Saat makan malam terus berlanjut, oma Winda kembali membicara kan soal janji yang di kata kan oma Windi.
"Windi, kamu bilang janji apa yang kamu tagih sama kami tadi, aku gak merasa pernah punya janji sama kamu deh." kata oma Winda.
"Enak aja kalian gak punya janji sama aku, kalian gak ingat ya pernah bikin janji sama ku." kata oma Windi.
"Janji apa sih ma, kok gak ingat sama sekali. Kapan mama bikin janji sama tante Winda." kata Eza.
"Iya ma, kok gak bilang sama kami sih kalo mama dan tante Winda punya janji." kata Esy ikut bicara.
"Bukan sama Winda nya aja, tapi sama Arka dan keluarga nya juga lho." kata Windi.
"Janji apa tante, kok aku gak pernah ingat ya kalo bikin janji sama tante." kata Arka.
"Iya, aku juga gak ingat tuh sama janji apa yang kamu bicara kan." kata Winda.
Mereka sibuk berdebat masalah janji apa yang di bilang oma Windi tadi nya. Tak ada satu pun yang ingat pada janji apa yang di bilang oma Windi.
Angel hanya mendengar kan saja apa yang di bicara kan oleh oma dan para tamu yang ikut makan malam bersama itu.
"Janji ingin menjodoh kan cucu kita lah Winda." kata oma Windi.
"Uhuk... Uhuk..." kata Angel tersedak saat mendengar kan apa yang oma Windi kata kan.
"Pelan-pelan dong makan nya sayang, ini minum nya." kata Lia sambil memberi kan air pada anak nya.
Angel pun segera mengambil air yang mama beri kan, sebenar nya bukan masalah makan nya yang bikin Angel jadi batuk. Tapi kata-kata oma Windi yang sangat membuat nya jadi kaget setegah mati itu yang bikin Angel batuk.
"Kamu gak papa kan nak, baik-baik aja kan." kata oma Winda.
"Gak papa kok oma, aku baik-baik aja kok." kata Angel saat selesai minum.
"Lain kali makan nya pelan-pelan ya, jangan sampai tersedak lagi." kata oma Windi.
"Iya oma." kata Angel.
Mereka kembali melanjut kan apa yang menjadi topik obrolan mereka tadi. Masalah janji, janji yang oma Windi kata kan ternyata masalah perjodohan cucu mereka.
"Iya, aku gak lupa kok Winda. Dan para orang tua ini pun sudah membahas masalah perjodohan sejak pertama datang tadi." kata oma Winda.
Angel tidak bisa menahan hati nya lagi saat ini, rasa nya ia ingin bilang pada semua nya. Kalau ia tidak ingin di jodoh kan, dan dia sudah punya pilihan hati nya sendiri sekarang.
Tidak harus menikah dengan cara perjodohan, karna tidak mungkin akan merasa kan bahagia dalam menjalan kan rumah tangga.
Lagian, siapa Gilang itu, bagai mana sifat nya kan tidak tahu. Apa kah Gilang itu anak nya baik, sebaik pacar nya saat ini. Sesopan Rafi yang akan hormat pada orang tua dan sayang pada Angel dengan sepenuh hati.
Angel merasa tidak nyaman lagi sekarang, ia tidak mungkin bisa menerima apa yang mereka bicara kan. Air mata pun ingin tumpah saat ini, namu ia berusaha menahan nya agar tidak jatuh di depan orang tua dan tamu keluarga itu.
"Mama, papa dan semua nya. Angel naik keatas dulu ya, gak papa kan kalo Angel selesai duluan makan nya. Ada yang mau Angel kerja kan soal nya." kata Angel masih berusaha bersikap biasa saja. Walau dalam hati sudah menjerit.
"Lho kok cepat banget selesai makan nya nak. Itu makanan nya masih belum habis lagi lho." kata Esy.
"Gak papa tante, eh mama. Gak papa kok, nanti di lanjut kan lagi deh. Angel lagi banyak tugas lho saat ini." kata Angel.
"Angel, kok gak sopan banget sih. Mereka kan baru kalia ini datang, masa kamu mau tinggal aja sih." kata Lia.
"Gak papa Lia, pergi aja dulu nak. Lain kali kita pasti akan ketemu lagi kan, kerja kan aja tugas kamu." kata oma Windi.
"Iya Lia, biar kan saja lah. Kamu jangan terlalu keras sama anak mu. Kasihan anak mu ini Lia, tugas nya pasti lebih penting." kata Eza.
"Ya udah semua nya, maaf Angel harus naik dulu ya." kata Angel sambil berjalan meninggal kan meja makan.
Saat ini, Angel tidak memikir kan lagi marah mama pada nya. Ia tahu, mama pasti akan marah sama apa yang ia laku kan. Tapi hati nya tidak bisa menunggu terlalu lama lagi. Ia ingin segera lari dari sana, meninggal kan pembicaraan yang sangat menyakit kan hati nya.
Angel berjalan cepat naik keatas, menuju kamar nya di lantai dua rumah besar keluarga Dinata.
Sampai di kamar, Angel memutup rapat pintu kamar nya. Angel juga tidak lupa mengunci pintu kamar itu, lalu ia masuk kedalam kamar mandi. Menghidup kan air dan menangis di dalam nya.
Itu adalah cara Angel bersembunyi dari tangisan nya. Ia akan menghidup kan air di kamar mandi lalu menumpah kan semua rasa kesal dan sedih di dalam kamar mandi.
Mama tidak pernah bertanya pada ku, apa aku mau di nikah kan dengan perjodohan atau tidak. Kenapa mama selalu memaki cara nya sendiri tanpa minta pendapat aku. Kata Angel dalam hati nya.
"Mama dan papa tega, kenapa kalian menjodoh kan aku dengan orang yang tidak aku kenal. Bagai mana wajah dan sifat orang itu aku tidak tahu. Bagai mana bisa menikah dengan orang yang sama sekali tidak pernah aku lihat." kata Angel.
Mungkin lebih dari satu jam Angel berada di dalam kamar mandi. Ia menumpah kan segala kekesalan hati nya.
Setelah agak reda, Angel pun memati kan keran air dan keluar dari kamar mandi. Ia tidak berniat untuk keluar dari kamar nya, apa lagi bertemu tamu keluarga yang sedang asik bicara masalah perjodohan.
Angel menghempas kan tubuh nya di atas kasur yang beralas kan seprai berwarna hijau. Ia membenam kan wajah nya di atas guling.
Air mata kembali tumpah dan tak terbendung kan. Padahal tadi nya ia sudah merasa agak baikan, bagai mana sekarang bisa tumpah lagi air mata itu.
Bagai mana bisa aku lari dari masalah besar ini. Aku tidak mungkin bisa menentang apa yang jadi keputusan mama dan papa. Kata Angel dalam hati sambil air mata terus saja turu dari mata nya.
Angel bagun dari baring nya, ia duduk di depan kaca tempat meja rias. Angel membuka laci dan mengambil foto Rafi dari laci itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
imas sukarsih
ko aku jadi gak rela ya kalau Anggel sama Gilang, abis Gilang kan udah jajan kemana2, enak banget dapet perawan 😒😒😒
2020-06-11
3
Santi Handayani22
Gilang otw jadi dp Wa
2020-04-23
1
Shofiana Srfy
gilang ganteng bget thor...
2020-03-25
5