BAB 4 - AWAL BARU

Sebuah mobil mewah berwarna hitam melaju masuk ke dalam halaman sebuah rumah mewah. Dari dalam mobil itulah Nayla dan pria yang menolongnya tadi turun. Nayla terlihat sangat kagum saat melihat rumah yang begitu sangat mewah.

"Ini beneran rumah kamu?,"

"Iya, ini adalah rumah aku. Rumah yang aku beli dari hasil kerja keras aku selama ini,"

"Kamu hebat ya,"

"Terimakasih, ayo kita masuk. Aku yakin kamu pasti sangat lelah kan. Kamu bisa tinggal disini untuk sementara waktu dan kamar tamu disini bisa kamu gunakan sebagai kamarmu,"

"Terimakasih ya, Akbar,"

"Sama - sama, kamu tidak perlu sungkan padaku. Aku sudah sering membantu orang yang kesusahan sepertimu. Ayo sekarang kita masuk,"

Akbar dan Nayla pun masuk ke dalam rumah itu. Di dalam rumah, para pelayan sudah menyambut kedatangan Akbar dan Nayla dengan senyuman.

"Selamat datang Tuan Besar,"

"Untuk kamu, tolong kamu antarkan tamu saya ini ke salah satu kamar tamu di rumah ini ya. Dan, saya mau juga kalian harus memperlakukan dia dengan baik karena dia adalah tamu khusus saya,"

"Baik, Tuan Besar. Ayo Nona, biar saya antarkan ke kamar Nona,"

"Iya, terimakasih,"

Nayla pun berjalan mengikuti salah satu pelayan wanita itu. Setelah Nayla pergi, Akbar berjalan perlahan menghampiri seorang pelayan pria yang merupakan kepala pelayan di rumah itu. Lalu, Akbar membisikan sesuatu kepada kepala pelayan itu. Kepala pelayan itu pun tidak berkata apapun dan hanya mengangguk kepalanya saja yang menandakan bahwa dia sangat mengerti apa yang Akbar ingin sampaikan padanya.

Setelah itu, Akbar pun berlalu pergi meninggalkan kepala pelayan itu. Akbar terus berjalan hingga ke sebuah balkon rumahnya. Ia berdiri disana menatap indahnya pemandangan rumahnya yang terlihat sangat luas.

"Dulu rumah ini dibangun dengan sangat besar agar anak - anak kita bisa bermain dengan senang di rumah ini. Tapi nyata saat ini semua impian kita berdua itu hancur begitu saja karena wanita itu,"

Akbar menggenggam telapak tangannya dengan menunjukkan ekspresi wajah yang sangat marah. Rasa dendam di hatinya membuat dirinya sudah tidak dapat berfikir dengan jernih lagi.

1 Tahun Kemudian.....

Di balkon yang sama, Akbar masih terlihat berdiri disana dengan menggunakan pakaian yang rapi. Pandangannya terlihat masih sangat kosong menatap ke arah halaman depan rumahnya. Nayla terlihat berjalan mendekati Akbar. Saat ini status Nayla sudah bukanlah tamu lagi di rumah tersebut dikarenakan Akbar yang sudah secara sah menikahi dirinya. Tetapi menikahi Nayla bukanlah hal yang mudah bagi Akbar karena dendam yang membara di hatinya.

"Mas, makanannya sudah siap. Sarapan dulu yuk,"

"Aku tidak selera makan, kamu makanlah sendiri. Aku akan sarapan di kantor saja,"

Akbar berlalu pergi begitu saja melewati Nayla.

"Kenapa sikap Akbar menjadi sangat berubah padaku semenjak kami menikah? Padahal dulu aku berfikir saat aku menikah dengan Akbar mungkin bisa menjadi awal hidup baruku yang penuh dengan kebahagiaan. Tetapi ternyata aku salah, sikap Akbar yang seperti ini malah membuatku semakin bingung. Aku benar - benar tidak tau apa salahku,"

Nayla pun terus berjalan mengikuti Akbar dari arah belakang. Beberapa kali Nayla memanggil namanya. Tetapi Akbar tetap saja tidak mau berhenti dan menatap wajah Nayla.

