Di Halam Belakang ....
Dari kejauhan terlihat dua orang wanita tengah asik mengobrol ria sambil menikmati cemilan yang ada di tangan masing-masing, wanita itu tidak lain adalah Devania dan Angelina, mereka menikmati waktu di sore hari dengan santai, bertukar cerita satu sama lain.
"Apakah kau sangat mencintai kak Dave, Lina?" tanya Devania sambil mengunyah makanan di dalam mulutnya itu.
"Seperti yang kau tahu bahwa aku sangat mencintainya, Nia. Ah, tapi itu sangat tidak mungkin bagiku bisa memilikinya, aku hanya bisa mencintai seorang diri tanpa tahu bagaimana rasanya dibalas, cintaku bertepuk sebelah tangan," jawab Angelina dengan nada lirih, dia sudah tak ingin banyak berharap lagi dengan laki-laki itu, biarlah semua hilang begitu saja dibawa oleh angin yang berembus.
"Apakah kau menyerah begitu saja dengan sikap dan penolakan darinya, Lina?" sahut Devania dengan heran.
"Tidak. Aku sama sekali tidak menyerah atas semuanya, Nia. Hanya saja, aku merubah caraku mencintai kakakmu, aku akan membiarkan cintaku tetap berlabuh tanpa harus mengusik ketenangannya kak Dave lagi," sanggahnya dengan nada lirih, bola matanya terlihat berair--tampak seperti akan menangi.
"Tapi bagaimana dengan kak Daren, bukankah kakak Daren mencintaimu? Mengapa kau tidak bersama kak Daren saja?" papar Nia dengan serius menatap Angelina yang berada di sampingnya.
"Jika beralih hati itu mudah, mungkin aku sudah melakukannya, Nia. Hanya saja, sulit bagiku untuk berpindah ke lain hati," tandasnya dengan nada lirih, dia mengukir senyum terpaksa di wajahnya.
"Ekhem, jika suatu saat kau mendengar kabar bahwa kak Dave menikah, apa yang akan kau lakukan? Apakah kau akan mengiklashkannya, Lina?" tanya Devania mencoba memancing pembicaraan, dia ingin tahu jawaban wanita itu, apakah setelah dia tahu kenyataanya dia akan melepaskan rasa itu?
Mendengar ucapan sahabatnya itu membuat Angelina kebingungan, dia pun menatap Nia dengan penuh tanda tanya, mencoba menuntut jawaban dari ucapan wanita itu sendiri. "Apa maksud ucapanmu, Nia?" Dia tidak dapat menerima dengan baik apa yang baru saja dikatakan oleh wanita itu.
Apakah mungkin pria yang dia cintai itu sudah memiliki kekasih dan berniat untuk segera menikah? Tapi bukankah Dave tidak memiliki kekasih? Ataukah laki-laki itu sengaja merahasiakan hal itu darinya?
Tapi mengapa Dave merahasiakan hal itu darinya?
"Tidak ada, aku hanya bertanya denganmu. Mengapa kau menanggapinya dengan sangat serius, sudahlah! Anggap saja angin lewat, aku hanya bercanda denganmu." Devania mencoba mencairkan suasana yang canggung dan tatapan dari Angelina yang menuntut kebenaran.
"Apakah ada sesuatu yang kau tutupi dariku, Nia?" tanyanya dengan raut wajah serius, dia menuntut jawaban dari sahabatnya itu, gadis itu terlihat sedang menutupi sesuatu darinya. Tapi apa?
"Tidak ada hal apapun yang aku tutupi darimu, Angelina ..., kau percaya pada sahabatmu ini, 'kan?" gadis itu tersenyum kaku menatap Angelina. "Maafkan aku harus membohongimu, Lin. Aku tidak ingin kau sakit hati dengan apa yang sudah diputuskan oleh kakakku." Nia membatin, dia merasa bersalah atas hal ini, namun apalah dayanya yang berusaha untuk tetap menjaga hati sahabatnya itu.
"Ya, aku percaya padamu, Nia. Maafkan aku yang merasa curiga dengan perkataanmu."
Seketika raut wajah wanita itu kembali terlihat ceria. Senyuman indah kembali terukir di wajah ranumnya.
Dari kejauhan seorang pria tampan berdiri menatap ke arah dua wanita yang sedang duduk di atas ayunan di taman halaman belakang rumah mewah itu.
"Jika kau ditakdirkan memang untukku, maka selama apapun, sejauh apapun, jika sudah ditakdirkan untukku maka selama itu kita akan tetap dipersatukan meski dalam waktu yang belum bisa dipastikan." Dave membatin, senyuman sedikit terukir di bibirnya.
"Hei, Dave! Apa yang sedang kau perhatikan?" Ryu tiba-tiba menepuk pundak pria yang tengah melamun menatap ke arah putrinya dan keponakannya-Devania.
