CHAPTER 3 : HARI TERAKHIR DUNIA DAMAI

Indonesia.

Di salah satu sekolah, di Jakarta.

Di sekolah itu terdapat banyak sekali siswa. Para siswa melakukan hal yang selalu mereka lakukan seperti biasanya. Mereka terlihat sangat ceria dengan berbincang-bincang dengan temannya masing-masing.

Setiap orang memiliki kesenangan tersendiri. Seperti orang yang suka bermain bola. Ketika mereka bermain bola mereka akan merasa senang dan bahagia.

Di sebuah kelas.

Ada 3 orang yang sedang berkumpul di salah satu kelas. Dan sama seperti mereka, 3 orang itu sedang melakukan hal yang membuat mereka senang.

" Oi, oi! Kenapa kau hari ini lembek sekali!? "

Pukulanー

" Ughー!"

" Aku masih belum puas memukul mu! Jadi jangan sempoyongan begitu! "

Tendanganー

"Ghaaー!"

Ada dua orang yang sedang melakukan pembullyan terhadap salah satu dari mereka. Bagi 2 orang itu, melakukan hal seperti itu adalah kesenangan tersendiri.

' sial... Hari ini... Aku yakin, aku pasti mati...' Orang yang di bully.

Orang itu berambut hitam yang disisir rapih dengan memakai sebuah kacamata. Memiliki tinggi hanya sekitar 163 cm, serta tubuh yang sedikit kurus.

Berbeda dengan dirinya, 2 orang lainnya jauh lebih tinggi dan besar.

Baginya, wajah mereka sangatlah menyeramkan.

" Ayolah... Hentikan... Aku takut dia beneran mati!"

Kata salah satu dari mereka. Dia tidak melakukan pembullyan, tapi hanya melihat saja. Dia adalah tipe orang yang mencari 'aman' saja. Dirinya tidak melaporkan ke guru, karena, dia takut kalau dirinya hanya akan menjadi target pembullyan selanjutnya.

" Diam! Tenang saja, aku sudah menahan kekuatan ku! Baiklah, ini diaー!! "

Pukulanー

" Aaー?! "

Pukulan yang dilakukannya, tepat mengenai ulu hati.

Orang yang berkacamata itu langsung sempoyongan dan mendekati tembok. Perlahan-lahan tubuhnya mulai merosot kebawah.

' aku... Akan.... Mati...? '

Kesadarannya mulai menghilang dan dia pingsan.

***

Nathan sedang terhanyut dalam kegelapan dan kepalanya dibanjiri oleh kenangan-kenangan bahagia ketika semua teman-temannya masih hidup.

' .... Aku sekarang akan memulai semuanya dari awal. Mereka pasti tidak akan mengenal ku. Tapi walaupun begitu, aku masih menganggap mereka temanku. Aku akan merubah masa depan yang menyedihkan itu. Dan kali ini... Aku bersumpah akan melindungi mu, Thresa!. Aku akan menjadi kuat dengan mengandalkan semua pengetahuan ku tentang menara! Dan, akan ku bunuh bajing*n itu!! '

Nathan merasakan kalau dirinya sudah tidak dalam kegelapan lagi. Perlahan-lahan, dia membuka matanya.

Plakー

Ketika matanya baru terbuka. Hal yang menyambutnya adalah tamparan di pipinya. Nathan cukup terkejut dan melihat orang yang sedang jongkok di depannya.

" Sialan, kupikir kau mati!"

" Pukulan mu mendarat tepat di ulu hatinya! Kau membuat rekor baru karena bisa membuat orang pingsan dalam satu pukulan! "

Di penglihatan Nathan, ada dua orang yang sedang tertawa dengan wajah yang terlihat mengejek. Serta satu orang yang hanya terlihat khawatir dengan wajahnya yang di penuhi keringat.

' siapa orang-orang...? Dan dimana ini...? '

Nathan mengabaikan mereka dan mulai melihat lihat sekelilingnya.

' ruangan yang di penuhi oleh meja, serta sebuah papan putih untuk menulis....'

Setelah berpikir beberapa saat, Nathan mulai sadar tentang tempatnya.

' ah! Begitu ya! Aku sudah kembali ke masa lalu! Dan sekarang sedang di dalam kelas. Terlebih, wajah-wajah orang ini... Aku mulai mengingatnya. Kalau tidak salah, yang jongkok itu namanya.... Ardian. Dan yang lainnya aku lupa lagi...'

Nathan mulai membenarkan posisinya. Dia mulai berdiri dan membersihkan debu di bokongnya.

Ketiga orang itu, terheran dengan tindakan yang di lakukan Nathan.