"Mas, tunggu. Kenapa sih sikap kamu menjadi seperti ini sama aku? Aku salah apa sama kamu, Mas. Jawab aku, kasih aku sebuah jawaban yang jelas agar aku tau alasan kamu bersikap seperti ini padaku,"

Langkah kaki Akbar seketika berhenti saat mendengar kata - kata yang keluar dari mulut Nayla. Dengan ekspresi wajahnya yang dingin, ia membalikkan wajahnya menatap Nayla.

"Kamu ingin tau semuanya, Nayla,"

"Iya, aku ingin tau semuanya. Aku ingin tau kenapa kamu memperlakukan aku seperti ini. Bahkan hingga detik ini saja, kamu tidak pernah mau menyentuhku, Mas. Seakan - akan aku ini adalah wanita paling hina di matamu,"

"Alasanku bersikap seperti ini karena aku sejak awal menikahimu karena aku kasihan padamu dan bukan atas dasar cinta. Aku kasihan melihat hidupmu yang sebatang kara tidak punya siapa - siapa. Lagipula kamu senang kan tinggal di rumah ini, hidup dalam kemewahan dan mendapatkan gelar sebagai nyonya besar Alanza,"

"Tapi bukan itu semua yang aku inginkan, Akbar. Aku ingin kamu mencintaiku sebagai istrimu. Aku tidak butuh dengan semua hartamu ini,"

Akbar tersenyum sinis,"Mana ada seorang wanita yang tidak tergiur oleh harta, Nayla,"

"Abang," tiba - tiba saja terdengar suara teriakan seorang wanita dari arah belakang Akbar. Akbar yang seperti familiar dengan suara itu pun langsung membalikkan tubuhnya.

"Silvana?!,"

"Bang Akbar," Silvana langsung berlari ke arah Akbar dan memeluknya.

"Aku kangen sekali dengan Abang,"

"Kenapa kamu tidak bilang dengan Abang jika kamu ingin kembali ke Indonesia,"

"Aku kan ingin memberikan kejutan kepada Abang. Jadi aku diam - diam kembali kesini,"

Silvana melirik sekilas ke arah Nayla.

"Siapa dia?,"

Akbar melirik ke arah Nayla,"Owh, dia istri Abang,"

"Istri?! Abang udah nikah. Tapi gak kasih kabar ke aku,"

"Pernikahan Abang dan dia juga dilaksanakan secara kecil - kecilan saja,"

"Abang ini selalu saja membuat keputusan tanpa berbicara padaku. Bahkan menikah pun diam - diam dan tidak memberitahukan aku,"

Silvana berjalan melewati Akbar dan mulai mendekat ke arah Nayla.

"Hai kakak ipar, perkenalkan aku adalah adiknya Bang Akbar. Namaku Silvana Mahira Alanza,"

"Salam kenal, Silvana. Nama kakak adalah Nayla Anggita,"

"Nama yang sangat bagus. Kakak juga sangat cantik. Jadi wajar sajalah kalau Bang Akbar jadikan kakak istri barunya,"

"Kamu ini bicara apa sih, Silvana. Abang berangkat ke kantor dulu ya. Urusanmu selama di rumah ini diatur oleh Nayla,"

"Baik, Bang,"

"Mas," Nayla mengulurkan tangannya ingin menyalami Akbar. Tetapi Akbar hanya melirik sekilas ke arah tangan Nayla. Lalu pergi begitu saja tanpa mau menyentuh tangan Nayla.

"Bang Akbar kenapa ya? Kok sikapnya seperti itu sama istrinya sendiri. Padahal dulu dia sangat sayang sekali dengan istrinya - kak Monica. Tapi kok dengan Kak Nayla, sikapnya dingin sekali sih," - Batin Silvana.

"Silvana, kamu pasti capek kan setelah melakukan perjalanan seharian. Ayo biar kakak antarkan kamu ke kamar kamu,"

"Iya kak, ayo kita masuk sekarang. Aku memang udah capek banget ini,"

Nayla pun hanya tersenyum saja pada Silvana. Lalu, Nayla dan Silvana pun masuk ke dalam rumah.

Terpopuler

Comments

💜LAVENDER💜

💜LAVENDER💜

Di episode sebelumnya kan Akbar dan Nayla udah kenalan Kak, tapi di episode ini mereka kok kenalan lagi Kak😁

2021-12-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!