Hari itu cuaca sangat cerah, matahari bersinar terang, langit berwarna biru, suara burung saling bersahutan seperti alunan melodi indah yang sangat menenangkan jiwa bagi para insan di bumi ini.
Disebuah rumah kecil tipe tiga puluh enam tinggal-lah seorang gadis beserta papah nya. Mereka hanya tinggal berdua karena sang mamah sudah meninggal sejak gadis itu berusia lima tahun.
Rumah itu nampak asri, banyak ditanami pepohonan dan bunga-bunga yang ditanam di dalam pot. Mulai dari mawar merah, angrek dan mawar putih. Semua itu koleksi tanaman Aluna karena dia sangat menyukai bunga. Ber - cat- kan tembok biru langit dan tersedia satu set kursi kayu jati lengkap dengan meja yang diletakan diteras rumah sebagai pemanis rumah. Nampak dari luar rumah itu sangat sederhana namun kehidupan mereka sangat bahagia karena mereka saling menyayangi satu sama lain.
Selama lima belas tahun Alexander melajang. Sebetulnya Aluna sudah berkali-kali meminta sang papah untuk menikah lagi tapi beliau tetap bersikeras untuk menolak bahkan Aluna sudah mengenalkan beberapa wanita yang sesuai dengan kriteria namun selalu gagal karena bagi Alexander kebahagiaan Aluna lebih penting daripada kebahagiaannya. Selain itu, Alexander pun sangat mencintai sang istri sehingga sangat sulit baginya untuk mencari pengganti.
Pagi itu, mereka berdua sedang menikmati sarapan bersama diruang makan yang menyatu dengan ruang TV namun disekat oleh rak buku sehingga dari depan ruang makan tersebut tidak terlalu nampak.
Sepuluh menit kemudian Aluna beranjak dari kursinya untuk segera membersihkan piring kotor bekas sarapan mereka. Alexander melanjutkan aktifitasnya dengan membaca koran di teras rumah dengan ditemani secangkir teh manis buatan Aluna. Setelah semua pekerjaan dapur beres, Aluna segera pamit untuk berangkat ke kampus karena hari itu ada praktikum medikal bedah sehingga dia harus segera bergegas agar tidak terlambat.
"Pah, aku berangkat kuliah dulu ya". Aluna berpamitan kepada sang papa yang sedang duduk diteras rumah.
"Iya Nak, hati-hati dijalan. Jangan terlalu ngebut ketika berkendara."
"Ok, papah ku sayang." Aluna bergegas pergi dan tak lupa mencium tangan dan memeluk sang papa.
Aluna menyalakan kendaraan roda duanya yang sebelumnya sudah dia panaskan terlebih dahulu. Kemudian dia melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang.
...****************...
Tiga puluh menit kemudian motor yang dikendarai Aluna sudah tiba dikampus. Ia memarkirkan kendaraannya di parkiran kampus khusus untuk mahasiswa keperawatan.
Ketika sedang berjalan memasuki perataran gedung Fakultas Keperawatan dari kejauhan Rossa berteriak memanggil Aluna dengan suara lantang seketika itu Aluna pun menoleh. Dengan berlari Rossa menghampiri Aluna.
"Woi Aluna, kamu kok jalannya cepat sekali seperti dikejar raksasa saja." Ucap Rossa ketika sudah menghampiri Aluna.
"Kamu apa-apaan sih Cha, kok teriak-teriak begitu. Berisik tau. Tuh dilihatin yang lain."
"Alah, bodo amat. Emangnya aku peduli."
Aluna hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala. Ya begitulah sifat Rossa sahabat Aluna. Dia memang suka ceplas ceplos berbicara tapi hatinya baik. Dia selalu ada disaat Aluna membutuhkannya.
"Aluna, kamu sudah belajar untuk pre test medikal bedah?".
"Sudah, memangnya kamu belum Cha?".
"Sudah dong, aku kan anak rajin. Saking rajinnya sampai semua materi praktikum aku lupa semua." Ucap Rossa yang disertai gelak tawa Aluna.
...****************...
Ruang Praktikum Medikal Bedah
"Selamat pagi semua." Sapa Pak Budi dosen praktikum medikal bedah.
"Hari ini kita akan melakukan pre test terlebih dahulu. Baik, tolong kumpulkan semua buku modul dan catatan kalian kedepan. Sisakan alat tulis saja diatas meja." Dengan suara tegas Pak Budi memulai pre test pagi itu.
Tiga puluh menit berlalu dan pre test medikal bedah sudah selesai. Lagi dan lagi Aluna Alexander mendapatkan nilai sempurna. Aluna Alexander memang gadis pintar sehingga banyak orang yang merasa iri dengan nya namun dia tidak terlalu memusingkan semua itu karena baginya tujuan utama dia berada disitu untuk menuntut ilmu dan sesegera mungkin lulus, mendapatkan pekerjaan agar bisa membantu perekonomian keluarga. Apalagi usia papahnya saat ini sudah tak lagi muda.
Kegiatan praktikum medikal bedah berlangsung selama kurang lebih satu setengah jam.
Satu setengah jam kemudian.
