Indonesia dalam keadaan darurat, tahun ini sangat banyak Circle yang muncul di sana. Bahkan beberapa Circle langsung memuntahkan monsternya dan kebanyakan Circle yang muncul berstatus ancaman C-A. Ini merupakan bencana bagi negara Indonesia. Karena jumlah Circle yang semakin banyak bermunculan, pemerintah dan Asosiasi Hero harus merekrut lebih banyak Hero. Pada akhirnya pihak pemerintah dan Asosiasi Hero memutuskan mengambil siswa yang akan lulus dari Sekolah Menengah Atas untuk dilatih.
Masih 8 bulan lagi Simon lulus dari Sekolah Menengah Atas, walau demikian dia menjadi salah satu siswa yang akan diambil oleh pemerintah untuk dilatih menjadi pasukan bantuan yang akan membersihkan Circle Demension. Setelah melakukan tes kelayakan, ternyata tubuh Simon mampu untuk terbangkitkan.
Perasaan senang dan gugup bercampur aduk dalam diri Simon. Ia bertekad akan berusaha keras untuk menjadi seorang Hero yang hebat, terutama untuk melindungi adiknya.
***
Sudah 3 bulan lebih Simon dalam pelatihan. Kali ini setiap Calon Hero akan diminta saling bertarung untuk menguji kemampuannya setelah terbangkitkan.
“Hahaha.. Sampah seperti kau bagaimana bisa jadi seorang Hero?!” ejek seorang pemuda berambut acak-acakan yang merupakan lawan tanding Simon kali ini. Dia adalah salah seorang yang biasa memberikan Simon ejekan.
Dalam pertarungan melawan teman seangkatannya ini, Simon beberapa kali menerima pukulan telak.
BRAKKK..
Simon terpental akibat serangan dari lawannya tadi. Walau Simon berusaha bangkit kembali, tapi tubuhnya sudah tidak kuat untuk melakukannya.
Simon mungkin mengetahui cukup banyak teori tentang Hero, Circle, dan Monster dari rutinitas membacanya. Namun pengetahuan Simon tidak sebanding dengan nilai praktiknya.
Nilai Simon dalam pratik menembak, berpedang, bertarung tangan kosong, dan praktik lainnya selalu menjadi yang terendah. Simon menjadi Calon Hero dengan peringkat nilai terbawah dalam setiap praktiknya.
Dengan nilai yang sedemikian, Simon selalu mendapatkan ejekan dari teman seangkatannya karena dianggap paling lemah dan tidak berguna. Walau demikian itu tidak mematahkan semangat Simon. Ia akan selalu berusaha agar bisa menjadi seorang Hero yang kuat.
***
Setelah 5 bulan dalam pelatihan, tibalah saatnya Simon dan rekan seangkatannya untuk uji coba memasuki Circle. Kali ini Circle yang akan mereka masuki adalah Circle dengan ancaman kelas C, itu berarti monster yang di sana berkekuatan kelas C ke bawah. Perasaan gugup dirasakan oleh Simon karena ini pertama kalinya ia memasuki Circle.
“Perhatian semuanya, kita akan terbagi menjadi 5 kelompok, di mana setiap kelompok akan ada 9 calon Hero. Aku dan empat orang instruktur lainnya akan menjadi pemimpin tiap kelompok. Selalu dengarkan arahan dari pimpinan kelompok kalian. Serta ingat, jangan ceroboh saat melawan monster di sana atau kalian tidak akan bisa kembali dengan selamat!”
Salah satu dari Instruktur memberikan instruksi kepada para Calon Hero. Sesuai arahan Instruktur, saat memasuki Circle Demension mereka akan terbagi menjadi 5 kelompok dengan jumlah tiap kelompoknya adalah 10 orang, dan tiap Instruktur akan menjadi pimpinan kelompok itu.
“Siap, dimengerti!” Serempak para Calon Hero menjawab dengan tegas.
.
.
.
.
Setelah memasuki Circle tibalah Simon dan yang lainnya dalam hamparan hutan belantara, ini adalah Circle Demension.
“Hei bodoh, awas saja kau jika menjadi beban untuk kami!” kata seorang Calon Hero yang menjadi bagian dari kelompok yang sama dengan Simon.
“Dengarkan aku, kalian harus waspada, jangan pernah lengah dan membuat formasi pecah!” Seorang pria muda berambut cokelat, yang usianya sekitar 25 tahun memberikan arahan. Dia adalah Instruktur sekaligus pemimpin dari kelompok Simon berada.
“Baik!” Serempak para Calon Hero di kelompok itu menjawab.
“Dan ingat terus Role kalian sebagai Hero!”
