Anyelir POV
"pagi papa sayang" gw menghampiri papa dan mencium pipi papa, lalu mengambil duduk dihadapan papa yang sedang membaca tabloid kesayangan nya.
papa menurunkan kacamata yang bertengger di ujung hidungnya.
"kamu lama sekali nye" tanya papa ke gw.
"tadi anye ngelamun bentar pah di depan jendela, sambil nikmatin suasana pagi yang udah jarang banget anye rasain di apart" gw jawab pertanyaan papa dengan jujur.
"hmm...ngelamun apa Nye?" tanya papa penuh selidik.
inilah saat yang paling gw benci kalo lagi pulang ke rumah papa dan duduk bareng begini sama papa, gw ga pengen papa ikut sedih karena saat begini yang gw pikirin cuma satu, yaitu kangen mama.
"hmm... ngelamun apa ya..., ngelamun cowok ganteng lah, apalagi" jawab gw sekenanya.
"uhukk...uhuk,...APA!!!??" papa tersedak minuman, saat dengar pernyataan gw tadi.
aih apa gw salah omong ya??
gw buru-buru berdiri dan berlari kesamping papa dan menepuk pelan tengkuk papa supaya tidak tersedak lagi.
"sudah papa tidak apa-apa, duduklah" papa mendongak dan minta gw buat duduk lagi, dan gw turutin, gw balik lagi ketempat duduk gw tadi.
"kamu tadi bilang apa?" tanya papa sekali lagi soal lamunan yang gw bilang,. duh ini mulut kalo ngomong ga pake disortir, bingung deh gw mau jawab apa coba.
"eeh....anu pah..hmm, itu...anye lagi ngelamun oppa Korea yang lagi viral loh pah..." iyuuuh..jawaban yang ga banget sih Nye!!! sejak kapan Lo suka Korea, yang ada juga lw sukanya film action dan si babang Keanu Reeves yang caem...ish..
papa menyipit kan matanya tidak percaya dengan apa yang gw omongin.
"sejak kapan kamu mulai berbohong Nye??" tuh kan apa kata gw mana mungkin papa percaya.
"apa yang kamu lamun kan Nye??" tanya papa lagi dengan penekanan pada suaranya.
"hmm.....i..itu..ga penting pa..., a..anye cuma kangen sama ma..ma.." akhirnya gw jawab juga pertanyaan papa, meskipun rasanya sesak dada gw, dan mata gw rasanya perih banget, kadang gw bingung sama diri gw sendiri Se egois itu kah gw yang ga cukup sama kasih sayang yang papa kasih.
gw dengar kursi di depan gw bergeser dan ga lama gw ngerasain pelukan hangat papa di sisi gw.
"maafin papa Nye...,papa ga bisa jagain mama buat kamu, ini salah papa Nye" terdengar suara papa yang berat mengisyaratkan penyesalan yang dalam.
"papa ga salah, buat anye papa adalah yang terbaik dan terhebat yang anye punya.....anye sayang papa" gw membalas pelukan papa dan berusaha saling menguatkan.
dipojok ruangan lain Bu jam terlihat menghapus air matanya melihat kesedihan tuan dan nona mudanya yang telah berjuang selama ini tanpa istri dan ibu selama puluhan tahun, dan Bu jam sangat kagum atas kesabaran tuannya yang hingga kini masih setia pada cinta pertamanya.
_________
Krisna duduk termenung di ruang kerjanya, setelah kejadian yang dialaminya tadi pagi merasakan kesedihan putri tunggalnya itu yang menginginkan kehadiran sosok seorang ibu disisi nya, hal ini semakin menguatkan hati Krisna untuk segera memperkenalkan Devan kepada Anye agar putrinya bisa merasakan kembali kehangatan seorang ibu dari sosok Widya ibu dari Devan dan sahabat dekan Ayumi.
drt....drt...drt...
Devan melirik ponselnya saat itu namun fokusnya tetap pada klien yang sedang berbicara didepannya.
"Seperti nya panggilan pada ponsel anda itu penting pak Devan, silahkan diangkat dulu, nanti kita bisa lanjut kembali", suara Mr. Tan yang menyadarkan Devan untuk mengangkat panggilan tersebut.
"baik Mr. Tan, saya angkat sebentar" Devan pun berjalan menjauhi mejanya.
