping pintu.
Tak lama Keny dan Draco datang dengan muka serius.
"Siang bos!" ucap keduanya.
"Duduk!" ucap Arya.
"Bagaimana perkembangan anggota dan keuangan geng?" tanya Arya santai.
"Untuk keuangan masih lancar bahkan berkembang sangat cepat setelah berita tentang kebangkitan The Kings tersebar." jawab Draco.
"Lalu bagaimana dengan anggota?" tanya Arya.
"Entah kenapa anggota kita agak sulit untuk berkembang terutama pada bagian petarung." jawab Draco.
"Bagikan semua pil ini secara rata, satu orang satu dan ditelan saat ingin memulai latihan." ucap Arya menunjuk dua kotak besar berisi pil bewarna putih hijau.
"Baik bos!" ucap Draco dan Keny bersamaan.
Keduanya langsung membagikan ke semua anggota secara rata tanpa ada yang tidak dapat.
Saat ini Arya sedang memikirkan strategi perang untuk merebut kursi penguasa geng. Arya juga memikirkan tentang latar belakang ayahnya yang sangat misterius.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Harman LokeST
luar biasa luar biasa luar biasa luar biasa
2023-10-02
0
Seung
⌐■-■ UGM
2023-02-05
0
Pt Pt
siang? bukannya malam?
2022-10-26
0