5

jam 4 sore ,Andin baru menapakkan kakinya dikost an. "huff..capek." dilemparkannya tas ke meja di teras depan kamarnya. Tubuhnya langsung ambruk ke kursi disamping , sembari meluruskan kakinya yang pegal. Hari ini sungguh banyak kegiatan di sekolah , ekskul dan ada pelajaran tambahan. Di tahun terakhirnya sekolah ini pasti hari-hari nya lebih banyak dihabiskan di sekolah ,besok akan banyak pelajaran tambahan lainnya sampai nanti ujian akhir

tangan kanannya mulai meremas perut yang sedari tadi sudah minta diisi. Padahal ia berharap sampai kost langsung tidur ,tapi apa daya perutnya tak bisa diajak kompromi.

Ia beranjak bangun ,mengambil tas dan masuk ke kamar. Ditatapnya penanak nasi yang ada di pojok kamarnya. Ya , tiap hari ia selalu memasak nasi sendiri tiap pagi ,jadi tinggal membeli lauknya saja untuk makan siang dan malam ,biar lebih irit kata ibu .Tapi hari ini ia tak sempat ,bukan karena bangun kesiangan ,tetapi stok berasnya habis dan belum sempat membelinya.

Dibuka laci yang ada disamping kasur ,mengambil dompet lalu bergegas keluar , ia berniat membeli nasi di warteg ujung jalan tak jauh dari kos nya.

Meski sudah sore ,tapi matahari belum juga mau beranjak , udara masih menyengat. Sesekali ia mengibaskan kerah bajunya ,gerah . Jalannya sedikit melambat dan terasa jauh sekali di cuaca seperti ini .

Akhirnya sampai ,untunglah tak harus mengantri ,biasanya jam segini banyak anak kuliahan dari kampus sebelah sudah berjajar manis diluar ,karena disini terkenal murah dan enak ,itulah yang selalu dicari anak kos dengan uang jajan pas-pas an seperti dirinya.

"nasi rames 1 bu ya ,nasinya jangan terlalu banyak , sama teh hangat nya 1 dibungkus."

" tambah 1 bungkus bu ya." Andin berbalik , mendapati seseorang yang kemarin bercengkerama dengannya ,kini sudah ada dihadapannya.

"Rey."

Tak lama ibu warung menyodorkan kresek hitam pesenan mereka ."biar aku aja." Rey merogoh dompet di saku belakang celananya dan mengambil uang lima puluh ribuan ." kembaliannya buat ibu aja."

Rey berjalan mendahului ke depan , dan langsung menaiki motor sport merahnya yang diparkir tepat di depan pintu warung.

Rey menyodorkan helm merah ke Andin " eh ngga usah dianter ya ,kost aku deket kok dari sini."

Rey menarik tangannya dan memaksa menerima helm itu."iya tau kost kamu deket , aku mampir boleh kan ? sekalian numpang makan."tanpa terduga , cowok didepannya yang terkenal dingin dan sombong tersenyum simpul . Walau seperti dipaksakan , tapi ini pertama kalinya dan cukup membuat jantungnya belingsatan tak karuan.

Apa sih Andin jangan ge-er , nggak mungkin cowok sekelas Rey berniat mendekatinya ,ini cuma kebetulan aja.

Tak butuh waktu lama , Andin sudah duduk manis di atas boncengan ,membawa mereka dalam jarak yang dekat ,bahkan sangat dekat.

Rey duduk di kursi depan kamar kostnya.

"tunggu bentar ya."

Andin masuk , tak lama ia kembali dengan piring ,sendok dan gelas di tangannya.

Rey membantu mengeluarkan nasi bungkus dan menata nya dipiring , tak lama mereka mulai makan bersama.

"ternyata kamu mau juga ya makan makanan warung."

Rey menatapnya ,meletakkan lagi sesuap nasi yang hampir dilahapnya. "emang kenapa dengan makanan warung?" tanyanya balik.

" Ya ngga sih ,tapi pasti beda kan sama makanan yang ada dirumah kamu."

'beda apanya?" Rey mengambil lagi sedikit nasi dan telur dadarnya yang hanya tinggal sesuap, dan melahapnya." sama makan nasi juga dirumah, emang kamu pikir aku makannya apa?"

Andin tersenyum lebar , ternyata Rey tidak seperti yang ada dibayangannya selama ini.

Selesai makan , Rey melipat kertas bungkus bekasnya dan memasukkannya ke kresek ,lalu ia mengeluarkan teh hangat yang terbungkus plastik.

" ini, taruh sini." Andin menyodorkan gelas kosong padanya.

"nggak usah ." Rey membalik plastik teh nya dan menggigit ujung plastik.

Dan sekali lagi, Andin merasa kagum.

Siang ini ,selepas bel ,Andin bergegas keluar gerbang dan langsung pulang .Pelajaran tambahan ditunda karena bu Imas ada keperluan mendesak.

Selangkah sampai diluar gerbang ,seseorang menepuk pundaknya.

Amel

" bareng aku aja yuk , biar dianterin papa aku." mobil yang menjemputnya sudah terparkir di depan mereka.

" nggak deh makasih , aku masih harus beli sesuatu ,kamu duluan aja ." jawabnya sedikit berbohong,karena arah rumah Amel berlawanan dengannya ,kasihan juga kalo harus mengantarnya sampe kost an.

"bener nih." Amel kembali meyakinkan.

Andin mengangguk mantap.

"oke deh."

Amel melambaikan tangan dan berlari ke mobilnya.

Andin melanjutkan lagi langkahnya pulang , Tak berapa lama ,ia menghentikan lagi langkahnya, ketika seseorang mengulurkan tangan didepannya , dengan helm merah metalic ditangannya.

"aku anterin ,ntar item kepanasan."

Rey sudah duduk diatas motornya ,dengan mengenakan helm yang sama ,seperti yang sekarang ini ada ditangannya.

" nggak usah deh ,aku jalan kaki aja." tolaknya halus ,malu juga kalau keseringan diantar.

" udah cepat naik."

Dan tak tahu kenapa ,ia jadi menuruti perintah cowok itu .

Terpopuler

Comments

elen situmorang

elen situmorang

indah ya..masa SMA

2022-03-25

0

Mamah Novi

Mamah Novi

gimna ya nanti kl andini tau ayahnya meninggal karna menyelamatkan Rey

2022-03-09

0

ardan

ardan

sikap rey mungkin masih sbg balas budi, atau mulai ada rasa ?

lanjuuttt ahhh 😀

2022-02-13

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!