' badanku sedikit ringan, tapi tidak memiliki tenaga.... Tubuhku tidak kembali ke masa lalu. Hanya waktu saja yang di putar ulang... '

Tubuhnya kurus seperti kayu yang sudah kering. Statistik, magic power, latihannya selama ratusan tahunー semuanya yang memperkuat tubuhnya menghilangkan.

Nathan sedikit berharap, jika dia kembali ke masa lalu dengan kekuatan yang di milikinya, semuanya akan menjadi lebih mudah.

' tadinya aku sedikit bersemangat... Tapi sepertinya, ini akan sulit... '

Mengirim tubuh fisik ke masa lalu vs mengirim jiwa ke masa lalu. Itu adalah dua hal yang berbeda.

Bahkan the supreme being god saja, akan kesulitan untuk mengirim tubuh fisik ke masa lalu. Masalahnya ada di 'waktu dan ruang'. Kalau semisal, tubuh fisik Nathan kembali ke masa lalu, Nathan di 'masa' ini masih akan ada. Dan kemungkinan akan menyebabkan sebuah paradoks yang tidak terduga.

' ngomong-ngomong, sekarang tanggal dan tahun berapa...? '

Plakー

Sebuah tamparan yang lainnya.

Kacamata Nathan sedikit terjatuh, sehingga pandangannya kabur.

Ini menyebalkan karena Nathan baru saja kembali dan dirinya sudah di tampar dua kali.

" Oi sialan! Kenapa kau sok bertingkah begitu setelah baru saja bangun dari pingsan?! "

Ardian memasang ekspresi marah serta upaya untuk memasang ekspresi menakutkan.

" Tanggal dan tahun.. " nathan sambil membenarkan kacamatanya.

" Hah?! "

" Tanggal dan tahun berapa sekarang? Jawab dengan cepat dan aku akan meringankan hukuman mu. "

Ardian yang mendengar omongan Nathan yang sama sekali berbeda dari biasanya, malah membuatnya merasa jengkel.

" Bajing*n! Kau mau berlaga, hah?! "

Ardian melayangkan pukulannya.

Tapi pukul itu dihindari dengan mudah oleh Nathan.

Terkejut karena pukulannya dihindari. Ardian mencoba lagi untuk melayangkan pukulannya.

' lambat, lambat dan lambat.'

Ardian melayangkan beberapa pukulan. Tapi, semua pukulannya berhasil dihindari oleh Nathan.

Mungkin semua kekuatan Nathan menghilang. Akan tetapi, pengalaman bertarungnya tidak akan pernah hilang. Selama ratusan tahun, dia sudah melawan berbagai mahkluk kuat yang memiliki kecepatan diluar nalar.

Di pandangan Nathan, pukulan yang dilayangkan oleh Ardian, sangatlah lambat. Walaupun tubuhnya sekarang lemah, Nathan masih bisa menghindarinya dengan mudah.

Slopー

Nathan memegang kepalan tangan Ardian. Nathan dengan mudahnya menghentikan pukulannya.

Ardian terkejut dan tidak percaya. Sedari tadi pukulannya berhasil dihindari oleh Nathan dan sekarang Nathan menghentikannya.

Perubahan yang tiba-tiba itu, membuatnya merasa takut dan khawatir.

" Sayang sekali, kau tidak mau menjawabnya, ya.... Kalau begitu, aku akan menghukum mu dengan sedikit keras.. "

Nathan tersenyum.

Senyumannya membuat bulu kuduk Ardian berdiri. Dia menyadari, kalau posisinya sekarang dalam bahaya.

" Tenang saja. Aku tidak akan membuat mu pingsan langsung. "

Salah satu tangan Nathan memegang lengan Ardian. Kemudian dengan tangan lainnya yang masih kosong, Nathan mulai mengepalkan tangannya.

Pukulanー

Pukulanー

Pukulanー

Setiap kali pukulan yang Nathan lancarkan, membuat kepala Ardian terpental ke belakang. Nathan mengulanginya sebanyak tiga kali. Pukulan terakhir yang Nathan lancarkan membuatnya pingsan.

Kepalanya berputar dan tubuhnya sempoyongan. Langit-langit kelas adalah hal terakhir yang di lihatnya sebelum dirinya terjatuh tersungkur.

Dua orang lainnya, yang melihat kejadian itu. Hanya terkejut dan tidak percaya. Mereka tidak mengira kalau orang yang selalu mereka bully akan melawan balik. Terlebih, mereka merasakan kalau ada sesuatu yang berbeda dari Nathan.

Di pandangan mereka, Nathan yang sekarang bukanlah Nathan yang beberapa saat yang lalu. Bahkan aura yang di pancarkan nya saja, sangat jauh berbeda.