Simon sudah mengetahui Role adalah peran Hero dalam setiap kelompok. Role itu sendiri ditentukan dari kemampuan tiap Hero. Role dari tiap Hero yaitu Tank, Fighter, Assasins, Marksman, Mage, Support, dan Logistic.
Simon mencoba mengingat apa saja tugas dari setiap Role yang ada.
Tank adalah Hero yang berperan sebagai pertahanan paling depan dan melindungi Hero lain. Hero yang menjadi Tank biasanya yang mempunyai tingkat ketahanan fisik yang kuat.
Fighter adalah Hero yang bertarung jarak dekat dengan musuh dan berfokus dengan serangan fisik. Namun pertahannya tidak sekuat seorang Hero Tank.
Assasins ialah Hero yang mempunyai kecepatan dan kelincahan di atas rata-rata dan memiliki serangan yang kuat untuk menghabisi musuh terdekat yang ada disekitar kelompok.
Marksman, seorang Hero penembak yang memberikan serangan jarak jauh, biasanya mereka akan membantu seorang Tank.
Mage adalah Hero yang berfokus pada serangan sihir.
Support adalah Hero bantuan yang berfokus untuk memberikan pertolongan pada anggota kelompok yang terluka atau memperkuat serangan anggota kelompok.
Logistik adalah Hero pembantu yang tugasnya mengumpulkan barang hasil dari operasi penjelajahan di Circle Demension, seperti mayat/bagian tubuh tertentu dari monster, inti monster, dan Drop Item di Circle Dimension. Selain itu Hero Logistic biasanya juga yang mengumpulkan data atau informasi dari monster dan area Circle Dimension untuk dilaporkan ke Asosiasi Hero.
Karena Simon yang terlemah dari anggota kelompok lainnya, maka ialah yang mempunyai Role Logistic dari kelompok ini. Biar begitu, Simon tetap bersemangat dalam operasi pertamanya kali ini.
Simon menghela nafasnya, dan berkata dalam batinnya, ‘Aku pasti bisa!’
.
.
.
.
Selang beberapa saat mereka menjelajahi hutan itu, kelompok Simon akhirnya menemui sekelompok monster. Mereka menatap tajam monster-monster yang mulai berdatangan. Para monster ini tubuhnya setengah dari ukuran manusia dewasa, berkulit hijau, berhidung dan telinga yang panjang, dan Simon mengetahui dari buku yang ia baca bahwa mereka disebut Goblin.
Simon dapat melihat pasukan Goblin itu dipersenjatai kapak, pedang, dan palu ukuran besar. Dia cukup gugup saat melihat para monster itu.
“GRRRR!!” Serempak para Goblin menggeram dan mulai menyerang kelompok Simon.
“Tuan Arkan benar- benar Hebat!”
Arkan adalah Instruktur sekaligus pimpinan kelompok. Serangan yang diperlihatkan Arkan membuat semua calon Hero terkagum-kagum. Arkan bergerak cukup gesit, serangan pedang yang telah dialiri Mana itu ibaratkan air yang mengalir yang tidak ada hentinya. Assasins seperti Arkan, sungguh mengerikan bagi para monster.
“Arghhh..”
Setiap monster yang terkena serangan dari Arkan akan menemui ajalnya. Itu wajar saja karena Arkan adalah Hero kelas A, sedangkan Goblin itu kemungkinan hanya di kelas D atau C.
Brakk..
Simon terhempas akibat tidak cukup kuat menahan serangan dari salah satu Goblin.
“Ughh..” Simon terbatuk dan berusaha untuk bangkit.
Goblin tadi mengarahkan kapak besarnya ke tubuh Simon. Simon yang melihat itu, tubuhnya bergetar karena ia sadar, ia tak cukup kuat melawan Goblin itu.
Sesaat kemudian tubuh Goblin itu terbelah menjadi dua. Itu adalah perbuatan Arkan.
“Hei kau, tetap fokus!” Arkan berkata sembari menunjuk ke arah Simon.
“Sudah kuduga sampah itu akan menyusahkan!” kata salah satu dari Calon Hero yang ada di kelompok itu.
Berbeda dari Simon, beberapa Calon Hero lainnya masih menguasai pertarungan. Mereka menjalankan Role-nya dengan baik. Seperti halnya mereka yang menjadi Tank, mampu menahan serang-serangan Goblin dengan kokoh. Serta Assasins yang bergerak dengan cepat melukai para Goblin. Kerja sama mereka ini sangat baik.
Jumlah Goblin itu semakin berkurang, hingga tidak terlihat lagi. Setelah semua Goblin yang menyerang tadi berhasil dihabisi, Simon menjalankan tugasnya untuk mengumpulkan Inti Monster dari mayat para Goblin itu.