Dave membalikkan tubuhnya saat menyadari ada seseorang yang menepuk pundaknya dengan pelan, dia menatap ke arah belakang, terlihat paman Ryu telah berada di hadapanny. "Paman mengagetkanku saja," ucapnya dengan canggung, apakan pria ini tahu bahwa dia diam-diam memperhatikan Angelina dari kejauhan? Entahlah. Semoga saja tidak tahu.
"Apa yang membuatmu termenung dan memperhatikan adik-adik perempuanmu?" tanya Ryu tersenyum hangat menatap ke arah pria itu. "Apakah keponakan Paman sudah menemukan pujaan hatinya?" goda Ryu tertawa kecil, dia menyenggol lengan Dave pelan.
"Paman bisa saja, sampai saat ini belum ada wanita yang berhasil memikat hatiku, Paman," sahutnya berbohong dengan pamannya.
"Benarkah? Belum ada wanita yang memikat hatimu atau kau yang bersikap dingin dengan para wanita diluar sana, Dave?" kekeh Ryu bercanda, dia sangat suka menggoda keponakannya yang satu ini.
"Hemm ..., kalian membahas apa ini? Sepertinya sangat serius hingga mengobrol di sini," deham seorang pria yang tidak lain adalah Calvin.
"Tidak ada, Pi. Kebetulan paman lewat saat Dave sedang menghirup udara segar di sini," jawab Dave sedikit gugup, dia menatap ke arah paman dan memberikan kode mata agar pria itu tidak membicarakan hal yang baru saja mereka bahas, jika tidak maka panjanglah riwayat masalah tentang pujaan hati, dia takut salah bicara bahwa dirinya mencintai Angelina sejak dulu, namun yang mengetahui hal itu hanya sang adik bungsunya--Devania.
"Baiklah jika begitu, Dave. Ntar malam pukul tujuh, akan ada pertemuan antar keluarga, kau harus mempersiapkan diri sejak sekarang, Nak. Pergilah!" Calvin menatap hangat wajah anaknya itu, tak terasa waktu begitu cepat berlalu.
Anak yang dulu kecil berada di dalam dekapannya kini sudah beranjak dewasa dan akan segera menjadi seorang suami. Usianya yang sudah matang memang harus segera menikah, karena belum ada wanita yang berhasil memikat hatinya, Calvin dan Riana memilih untuk menjodohkan anak tertuanya dengan anak rekan bisnisnya yang berada di Kota ini juga,.
''Baik, Pi. Dave akan segera mempersiapkan diri."
Dave segera pergi meninggalkan kedua pria itu, dia akan segera pergi untuk bertemu dengan calon istri dan keluarganya, hanya tersisa hitungan hari lagi untuknya melepaskan masa lajangnya. Hanya tersisa hitungan hari pula untuknya menghapus rasa cintanya terhadap Angelina.
Inilah takdir yang harus mereka jalani.
***
Di Sebuah Gedung ....
Calvin, Riana dan si sulung Dave baru saja tiba di sebuah gedung pertemuan, mereka disambut hangat oleh para penjaga pintu utama gedung dengan dibentangnya karpet merah penyambutan kedatangan keluarga Brawstser di sana.
"Selamat datang, Tuan dan Nyonya beserta putranya," sapa seorang pria berprawakan tegas itu mengulurkan tangannya ke arah Calvin hendak berjabat tangan.
"Terima kasih." Calvin menerima jabatan tangan itu dan dia pun mengembangkan senyumannya .
"Ini adalah putri kami yang akan kami jodohkan denga putra Anda, Tuan." Pria itu menunjukkan tanganya ke arah seorang wanita yang tengah tertunduk duduk di atas kursi di meja tempat mereka berada.
"Ternyata cantik juga putramu, Direktur," puji Calvin. "Ini adalah Dave Brawster, putra tertuaku yang akan aku jodohkan dengan putrimu, Direktur." sambungnya memperkenalkan Dave pada rekannya.
Dave mengangkat wajahnya sedikit ke atas, dia menatap wajah wanita yang kian tertunduk itu dengan penasaran. Wanita itu perlahan mengangkat wajahnya ke atas, Dave begitu memperhatikannya dengan dalam, wajah wanita itu sangat cantik dan wajahnya begitu ranum. Dia terlihat sangat pendiam sekali. Entah hanya sebuah drama di hadapannya ataukah memang benar seperti itu.
Dave memperhatikan ayah wanita ini seperti penggila uang, ataukah dia memaksa anaknya untuk menikah dengannya hanya karena uang dan bisa berbesanan dengan keluarga Brawster?
Apakah ada udang di balik batu?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Ell€na £ourtezazt™💜
kyk ny bnr ada udang dibalik bakwan.hhh
2021-09-18
0
Yunia Afida
dave pengecut g mau berjuang
2021-09-11
4
Susana Ana
apan sih dave kalau cinta bilang aja donk
2021-09-10
3