" Padahal rencananya aku akan memukulinya sebanyak sepuluh kali. Aku tidak berharap kalau dirinya pingsan hanya dalam 3 pukulan... hmm?"

Mata Nathan tertuju kepada dua orang yang berdiri tidak jauh darinya. Mereka terlihat sedang ketakutan dengan keringat dingin yang bermunculan di wajahnya.

Nathan menyadari kalau mereka adalah komplotan dari orang yang baru saja dia hajar.

" Di baju ku ada bekas sepatu... Apa salah satu dari kalian, kah? Yang mengotorinya..."

Nathan melihat masing-masing sepatu yang mereka pakai. Nathan tau kalau salah satu dari mereka lah yang mengotorinya. Itu tidak mungkin Adrian, karena ukuran sepatunya berbeda.

Nathan mengangkat alisnya. Pandangannya tertuju pada salah satu sepatu itu.

" B-bukan aku! Ta-tapi dia yang melakukannya! "

"Hah?!!"

Walaupun sudah ketahuan. Tapi orang itu masih tetap mengelak dengan mencoba mengorbankan temannya sendiri.

Nathan berjalan ke arahnya. Orang itu saking takutnya sehingga membuatnya sulit untuk bergerak. Tubuhnya hanya gemetaran ketakutan.

" Pukulan harus dibalas dengan pukulan. Berarti, tendangan harus di balas dengan tendangan juga, kan? "

Tendanganー

Setelah mendengar apa yang di katakan Nathan. Membuat pria itu semakin takut. Dia ingin melawan, tapi sebelum dia melakukannya tendangan Nathan sudah berada di perutnya.

Bangー

Dia terpental ke meja yang berada di belakangnya.

Nathan kemudian melihat ke seseorang yang masih tersisa.

" A-aku tidak pernah melakukan apapun kepada mu! J-jadi tolong maafkan aku! "

Nathan hanya mengabaikannya. Dia sendiri tau kalau orang sepertinya itu, hanya orang yang ikut-ikutan saja. Orang sepertinya adalah orang lemah yang sesungguhnya. Mereka selalu menyembunyikan kelemahannya dengan cara ikut-ikutan saja.

Nathan tidak mau membuang-buang waktu hanya untuk berurusan dengan orang sepertinya.

' aku ingin menanyakan tentang tanggal dan tahun berapa sekarang, kepadanya. Tapi sepertinya itu tidak perlu. Lagipula, aku memiliki ponsel'

Pertanyaan yang tadi ditanyakan oleh Nathan, tidak ada gunanya. Nathan merasakan ada sebuah ponsel di saku celananya. Nathan hanya perlu melihatnya dan dia akan mengetahui apa yang ingin dia ketahui.

Setelah Nathan mengambil ponselnya dan mengetahui tentang tanggal dan tahunnya. Dia kemudian bertanya kepada orang itu.

" Di kelas ini, yang mana kantong ku? "

Nathan tidak mengetahui yang mana tas yang dia bawa. Nathan baru saja kembali dan dia tidak terlalu mengingat sesuatu yang terjadi di masa ini. Dia hanya kebetulan saja mengingat Ardian karena dia adalah kenangan buruk masa lalunya. Tapi, bagi dirinya yang sekarang. Ardian hanyalah masalah yang tidak terlalu di perdulikannya.

Setelah orang itu memberitahukannya, Nathan langsung membawa tasnya lalu dia pulang.

' mungkin ini masih terlalu awal untuk pulang. Tapi, dimulai besok, tidak ada lagi yang namanya sekolah. Tidak hanya sekolah, tapi semuanya akan berakhir besok! '

Sekarang adalah tanggal 1 Maret 2020. Yang mana, sekarang adalah hari terakhir dunia damai.

Nathan mengingat, tanggal 2 Maret sebagai hari pertama tutorial dimulai.

" Ini bagus. Aku memiliki satu hari untuk persiapan! "

Nathan pulang kerumahnya untuk mempersiapkan semuanya. Dia cukup senang, karena waktu satu hari itu sangatlah bagus untuk mempersiapkan segalanya.

" Sepertinya, mulai besok, aku akan sibuk."

Terpopuler

Comments

mothur

mothur

mantap thor

2021-11-01

2

BAJINGAN BERKELAS

BAJINGAN BERKELAS

hmm

2021-10-10

0

[ SYSTEM ]

[ SYSTEM ]

cih GK seru kalo musuhnya tau MC nya kembali ke masa lalu , MC nya kek jadi tontonan doang Ama para dewa . bye

2021-10-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!