Aluna dan teman-temannya segera meninggalkan ruangan setelah Pak Budi mengakhiri kegiatan praktikum pagi hari itu.
"Aluna, habis dari sini kamu mau kemana? Ikut aku yo ke mall. Aku ingin membeli sesuatu untuk kado ulang tahun bunda."
"Waduh gimana ya, aku harus mengerjakan tugas mata kuliah Bahasa Inggris nih." Tutur Aluna dengan wajah serba bingung.
"Aih, kamu kenapa sih selalu saja memikirkan tugas kuliah. Sekali kali kita refreshing agar tidak stress dengan tugas kampus yang menumpuk. Ayo lah Aluna, untuk kali ini saja temani aku."
Dengan wajah memelas akhirnya Aluna luluh. Toh lagipula tidak ada salahnya dia meluangkan waktu sedikit untuk memanjakan diri walau hanya sekedar cuci mata di mall.
Aluna dan Rossa pergi ke mall dengan menggunakan mobil Rossa sedangkan motor Aluna dibawa oleh Roni sepupu Rossa yang kebetulan kuliah di kampus yang sama.
Sesampainya di mall, tempat pertama yang mereka tuju adalah toko pakaian khusus wanita. Disana mereka melihat-lihat pakaian yang terpajang di etalase dengan model, motif dan corak yang berbeda. Setengah jam berlalu akhirnya Rossa memutuskan membeli long dress warna maroon untuk sang Bunda. Sementara Aluna tidak membeli apa-apa padahal sebenarnya ada satu dress yang menarik perhatian hanya saja dia urung membeli karena harganya cukup mahal. Rossa sebenarnya sudah menawarkan Aluna agar membeli dress tersebut namun dia menolak karena merasa tidak enak hati. Dia tidak ingin di cap memanfaatkan kekayaan orang tua Rossa hanya untuk kepentingannya. Mau tidak mau akhirnya Rossa mengalah tapi dengan syarat agar Aluna mau di traktir makan siang di restoran jepang. Karena memang saat ini perut Aluna sudah lapar dengan senang hati dia menerima tawaran Rossa.
...****************...
Direstoran Jepang
"Irasshaimase." Ucap salah satu pegawai restoran itu ketika Aluna dan Rossa memasukinya.
"Aluna, kamu mau makan apa?"
"Aku mau beef hot ramen dan hot ocha saja Cha."
"Kalau saya, beef teppan dan ice lemon tea."
Kemudian seorang pegawai restoran mencatat pesanan Aluna dan Rossa.
"Ocha, aku ke toilet sebentar. Kebelet nih." Aluna sambil beranjak dari kursi menuju toilet yang ada di dekat restoran itu.
Karena sudah kebelet akhirnya Aluna berlari tanpa sengaja dia menabrak seorang pria yang kebetulan sedang berjalan di depan nya.
"Aduh, kalau jalan pakai mata dong". Ucap pria tersebut dengan nada kesal.
"Maaf tuan, saya tidak sengaja." Ucap Aluna sambil membungkukan badannya sebagai tanda permintaa maaf.
"Maaf-maaf, memangnya ini mall punya nenek moyangmu hah?". Ucap pria itu masih dengan nada kesal.
"Astaga tuan, saya kan sudah minta maaf. Lagipula saya tidak sengaja menabrak anda."
Karena sudah tidak bisa menahan, akhirnya Aluna berlari meninggalkan pria tersebut. Sementara pria tersebut masih saja kesal bahkan dia ingin sekali menemui Aluna tapi dihentikan oleh Rudy asisten pribadi pria tersebut.
"Maaf tuan, sebaiknya anda tidak mengejarnya karena meeting kita dengan klien sudah hampir dimulai."
Dengan wajah kesal akhirnya pria tersebut menuruti perkataan asistennya.
Sementara Aluna sudah menuntaskan hajatnya dan segera menuju restoran tempat dimana dia dan Rossa makan siang.
"Woi beib, lama banget sih. Udah kelaparan nih cacing-cacingku di dalam perut."
"Iya maaf, tadi aku tidak sengaja menabrak seorang pria. Aku sudah meminta maaf tapi dia malah marah-marah."
"Eh, cowoknya tampan tidak? Terus kamu minta nomor ponselnya tidak?" Tanya Rossa dengan antusias.
"Ih, kamu tuh ngaco deh. Dia memang tampan tapi sayang jutek dan pemarah. Lagipula untuk apa aku meminta nomor ponselnya? Dia tuh bukan tipeku."
"Hati-hati loh, jangan terlalu benci nanti malah cinta." Goda Rossa sambil mencolek pipi kanan Aluna dengan jari telunjuknya.
"Amit-amit jabang bayi. Jangan sampai aku jatuh cinta kepada pria seperti itu. Bisa sial hidupku jika mencintai pria jutek dan pemarah seperti dia."
Rossa hanya tertawa melihat tingkah lucu sahabatnya.
Namun tanpa Aluna sadari, pertemuan pertama dia dengan pria itu akan terulang kembali bahkan kisah mereka akan menjadi ide cerita dalam novel ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
cat_lovers
masih nyimak
2021-09-18
10