Di tempat lain.
Kawasan gunung Dalu.
Orang-orang dari klan She dan Klan Mu terus berdatangan untuk melihat kawasan gunung Dalu yang sebelumnya digunakan sebagai arena pertempuran.
" Jangan memasuki pusat pertempuran, atau kalian akan menjadi kabut darah," ucap She Wang Hong mengingatkan semua orang.
" Maksud patriark?" tanya seorang murid penasaran.
" Selain berbagai jenis mantra formasi yang masih aktif, aura pembunuhan ini juga bisa membunuh." She Wang Hong menjelaskan, membuat semua orang yang datang di tempat itu hanya terdiam. Namun sebagian dari mereka ada yang tidak percaya, terlebih lagi saat melihat tiga bilah pedang Xue Luo yang tertinggal di tempat itu, tertancap dan terus berdengung yang sesekali melepaskan kekuatan petir.
" Lihat artefak itu!" ucap seorang murid dari klan She mununjuk pagoda emas tujuh lantai setinggi satu meter tergeletak dengan kondisi retak, yang juga masih memancarkan energi kekacauan.
" Swhus..." seorang pendekar tingkat dewa langit bergerak memasuki tempat itu, namun dari jarak lima ratus meter, tiba-tiba tubuh itu meledak.
" Dhuar...." ledakan keras yang disertai dengan cipratan darah dan potongan tubuh yang terlempar ke berbagai arah, mengejutkan semua orang.
" Benar-benar mengerikan. Sisa energi pertempuran bahkan bisa menbunuh pendekar dewa tingkat langit seperti semut," ucap keramaian itu dengan wajah tegang.
She Wang Hong hanya bisa menggelengkan kepala.
" Aku yang seorang tingkat dewa kaisar saja hampir terbunuh, lalu bagaimana dengan kalian," ucapnya lalu meninggalkan tempat itu.
*****
Di dalam semesta kehampaan.
Gelembung perisai air langit terus bergerak, melesat seperti kilatan cahanya menunju pusat badai ruang dan waktu.
Tiga bulan berlalu. Yu Jieru mulai melihat cahaya biru yang sangat besar terang.
" Penguasa, kita hampir tiba.." ucapnya mengabari Qing Ruo yang masih memulihkan diri.
" Baik," jawab Qing Ruo membuka matanya, menatap cahaya yang semakin terang.
" Lianghao dimana kita saat ini?" tanya Qing Ruo ragu.
" Penguasa, saat ini kita memasuki samudera kehampaan, itu berati kita sudah dekat dengan pusat badai ruang dan waktu..."
" Lalu cahaya itu?"
" Penguasa, itu adalah sinar biru dari Pilar Langit. Walaupun terlihat berwarna biru, pilar langit sebenarnya adalah giok berwarna putih...."
" Lalau di mana badai ruang dan waktu yang melindungi pilar Langit?"
" Cahaya biru yang kita lihat saat ini. Itu adalah ledakan dari jutaan elemen yang bergerak di sekitar pilar yang terus menerus bertabrakan...."
Qing Ruo terdiam.
" Sangat mengerikan, lalu berapa lama lagi kita akan tiba?"
" Satu atau dua hari lagi..." jawab Yu Jieru pelan dengan wajah sedikit ragu.
" Lianghao, ada apa?"
" Sepertinya telah terjadi sesuatu..."
" Maksudnya?"
" Penguasa Lihat! Ada cahaya merah dari dalam pilar, dan itu berarti ada kekuatan lain yang sedang bergerak disana."
" Benar. Jika itu adalah kekuatan kecil, sangat tidak mungkin cahaya itu dapat terlihat dari tempat ini. Lianghao, apa pendapatmu?"
" Sepertinya perjalanan kita menuju daratan ilahi akan tertunda, namun kita juga tidak akan bisa terus menerus berada di dalam badai ruang dan waktu..." sambil melihat dinding perisai yang mulai mengikis.
" Lalu apa solusimu?"
" Penguasa, sebaiknya kita pergi ke salah satu benua saja."
" Baik," jawab Qing Ruo, lalu kembali memulihkan diri.
***
Di dalam pusat Badai Ruang dan Waktu, di kawasan bawah pilar giok putih raksasa setinggi dua puluh lima kilo meter, dengan diameter dua kilo meter itu, tujuh sosok dengan jubah perang emas, yang merupakan para pendekar semi Abadi tingkat empat dan lima, beserta ribuan para pendekar tingkat dewa surga hingga tingkat kaisat dewa terus menerus melepaskan tebasan pedang secara bersamaan ke arah bawah pilar, menyerang sosok hitam raksasa yang terus bermunculan untuk mendekati pilar giok tersebut.
" Dhuar...dhuar..." ledakan dahsyat yang sangat mengerikan menghancurkan sosok itu.
" Argh... Baj***n sejak kapan makhluk rendahan ini memiliki keinginan liar..." teriak salah satu dari mereka kesal sambil melepaskan tembakan cahaya dari pedang emas yang ada di tangannya.
" Jenderal Guang Chu, jangan terlalu banyak bicara, lagi pula ini bukanlah tugas berat," ucap seorang jenderal sambil melepaskan tembakan petir dari tombak emas yang ada di tangannya, membuat jenderal yang bernama Guang Chu tersebut terdiam.
" Jenderal besar Luo Xing benar. Lagi pula sebentar lagi akan ada pergantian petugas..." seorang jenderal menimpali.
" Jenderal Dalu Rong, jaga bicaramu, aku tidak butuh nasehat darimu" ucap Guang Chu kesal.
" Guang Chu, jaga bicaramu. Itu semua karena kamu selalu mengeluh. Bukankah ini sudah menjadi kewajiban kita. Jika bukan kita, siapa lagi yang akan berjaga di tempat ini..." Jenderal lain menimpali.
" Ck..ck..ck... Kongqi Han, kamu benar-benar bijaksana, tapi-"
" Jaga sikap kalian. Jika kalian terus bicara, setelah meninggalkan tempat ni, aku akan menghukum kalian," ucap Luo Xing kesal, memotong pembicaraan para jenderal bawahannya itu, membuat tiga jenderal lainnya tertawa cekikikan.
" Heian Bai, Heian Shi, Dalu Yin, apakah kalian mentertawaiku...?" Dalu Chu kesal.
" Guang Chu cukup..." ucap Luo Xing kesal membuat para Jenderal itu terdiam..
***
Di bagian bawah pilar giok.
" Argh...." sosok raksasa, dengan tubuh setinggi lima belas meter, dengan aura kemarahan dan pembunuhan yang sangat kuat, menatap ekarah Luo Xing dan pasukannya dengan murka. Selain itu, beberapa sosok di antara pasukan kegelapan itu, memiliki dua kepala hingga empat kepala, bahkan beberapa di antara mereka, memiliki empat hingga enam tangan.
" Argh... Sejak kapan para dewa ini bekerja sama, bukankah selama ini mereka selalu bermusuhan..." sambil melepaskan pukulan tapak hitam, menghalau serangan yang dilepaskan oleh ke tujuh jenderal dewa yang berada di atas mereka.
" Jenderal, kita sudah terlalu lama berada di tempat ini, aku takut Peti Iblis Kegelapan tidak mampu lagi bertahan...." seorang komandan berbicara mengingatkan sang jenderal.
" Argh...! Apakah rencana ratusan ribu tahun ini akan gagal lagi..." dengan wajah kesal.
" Jenderal, kita jangan terlalu gegabah. Karena mereka juga tidak setiap waktu berjaga di tempat itu, sebaiknya kita mundur dulu, mencari tempat untuk beristirahat dan menyusun kekuatan."
" Komandan benar, tapi kita tidak mungkin kembali ke Neraka Besar...."
" Jenderal benar, karena selain terlalu jauh, kita juga tidak ingin membuat yang mulia murka. Satu-satunya tempat yang dapat kita tuju adalah salah satu dari tiga benua setengah abadi yang ada..."
" Benar, sebaiknya kita pergi ke Benua Teratai Hitam saja..."
" Tapi jenderal, tempat itu terlalu jauh..."
" Tidak masalah. Walaupun jauh, tempat itu adalah satu-satunya yang memiliki gerbang terbuka, berbeda dengan benua Teratai Merah dan Teratai Biru yang memiliki gerbang tertutup, tempat yang hanya bisa dimasuki, tetapi memiliki akses jalan keluar yang sangat sulit, aku tidak menginginkan hal itu, bahkan para dewa sekalipun sulit keluar dari tempat itu..."
" Argh..., Andai saja pelahap langit masih hidup, kita tidak akan kesulitan seperti ini...." seorang jenderal mendengus kesal.
" Lalu jenderal, apakah, kita akan mundur sekarang?" tanya sang komandan.
" Sebaiknya tanya pangeran dulu.."
" Baik jenderal." bergegas meninggalkan sosok yang terus mengerahkan pasukan iblis dari neraka besar menyerang pasukan para dewa yang berjaga di sekitar pilar giok putih tersebut.
Tidak lama berselang, sosok komandan itu kembali, dan melaporkan bahwa pangeran yang berada di dalam Peti Iblis Kegelapan menyetukui pendapat itu.
" Jika demikian, mundur!" ucapnya memberi perintah..
Tindakan pasukan kegelapan dari nerka besar yang bergerak menjauh dari Pilar Langit membuat ketujuh sosok jenderal yang menggunakan jubah perang emas itu sedikit lega.
" Aku yakin mereka pasti menuju Benua Teratai Hitam," ucap Luo Xing.
" Jenderal besar, lalu apa yang harus kita lakukan?" Guang Chu.
" Pergi dan dahului mereka, minta penguasa Benua Teratai Hitam, Bai Xin untuk menutup gerbang dunia kecil mereka."
" Lalu siapa yang akan pergi?" tanya Kongqi Han.
" Jenderal Heian Bai, Jenderal Dalu Rong, kalian berdua pergi dan dahului mereka..." ucap Luo Xing.
" Tapi Jenderal...." ucap Dalu Rong ragu, menatap Heian Bai, dari klan Shen Heian, dewa kegelapan yang juga enggan meninggalkan Luo Xing.
" Tidak ada tapi-tapi. Jika kalian tidak mau, maka aku dan jenderal Guang Chu yang akan pergi. Tapi ingat, tanggung jawab menjaga tempat ini aku serahkan pada kalian," ucap Luo Xing serius.
" Baik jenderal," jawab Dalu Rong dan Heian Bai, lalu bergegas meninggalkan tempat itu.
Setelah Dalu Rong dan Heian Bai pergi, Luo Xing dan para jenderal dewa yang mewakili lima klan dewa lainnya, memulihkan diri.
🙏🙏🙏
1 chapter dulu. Semoga besok bisa 2 chapter.
Terima kasih.
👉 Update setiap hari jam 04.00 WIB.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 341 Episodes
Comments
Andika Setiawanpratama
bacanya seruu
2025-03-09
0
Qim
da lucu /Chuckle/
2024-10-31
0
Arwin Atune
trays hitam
2024-04-29
1