.
.
.
.
Seiring berjalannya waktu kelompok yang dipimpin oleh Arkan sudah menemui beberapa monster yang muncul seperti Orc, Ogre, dan Troll. Semua monster itu berhasil mereka habisi. Selanjutnya, mereka terus menjelajahi hutan.
***
Guncangan hebat dirasakan oleh kelompok yang dipimpin oleh Arkan. Mereka berusaha bertahan dari guncangan itu.
Selang beberapa saat muncul beberapa monster yang besarnya melebihi manusia, dan bertubuh batu. Itu tidak lain adalah Stone Golem.
“Bagaimana mungkin?!”
Arkan merasakan tekanan kuat dari 8 Stone Golem itu. Dia sungguh terkejut karena sebelumnya yang dia ketahui bahwa Circle yang mereka masuki ini memiliki ancaman tingkat C. Sedangkan apa yang dirasakan Arkan dari tekanan energi para Stone Golem itu sama halnya sewaktu dia berhadapan dengan monster kelas A. Karena itu, raut wajah Arkan cukup tegang. Jika benar dugaannya itu, maka kelompok mereka akan dalam bahaya.
Arkan memang sudah berada di kelas A, akan tetapi dia hanya memiliki satu bintang, sedangkan monster yang berkelas A itu sendiri setara dengan Hero bintang tiga.
“A-ada apa Instruktur?”
Melihat raut wajah Arkan yang menegang, para Calon Hero dalam kelompok itu merasa curiga.
***
Sementara itu di luar Circle, seorang yang bersetelan jas hitam memiliki raut wajah yang rumit ketika menatap sebuah alat yang ada di tangannya. Dia adalah seorang Eksekutif di Asosiasi Hero Indonesia.
Dia berkata kepada salah seorang yang ada disampingnya, “Kita harus segera menyiapkan pasukan bantuan, sebelum semua Instruktur dan Calon Hero yang ada di sana dalam bahaya, cepat hubungi Hero kelas A dan kelas S yang tidak bertugas, minta mereka untuk ke sini!”
“Baik pak!”
***
BRAKKK
Arkan terlempar menghantam beberapa pepohonan sekaligus akibat serangan dari Stone Golem.
“Ugh..” Arkan memuntahkan cairan kental berwarna merah.
Dia menghela nafas. “Jadi begini ya akhirku? Kukira akan menjadi Hero yang akan dikenal banyak orang. Padahal aku belum nikah.” Arkan sudah terlihat pasrah menerima akhir hidupnya, sembari tersenyum kecut.
“Baiklah aku juga akan menyusul mereka..” Arkan melihat ke arah tubuh beberapa calon Hero yang sudah terbujur kaku.
Stone Golem yang menyerang mereka dari awal tadi masih berjumlah lengkap, itu berbanding terbalik dengan kelompok yaang tadi dibawa oleh Arkan
***
“Dimana ini?”
“Bukankah aku tadi berbaring di atas ranjang yang empuk?”
“Arghh..” Ia merasakan sakit di kepalanya.
“Aku sudah lama tidak merasakan rasa yang sesakit ini!!”
“Bagaimana aku bisa berada di tubuh orang lain?”
Ternyata rasa sakit di kepalanya adalah akibat bercampur aduk ingatannya dengan ingatan orang lain.
“Bukankah aku hanya tertidur? Apakah aku mati lagi di saat tertidur? Tapi kenapa aku berpindah ke tubuh orang lain? Sebelumya ini tidak pernah terjadi!”
[Mata Dewa - Aktif]
[“Reincarnation” dihapuskan karena sudah kadaluarsa. Efek dari kadaluarsanya skill ini, roh pengguna terlempar ke semesta yang tidak diketahui. Oleh karena itu, pengguna sudah tidak akan bisa dibangkitkan kembali setelah kematiannya.]
[Ranah Kaisar Dewa - Tersegel]
[Tubuh pengguna saat ini sangat lemah, maka dari itu skill Mata Dewa menyegel sebagian besar kekuatan pengguna agar tubuh pengguna tidak hancur. Untuk mendapatkan kekuatan penuh lagi pengguna harus memperkuat tubuh barunya.]
“Jadi begitu, aku sekarang memiliki kehidupan baru dan tidak bisa terbangkitkan kembali ya. Baiklah berarti sekarang aku tidak boleh mati lagi.”
\=\=\=\=
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
𝑵𝒐𝒆𝒓ͪ͢ ͦ ᷤ ͭ ͤ ᷝ🧚🌹
lanjut ya
2021-09-19
1