Saat Bastian melihat ke depan, ia tidak sengaja melihat kertas putih tergeletak di bawah tempat duduk mobil. Dengan susah payah, Bastian berusaha mengambil kertas tersebut.
Kertas kecil itu adalah struk bukti pengiriman uang dari rekening Danu ke rekening Keke. Bastian membulatkan matanya ketika nama lengkap penerima uang itu ia baca kembali.
"Keke Adriana?"
Bastian ingat betul dengan wajah pemilik nama lengkap tersebut. Ia juga masih sangat hafal dengan nomor yang tertera di atas kertas putih ini. Ini adalah nomor rekening milik Keke. Sangking seringnya Bastian mengirimkan uang pada Keke, ia sampai hafal dengan nomor tersebut.
Bastian melihat nominal yang terkirim.
"Lima juta?"
Saat itu Bastian ingat kalau Chacha pernah ingin meminjamkan uang padanya sebanyak lima juta. Dengan cepat, Bastian melihat tanggal yang tertera di atas kertas tersebut. Tangan dan hari yang sama dengan Chacha yang datang ke kamarnya untuk meminjam uang.
"Bos muda, maaf udah buat bos nunggu lama," kata Danu yang datang dengan tergesa-gesa sambil membawa map di tangannya.
"Gak papa."
"Kita jalan sekarang, Bos muda?"
"Tunggu, aku ingin bertanya sesuatu padamu."
"Tanya apa bos muda?"
"Struk pengiriman uang ini milik kamu?"
"Iy--iya bos muda. Ada apa ya?" tanya Danu agak cemas.
"Kamu ngirim uang pada siapa?"
"Pada .... "
"Katakan dengan jelas dan jujur jika kamu masih ingin bekerja dengan aku. Asal kamu tahu, aku akan tahu jika kamu berbohong padaku."
"Maaf bos muda, struk itu bukti pengiriman uang ke rekening nona bos. Dia pinjam uang padaku seminggu yang lalu." Danu bicara dengan sangat berat hati.
"Bos muda jangan marah sama nona bos. Mungkin dia sedang sangat membutuhkan uangnya," kata Danu lagi.
"Cari tahu semuanya tentang dia. Cari tahu juga, siapa penerima uang ini sebenarnya."
"Baik bos muda."
"Oh ya, uang yang dia pinjam sudah aku transfer ke rekening kamu. Kamu tidak perlu minta ia mengembalikannya."
"Bagaimana kalau nona bos ingin mengembalikan uangnya nanti bos muda. Apakah aku harus katakan kalau bos muda sudah membayarnya?"
"Tidak. Jangan katakan seperti itu. Katakan saja kalau dia tidak perlu mengganti uangnya karena kamu tidak jadi mengirim uang itu."
"Tapi bos muda .... "
"Katakan saja apa yang ingin kamu katakan. Yang penting jangan bilang kalo aku yang bayar uangnya."
"Baik bos muda."
Meskipun bingung dengan sikap Bastian, Danu tetap tidak berani berkata apa-apa. Dia hanya bisa mengikuti apa yang Bastian perintahkan padanya saja.
_____
Saat Bastian pulang ke rumah, Chacha sedang buru-buru keluar. Mereka berpas-pasan di pintu masuk. Chacha yang terlihat begitu panik, tidak menghiraukan Bastian dan Danu lagi. Ketika Chacha ingin berlalu pergi, Bastian menahan tangannya sehingga langkah Chacha harus terhenti.
"Mau ke mana kamu?" tanya Bastian tanpa melihat Chacha.
"Aku mau keluar. Lepaskan aku karena aku sangat buru-buru."
"Siapa yang mengizinkan kamu keluar dari rumah ini?"
"Bastian. Tolong jangan ajak aku berdebat. Kali ini saja. Aku sedang sangat buru-buru sekarang. Aku mohon kamu jangan halangi aku."
"Jika kamu bersikeras tetap pergi, maka kamu tidak usah kembali lagi."
"Terserah kamu mau ngomong apa," ucap Chacha sambil melepaskan tangan Bastian dari tangannya.
Chacha benar-benar tidak bisa berdebat dengan Bastian. Ia segera meninggalkan Bastian dengan naik ke gojek yang ia pesan sebelumnya.
"Ikuti dia!" Kata Bastian pada Danu.
Danu yang sedari tadi hanya diam saja, kini menjadi agak panik karena perintah Bastian yang terdengar sangat kesal dan marah.
"Ba--baik bos muda."
Danu segera meninggalkan Bastian. Ia membuntuti Chacha dari belakang. Danu terus saja mengikuti Chacha hingga Chacha berhenti di depan rumah sakit.
"Rumah sakit?" tanya Danu pada dirinya sendiri.
Ia baru ingat, pertama kali ia bertemu Chacha di rumah sakit ini. Danu merasa penasaran, siapa yang sakit sampai-sampai Chacha selalu datang ke rumah sakit ini.
"Siapa yang sakit ya? Apakah nona bos sakit?" tanya Danu pada dirinya sendiri.
"Tapi kayaknya, nona bos tidak sedang sakit. Ia sehat-sehat aja. Aku harus cari tahu siapa yang sakit sebenarnya," kata Danu sambil membuka pintu mobil.
Baru saja Danu menurunkan satu kakinya, Bastian sudah menghubungi Danu. Danu menjawab dengan cepat panggilan dari Bastian.
"Halo bos muda."
"Di mana kamu sekarang?"
"Di rumah sakit, bos muda."
"Ngapain kamu ke sana?"
"Mengikuti nona bos, bos muda. Nona bos buru-buru, ternyata pergi ke rumah sakit."
"Apa kamu tahu siapa yang sakit?"
"Tidak bos muda. Nona bos baru saja masuk ke dalam. Saya ingin melihatnya sekarang."
"Tidak perlu. Kamu kembali sekarang. Kita akan ke mansion karena papa ingin aku segera ke sana."
"Baiklah bos muda."
Danu terpaksa harus menahan rasa penasaran yang ada dalam hati. Ia harus kembali dan membatalkan niatnya untuk melihat siapakah yang sedang sakit sebenarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Reyhandra Efraim Ctreyrez
lanjut dong
2023-01-04
3
Yovita Timun
mantap...
2022-12-22
2
Kenyang
lnjut
2022-11-29
2