"halo"
"......."
"om Krisna??.....iya om, saya sedang meeting"
"......."
"oh ..iya soal itu, baik nanti saya datang"
"........"
"apa perlu saya ajak Daddy? "
"......."
" baik om, its ok"
"...."
"sampai jumpa"
panggilan pun diputus oleh Devan, telepon yang berasal dari Krisna yang meminta agar Devan bisa datang untuk membahas mengenai permintaan kerjasama tentang pengusutan kasus korupsi dan manipulasi data di kantornya.
________
"Bu Jam....." teriak anye pada asisten rumah tanggany dari ruang tengah.
"ya non.." sahut Bu jam yang datang dengan tergopoh-gopoh.
"eh...maaf ya Bu...jadi bikin ibu lari-lari" anye meminta maaf pada 'ART' nya itu karena merasa tidak enak.
"ga apa non...gimana, ada yang bisa ibu bantu" tanya Bu jam setelah mengatur nafasnya yang tadi sempat jalan setengah berlari saat mendengar teriakkan dari Nona mudanya.
"aku mau ke apartemen dulu ya Bu, nanti sebelum malam aku sudah balik, hanya mau ambil beberapa baju ganti, karena bajuku disini, hampir semuanya baju dress, tidak ada baju yang biasa aku pakai" ucap anye sejujurnya.
memang dirumah papanya anye lebih sering tampil sangat feminim, dia bahkan hampir tidak pernah menggunakan baju kaos dengan setelan celana berbahan 'jeans'.
"tolong sampaikan sama papa ya kalau tiba-tiba papa pulang mendadak" sahut anye sembari berjalan meninggalkan Bu jam
"ya non saya sampaikan nanti" jawab Bu jam setengah berteriak.
______
"Siang om Kris..." Jonas keponakan yang tengil itu seperti biasa masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, anak mendiang kakak nya Krisna yang satu ini benar-benar berbeda kelakuannya dengan orang tuanya, bisa dibilang Jonas ini paling bandel dan susah untuk di ajak bicara serius termasuk mengenai hubungan asmaranya, namun meski demikian, Jonas adalah pemimpin yang baik, sejak kedua orang tua Jonas meninggal akibat sakit dan kecelakaan, Jonas di percayakan kepada Krisna, satu-satunya keluarga yang dimiliki Jonas saat ini.
"apa kamu sudah kehilangan kesopanan anak muda" Krisna menurunkan kaca mata bacanya sebatas hidung.
"eh ..hehehe sorry om, soalnya tadi sekretaris om bilang katanya om masih didalam padahal jnj sudah jam makan siang loh, dan ternyata benar, sambil mengulum senyum dan menggaruk kepalanya yang ditutupi rambut tebal itu salah tingkah dengan ekspresi dari om nya.
"duduklah" sambil memberikan kode agar Jonas duduk di sofa dan memberitahukan mengenai rencana untuk bekerja sama dengan perusahaan Maxwell.
Jonas mendengar dengan seksama semua penjelasan dari om Krisna dan Jonas setuju untuk bekerjasama, karena dengan begitu segala kecurigaan mereka tentang adanya penyusup dapat segera terbongkar.
Tak lama Adam sekretaris Krisna masuk dan memberikan informasi bahwa orang yang ditunggu oleh Krisna telah tiba, Krisna memang sengaja menggunakan sekretaris laki-laki, karena biar bagaimanapun Krisna adalah lelaki normal, dia tidak ingin tergoda apalagi posisinya sebagai duda beranak satu bisa dirusak oleh wanita-wanita yang hanya ingin memiliki dirinya tanpa bisa menerima anaknya Anyelir.
Pintu ruangan terbuka dan masuklah Adam bersama Devan yang datang seorang diri.
"selamat siang om Krisna" sapa Devan sopan pada Krisna, sahabat terbaik yang dimiliki orang tuanya.
"Devan...akhirnya kamu bisa tiba, duduklah nak, dan ini kenalkan Jonas, salah satu Direktur di perusahaan ini dan dia juga keponakan saya.
jelas Krisna yang akhirnya menyambut uluran tangan Jonas.
Mereka berempat termasuk Adam, orang kepercayaan Krisna pun terlibat pembahasan serius mengenai kasus yang terjadi di perusahaan Krisna.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments