De-dewa, maksud kami..." sang jenderal menghentikan kata-katanya saat melihat penguasa Agung Bai Xin muncul di tempat itu. Namun belum sempat Bai Xin berbicara, tiba-tiba mereka merasakan ledakan aura yang sangat kuat bergerak mendekati mereka.
" Swhus...swhus...." tujuh sosok makhluk dengan tampilan yang mengerikan. Berhenti dan menjaga jarak hingga satu kilo meter dari pasukan yang sedang berjaga.
" Hormat pada penguasa Agung Bai Xin, Aku Mogui Wangzhi, ingin meminta izin -"
" Pergi dan tinggalkan daratan kehampaan Abadi," jawab Bai Xin memotong kata-kata Mogui Wangzhi, membuat suasana di tempat itu tiba-tiba menjadi tegang.
" Tapi penguasa Agung, kami hanya-"
" Pergi sekarang juga, atau aku langsung mengerahkan pasukanku..." ucap Bai Xin, membuat Mogui Wangzhi terdiam dengan perasaan geram.
" Pangeran, sebaiknya kita mundur saja, lagipula kita bisa bersembunyi di ujung daratan kehampaam abadi, atau kita benar-benar mengalami kerugian, karena aku yakin, Bai Xin berani berbicara seperti itu karena mereka sudah mempersiapkan diri, dan tentunya dukungan dari para dewa keparat itu..."
Mogui Wangzhi hanya bisa menganggukan kepala.
" Jenderal Lang Hei benar. Mari kita pergi..."
" Bai Xin, ketika saatnya, Aku Mogui Wangzhi akan membuat perhitungan denganmu..." sambil bergerak pergi, namun ancaman yang diucapkan oleh Mogui Wangzhi langsung mendapat balasan berupa tembakan ratusan panah emas.
" Swhus..swhus..." ratusan anak panah melesat seperti kilatan cahaya.
" Dhuar...dhuar..." ledakan dahsyat bergema menggetarkan tempat itu.
Serangan tiba-tiba yang dilancarkan oleh pasukan pelindung Benua Teratai Hitam, membuat Mogui Wangzhi dan keenam jenderal utama yang mendampinginya begitu terkejut.
" Swhus...swhus..." mereka terlempar ke berbagai arah.
" Bai Xin kepa***t, kamu -"
Belum sempat Mogui Wagzhi menuntaskan kata-katanya, kembali ratusan panah emas meluncur ke arah mereka.
" Jangan pernah mengancamku di wilayah kekuasaanku...!" suara Bai Xin bergema, bersamaan dengan ledakan pergerakan puluhan ribu prajurit yang melepaskan tembakan panah emas.
" Argh...!" teriak Mogui Wangzhi kesal sambil bergerak meninggalkan tempat itu dengan terbirit-birit, membuat Dalu Rong dan Heian Bai tertawa terbahak-bahak.
" Penguasa Agung Bai Xin, cukup. Jangan sia-siakan sumber daya yang ada. Kami berdua akan menyelidiki pasukan mereka, dan kalian bersiaplah..." ucap Dalu Rong sambil bergerak bersama Heian Bai meninggalkan tempat itu.
" Baik Dewa..." jawab Bai Xin sambil mengarahkan pasukannya.
***
Di dalam dunia Benua Teratai Hitam.
Qing Ruo yang sedang memulihkan kekuatannya tiba-tiba merasakan sosok Jinse dan Liong Hei muncul di hadapannya, lalu duduk dengan tenang.
Satu hari kemudian, setelah memulihkan diri secara ekstrem, Qing Ruo membuka matanya.
" Penguasa..." ucap Liong Hei dan Jinse dengan gembira, saat merasakan kekuatan dari tubuh Qing Ruo yang benar-benar telah stabil.
" Bagaimana hasil pemeriksaan kalian?"
" Penguasa, saat ini kita berada di gunung Lu, yang merupakan kawasan terlarang di bagian timur Benua Teratai Hitam. Seratus kilo meter dari tempat ini, ada sebuah kota kecil, Kota Lu Dong, yang merupakan bagian dari ke kaisaran Lu..." Jinse menjelaskan.
" Liong Hei?"
" Penguasa Agung, hamba secara tidak sengaja memasuki kota kuno yang berada lima puluh kilo meter arah selatan dari tempat ini, yang merupakan tempat perekrutan pasukan pelindung Benua Teratai Hitam untuk menghadapi pada pasukan iblis yang saat ini berada di perbatasan Samudera Kehampaan. Dan ini sifatnya wajib, terutama mereka yang sudah betada di atas pendekar dewa langit... "
Qing Ruo terdiam sesaat, menghembuskan nafas panjang, lalu berdiri.
" Mari kita membantu mereka..." sambil memanggil Thou Thou dan rombongannya kembali.
" Tapi penguasa..." ucap Liong Hei ragu.
" Bicaralah..."
" Ini terlalu beresiko, karena pasukan lawan sangat kuat, bahkan menurut informasi yang aku dengar, pasukan iblis ini adalah prajurit elit dari neraka besar..."
" Liong Hei, aku tahu batasanku. Lagi pula melawan iblis adalah kewajibanku, aku tidak bisa berpangku tangan melihat kekacauan yang akan mereka lakukan. Selain itu, ada beberapa dewa yang berasal dari daratan ilahi, yang ada di dalam pasukan pelindung Benua Teratai Hitam, dan aku ingin mendekati mereka...."
" Benarkah..." ucap Liong Hei dan Jinse yang sebelumnya memang tidak mengetahui keberadaan pasukan iblis itu, menatap Qing Ruo dengan gembira.
Qing Ruo menganggukan kepalanya.
" Baik penguasa..." dengan penuh semangat.
Pada saat mereka sedang berbincang-bincang, tidak lama kemudian, Thou Thou dan rombongannya kembali.
" Penguasa," ucap Thou Thou menyapa Qing Ruo dengan hormat.
" Bicaralah..."
" Penguasa, di utara gunung ini ada danau biru raksasa yang menyimpan sumber daya langka yang di jaga oleh seekor Ular Langit, dan sisanya hanya herbal tingkat rendah..." Thou Thou melaporkan pekerjaannya.
" Baik," jawab Qing Ruo sambil meminta para Guaiyi itu kembali kedalam dunia jiwa, lalu bergerak meninggalkan tempat itu.
" Swhus... swhus..." Qing Ruo dan rombongannya bergerak menuju utara gunung Lu.
Tidak lama kemudian, mereka tiba di tepi danau biru yang sangat luas. Dengan tenang Qing Ruo memeriksa tempat itu tapi tidak menemukan benda yang dimaksud oleh Thou Thou sebelumnya.
" Penguasa, Aku bahkan tidak merasakan ada sesuatu yang aneh di tempat ini," ucap Jinse, memicingkan matanya mengamati tempat itu.
Qing Ruo tersenyum, lalu membuat segel tangan, menembakan cahaya keemasan dari ujing jarinya.
" Swhus...." cahaya keemasan itu menembus kabut.
" Roargh...." raungan makhluk tiba-tiba bergema, membuat tempat itu menjadi tegang.
" Perisai ilusi..." Ucap Liong Hei dan Jinse terkejut.
" Sesuatu yang sangat berharga pasti akan dilindungi oleh sesuatu yang luar biasa," ucap Qing Ruo tersenyum.
" Swhuas..." tiba-tiba tampak sebuah pulau kecil di tengah pulau.
" Penguasa, itu..!" ucap Jinse bersemangat.
" Kalian berdua pergi dan pancing penjaganya untuk keluar, dan aku akan mengambil barang yang di jaganya.."
" Baik..." jawab Liong Hei dan Jinse yang sudah menjadi pendekar kaisar dewa tingkat dasar bergerak mendekati pulau.
" Swhus...swhus..." tembakan sinar hijau menyambut kedatangan mereka.
" Swhus... Swhus..." mereka bergerak zigzag menghindari tembakan cahaya hjiau itu.
" Dhuar... dhuar....." ledakan dahsyat bergema, mengguncang langit pulau kecil itu, membuat semua hewan buas dan para pendekar yang berada di sekitar danau raksasa itu berhamburan keluar, menjauh dari kawasan pertempuran.
" Saudara Jinse, hati-hati. Ini racun ular hijau...." teriak Liong He menembakan api biru membakar kabut racun yang mulai menyebar tersebut.
" Swhus... swhus..." cahaya hijau kembali melesat menyerang mereka, bersamaan dengan munculnya seekor ular raksasa, hewan tingkat kaisar dewa tingkat dua yang hampir menjadi seekor naga, menatap Liong Hei dan Jinse dengan tajam.
" Serakah dan tidak tahu diri! Pergi atau kalian akan mati..." sang ular mengancam, membuat Liong Hei tertawa terbahak-bahak.
" Ular kecil, siapa yang mengajarimu berbicara seperti itu? Apakah kamu merasa sudah menjadi naga..." ucap Liong Hei kesal.
" Manusia bodoh, jika kamu tidak pergi, kamu akan berurusan dengan tuanku..."
" Oh, panggil saja tuanmu itu..." tantang Jinse, mengulur waktu.
" Dasar sombong! Tunggu saja..." ucap sang ular itu kesal, lalu kembali menyerang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 341 Episodes
Comments
Roni Sakroni
mantap mantap mantap
2024-06-19
0
Arwin Atune
danau raksasa
2024-04-29
1
Umar Muhdhar
r
2024-04-12
1