Garis Dua

Jannah yang terus saja menatap satu arah di tempat tidurnya.Rambutnya terurai wajah yang pucat menghiasi kehidupannya saat ini.Hanya ada kegelapan bermain di pikirannya.Bunuh diri atau hidup di hina orang.Alunan depresi jeritan kekerasan membekas di jiwanya.Seolah melanjutkan hidup tiada gunanya.

Dia bangun becermin melihat wajahnya yang hina.Kehormatan dan harga diri yang dia jaga telah lenyap.Hanya yang tersisa aib dalam dirinya.

Ponselnya berdering menatap di layar Adam memanggil.

"Buat apa dia menghubungiku"pikirnya dalam hati.

Jannah menatap dan melempar ponsel ke kasurnya.Ponselnya terus saja berdering hingga membuat telinganya risih.

Di tatapnya ponsel sembari membaca pesan dari Adam.

Jannah ku tunggu tempat biasa.Ada yang ingin ku bicarakan.Aku mohon kau datang🙏

Air mata Jannah mengalir membaca pesan dari Adam.Jannah bergegas menuju ke taman tempat mereka bertemu.

Di tempat lain Adam sangat bahagia melihat tabungan yang sudah cukup untuk melamar Jannah.Dia mampir ke toko perhiasan untuk membeli cincin dengan hati berbunga bunga.

Dia bahkan membayangkan betapa bahagianya Jannah jika ia melamarnya.

pasti wajahnya memerah kayak tomat ucapnya dalam hati sembari tersenyum

Adam datang dengan motor gedenya dan menuju ke arah Jannah yang sedang duduk di taman.

"Assalam mu'alaykum"ucap Adam.

"Wa'alaykum salam!" menatap ke arah Adam sembari senyum terpaksa.

"Jannah mengapa wajahmu pucat ? dan mengapa sekarang aku sulit menghubungimu.Kau ada masalah ?"menatap wajah dengan penuh selidik.

Jannah hanya membalas dengan senyum.

"Lalu tujuanmu menyuruh ku ke sini apa adam ?"

"Kau kan tahu aku sudah mengenalmu begitu lama.Aku ingin ada kepastian hubungan ini.Selama ini kau selalu menolak ku.Jadi aku ke sini untuk melamarmu!"mengambil cincin di saku bajunya dan menyerahkan ke Jannah.

Jannah menutup cincin tersebut dan pergi meninggalkan Adam.

"Jannah mengapa kau menolak ku!apa salahku.Aku bisa melihat matamu kalau kau juga mencintaiku"teriak Adam.

Jannah menuju ke arah Adam yang sedang kecewa.

"Aku memang mencintaimu Adam lirihnya tapi aku juga tidak bisa menerimanya" bentak Jannah.Aku bukan seperti yang kau pikirkan!.Aku sudah tidak suci lagi."

"Apa maksudmu?bukankah selama kita menjalin hubungan aku tidak pernah menyentuhmu.Lalu siapa yang melakukannya"bentak Adam.

"Aku tidak tahu!aku di jebak seseorang.Sebaiknya kau lupakan saja aku.Aku tidak pantas untukmu."Berlari pergi meninggalkan Adam.

Sejak itu hubungan Adam dan Jannah bagai hilang di telan bumi.

Sesampai di rumah Jannah mendengar adiknya sedang berbicara dengan seseorang.Air matanya menitik mendengar kalau adiknya lah yang tega menjual dirinya.

Dia membuka pintu dengan wajah yang penuh kecewa.

"Fida!teganya kau memperlakukan ku seperti ini.Apa salahku,selama ini aku menganggap kau sebagai adik ku.Bahkan aku rela bekerja untuk menafkahimu"bentak Jannah.

"Aku melakukan ini karna ku iri denganmu,lagi pula kau tidak bisa memberiku uang yang banyak"bentak Fida.Menghampiri kakaknya yang sedang menangis dan melemparkan uang ke arah kakaknya.

"Itu uang hasil kerasmu kemarin.Ambil lah ku rasa kau pasti membutuhkannya!ucap Fida.

Jannah memunguti uang itu satu persatu dan melemparkan ke wajah adiknya.

"Kau pikir dengan uang ini aku bahagia.Kebahagiaan ku bukan karna harta tapi bahagiaku di saat aku bisa menjaga marwahku sebagai wanita,dan uangmu itu tidak akan mampu membayarnya"ucap kesal Jannah.

"Sok suci kau sindir Fida.Kalau kau tidak mau juga tidak apa apa.Tapi ingat mulai sekarang kau angkat kaki dari rumahku karna ku tidak mau menanggung aibmu."

"Okey teriak Jannah.Tanpa kau suruh aku juga pergi bentak Jannah.Hidup bersamamu seperti dalam neraka."

"Tunggu apalagi bereskan pakaianmu.Mulai detik ini kita bukan saudara lagi ucap Fida."

Jannah pergi meninggalkan rumahnya dengan rasa kecewa.Air matanya yang terus saja mengalir membuat ia pingsan di jalan.

"Nak!!bangun bangun.Sekarang kamu di klinik saya" ucap ibu itu.Tadi saya menemuimu di pinggir jalan dan membawa kamu ke sini."

"Terima kasih bu,tapi sebaiknya saya harus pergi.Saya harus ke luar kota bu" dengan mata berkaca kaca.

"Sebelumnya ibu mau bertanya apa kamu sedang hamil ya?masalahnya wajahmu pucat sekali."

"Saya tidak tahu bu"menggeleng geleng kepala karna kebingungan.

"Sebaiknya kamu ke toilet dulu nak".menyerahkan testpack kepada Jannah.

"iyya bu".Jannah mengecek dengan tangan gemetar berharap hasilnya Negatif.

"Bawa sini biar bu lihat hasilnya." dengan hati yang penuh kecewa.

"Hasilnya dua garis.Bearti kamu hamil nak!suamimu di mana?"

"Saya baru saja bercerai bu.Kalau gitu saya pamit bu dan ini biaya berobatnya."

"Tidak usah nak.Ibu ikhlas membantunya sembari tersenyum."

"Terima kasih bu".Pergi melangkah meninggalkan klinik itu.

Jannah pergi meninggalkan kota yang penuh kenangan suka dan duka.Duka yang membekas dalam hatinya.

Lima tahun sudah Jannah meninggalkan kotanya dan mempunyai seorang anak bernama Delisa.

"Ibuuuu panggil delisa"memeluk tubuh ibunya.

"Anak ibu sudah pulang ya!sambil mencium kening delisa.

"Ibu sore ini kita main ke taman ya!sembari menatap ibunya dengan senyum manisnya.Boleh ya bu..aku pengen ke sana dengan 1000 jurus rayuannya.

"iyya nanti sore ya,sekarang ibu lagi kerja.Delisa duduk saja di situ.Sepulang kerja kita langsung ke sana,oke!."

"oke ibu menunjuk jari jempolnya yang mungil."

"Delisaa panggil ibunya.Bereskan dulu mainannya setelah itu kita berangkat."

"Oh ya bu,kita beli balon dulu!"

"Buat apa sayang sembari membelai jilbab anaknya."

"Yaudah kita mampir ke warung dulu."

"Hore hore akhirnya aku bisa main ke sini juga ucap senangnya.Makasih ibu"mencium pipi ibunya dan berlari menuju ke kursi yang ada di taman.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!