Keke terdiam. Tiba-tiba, sebuah ide muncul melintasi benaknya. Ia tersenyum-senyum saat ide itu sudah tepat dalam benaknya.
"Ngapain kamu senyum-senyum sendiri seperti itu?" tanya mama bingung.
"Ma, aku punya ide cemerlang," kata Keke sambil terus tersenyum.
"Ide apa?"
"Sini aku bisikin."
Mama pun mendekatkan telinga pada Keke. Keke mengatakan sebuah rencana sambil terus tersenyum-senyum bahagia.
"Kamu yakin?" tanya mama saat Keke selesai membisikkan ide yang ia punya.
"Yakin banget, Ma."
"Apa kamu gak akan menyesal nantinya?"
"Ya nggaklah, Ma. Aku gak akan nyesal. Sampai kapanpun gak akan."
"Yakin?"
"Yakin banget. Seribu persen aku yakin."
"Ya udah deh, kalo itu yang kamu inginkan," kata mama dengan nada tidak bersemangat.
"Tapi Ke, apa papa kamu setuju dengan rencana ini?"
"Itu tugas mama. Mama harus buat papa menyetujui rencana kita."
____
Mama pun membicarakan rencana yang Keke katakan padanya kepada papa.
"Tidak. Papa tidak setuju dengan rencana kalian."
"Kenapa nggak, Pa? Apa papa ingin perusahaan yang papa bangun dengan susah payah itu bangkrut karena Hutama Grup menarik semua investasinya dari perusahaan kita?"
Papa terdiam. Dia tidak ingin perusahaan yang ia bagun dengan keringat itu tiba-tiba lenyap. Tapi, ada pertimbangan yang lebih berat lagi yang papa pikirkan.
"Aku tidak mungkin membawa Chacha dalam masalah ini. Sekalipun perusahaan jadi taruhannya," kata papa mantap.
"Papa!"
"Pa, apa papa tidak sayang padaku, Pa? Apa papa tega sama aku? Bagaimana jika orang-orang Bastian menjadikan aku sebagai buronan karena tidak menikah dengannya," kata Keke ikut bicara.
"Itu kesalahan kamu, Ke. Mengapa kamu membatalkan pernikahan setelah Bastian jadi cacat."
"Papa jahat!" Keke meninggalkan ruang keluarga sambil berlari.
Itulah senjata satu-satunya yang ia miliki ketika ia tidak mendapatkan apa yang ia inginkan. Keke akan meninggalkan orang tersebut sambil menangis, layaknya anak kecil yang sedang merajuk karena tidak mendapatkan kemauannya.
"Puas kamu, Pa? Puas kamu sekarang telah membuat Keke kecewa?" tanya mama dengan wajah kesal.
"Ma!"
"Apa kamu lupa dengan janjimu papa Keke? Kamu tidak akan mengecewakan Keke lagi setelah peristiwa itu. Apa kamu lupa dengan janji itu, Pa?"
"Ma, anak aku bukan hanya Keke saja. Chacha juga anak kandungku, Ma. Aku tidak mungkin membuat Chacha sedih dengan .... "
"Cukup Raditya! Aku tidak ingin mendengarkan kata-kata itu lagi!" Mama bicara dengan nada tinggi karena marah.
"Aku kecewa sama kamu. Aku benar-benar kecewa," kata mama sambil berjalan meninggalkan papa.
"Ma, tunggu! Tunggu, Ma." Papa mengejar mama dari belakang.
"Baiklah. Aku akan bicara pada Chacha."
Mama menghentikan langkahnya yang ingin menaiki anak tangga. Ia menoleh kearah papa yang menatap mama dengan tatapan pasrah.
"Benarkah?" tanya mama dengan wajah masih kesal.
"Iya. Aku akan tanyakan pada Chacha, apakah dia setuju atau tidak. Jika Chacha tidak setuju, aku tidak bisa memaksakannya. Aku harap kamu dan Keke juga bisa menerima apa yang menjadi keputusan Chacha nanti."
"Terserah."
Mama kembali melanjutkan langkahnya untuk menaiki anak tangga.
"Sayang, boleh mama masuk?" tanya mama saat ia berada di depan pintu kamar Keke.
"Masuk aja, Ma. Pintu gak aku kunci kok."
Mama masuk, lalu duduk di samping Keke yang sibuk mengecat kukunya.
"Gimana, Ma? Apa mama berhasil membujuk papa?"
"Lima puluh persen."
"Maksud mama?" tanya Keke sambil menghentikan kegiatannya.
"Ya mama berhasil membujuk papa. Tapi, masih belum tahu apa hasilnya nanti. Papa ingin tanyakan pada Chacha apakah Chacha setuju atau tidak. Jika Chacha tidak setuju, maka papa tidak akan memaksakannya."
"Mama gimana sih, Ma? Kok mama setuju aja dengan perkataan papa."
"Keke. Jadi mama harus apa? Apa mama harus paksakan keinginan kita, gitu?"
"Ya iyalah, Ma. Seharusnya, mama paksakan papa supaya langsung setuju aja, bukan harus mendengarkan pendapat Chacha. Aku yakin, Chacha pasti gak akan setuju dengan pernikahan ini."
"Mama gak mungkin lakuin itu, Keke. Kamu tahu sendiri kan gimana papa kamu?"
"Apa mama mau kita kehilangan perusahaan jika Chacha menolak menggantikan aku menikah dengan Bastian? Mama tahu sendiri kan? Bagaimana kita jika perusahaan kita bangkrut?"
"Ya mama tahu. Tapi harus bagaimana lagi? Kita harus apa sekarang?" Mama terlihat sangat bingung sekarang.
Keke terdiam. Ia memikirkan apa yang harus mereka lakukan saat ini. Ia tidak ingin kehilangan perusahaan dan juga tidak ingin menikah dengan Bastian. Keke berpikir keras untuk menemukan solusi dari masalah yang sedang mereka hadapi saat ini.
Tiba-tiba, Keke tersenyum manis sambil melihat mama.
"Ada apa?" tanya mama bingung.
"Aku punya ide bagus, Ma."
"Ide apa lagi? Katakan sekarang agar mama tidak pusing lagi."
"Sini aku bisikin."
"Bisikin mulu sih kamu ini. Katakan langsung aja kenapa? Memangnya tidak bisa," kata mama dengan nada kesal.
"Eh, mama mau tahu gak sih?"
"Ya udah deh." Mama datang mendekat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
mecha
baca novel ku yu judulnya merpati #gengmotor
2023-07-05
0
🏘⃝αⁿᵘpαk kαdєѕ🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ𝐀⃝
rencana mu kehancuranmu keke
2023-05-07
0
Rita
orang licik banyak akaly
2023-04-28
0