BAB 4

“Sam kau pulanglah sendiri, saya akan pulang bersama Leon” kata Zeyn pada Sam ketika mereka sampai pada parkiran restoran.

“Leon? dimana dia bukannya dia sedang berjalan dengan pacarnya?’ balas Ken. Ketika perjalanan menemui Zeyn dan Sam, Ken melihat Leon yang sedang membukakan pintu mobil untuk Arn.

“Anak kecil itu punya pacar? wah... masa kita kalah sama anak kecil” sahut Sam kaget, sambil menatap pada Zeyn dan Ken secara bergantian.

“Saya tidak tahu kalau dia punya pacar, yang saya tahu dia masih mengejar gadis itu katanya dia gadis yang berbeda’’

“Berbeda bagaimana” tanya Sam penasaran.

“Saya tidak tahu, kalau kau mau tahu silakan kau tanyakan sendiri pada Leon” kata Zeyn dengan sorot mata tajam. Sedangkan Sam menatap Ken dengan tatapan penasaran.

“Yang aku tahu, dia gadis beasiswa, cantik, pintar, dan baik. Itu saja yang aku tahu, jangan menanyakan yang lebih banyak lagi dan jangan menyuruhku untuk mencari tahu tentang gadis itu. Aku bukan detektif” Jelas Ken. Dia mengatakan seperti itu karena melihat tatapan Zeyn. Hanya dengan tatapan Ken sudah tahu jika Zeyn akan meminta bantuannya untuk mencari tahu tentang latar belakang gadis itu.

“Kau yakin dia gadis yang baik” tanya Zeyn dengan alis yang berkerut.

“Saya tidak ingin, gadis yang berdekatan dengan adikku hanya mengincar hartanya saja. Dan saya tidak mau kejadian yang dulu menipah saya, menimpah Leon juga” Zeyn berbicara dengan nada yang begitu dingin sehingga Sam dan Ken bergidik.

“Aku yakin gadis itu, gadis yang baik jadi kau tenang saja, bro. Bukan hanya kau saja ysng peduli pada Leon kami juga. Ingat kau masih punya kami, lupakan masa lalu” kata Sam menyemangati.

“Tumben kau jadi bijak” Ledek Ken, sambil terpingkal. Jarang seorang Sam jika hanya berkumpul dengan para sahabatnya dia mempunyai pikiran yang normal. Akhirnya aksi kejar mengejar antara Sam dan Ken pun terjadi. Jika mahasiswa dan Karyawan ZLZ melihat ini pasti mereka tidak akan percaya. Jika orang yang selalu menunjukkan eksperisi datar selayaknya kulkas bisa bertingkah koyol.

Sedangkan disebuah tempat, tepatnya disebuah taman bermain. Terlihat dua orang manusia sedang menikmati waktu segang mereka. Bagi seorang mahasiswa apalagi mahasiswa tingkat akahir yang bersiap untuk magang dan sebentar lagi selesai. Mempunyai waktu untuk bermain adalah hal yang sangat luar biasa. Untuk itu, kedua manusia itu tampak sangat menikmati waktu senggang ini. Sang gadis berteriak menyemangati sang pria yang sedang menembak agar bisa mendapat boneka beruang besar untuk sang pujaan hati.

“Ayo.. leon semangat”

“Agak kekiri lagi”

“yah...kok gagal, lagi lagi lagi kamu pasti bisa Yon, come on’’ teriak Arn menyemangati Leon yang sedang menembak target. Sedangkan Leon hanya mengedipkan matanya pada Arn. Dan tentunya para gadis yang ada disana berteriak histeris.

“Yeeeessssss....akhirnya dapat” Arn melompat kegirangan setelah Leon mendapatkan boneka incarannya.

“Makasih Yon, aku senang. Aku janji pasti akan menjaga boneka ini. Ini adalah boneka pertamaku” kata Arn sambil memeluk boneka beruang besarnya. Saking besarnya badan Arn pun tenggelam dalam boneka itu. Melihat itu Leon tertawa terbahak-bahak.

“Makanya, tinggi itu keatas jangan ke-samping. Masa kala sama boneka. ha ha ha ha.....” ejek Leon. Mendengar itu Arn pun kesal dan berjalan sambil menghentak-hentakan kakinya meninggalkan Leon yang masih tertawa dibelakang. Menyadari Arn telah pergi Leon pun berlari menyusul.

“Hey, jangan marah nanti jelek. Bercanda. Kamu imut ko. Itu yang buat aku suka sama kamu” rayu Leon.

“Aku minta maaf, sekarang kita cari makan kamu pasti lapar kan” ajak Leon. Perlu diingat, setelah mereka keluar untuk makan siang mereka langsung mencari hiburan dan sampailah mereka ke taman bermain ini. Ini sudah pukul 8 malam dan mereka baru mencari makan. Memang jika sudah asyik sendiri perut yang sudah mintah diisi pun tidak dihiraukan.

“Silakan tuan putri” Leon membuka pintu sambil membungkuk bagaikan pangeran yang  menjemput pujaannya. Arn hanya tersenyum menanggapi tingkah koyol sahabatnya

itu.

“Jadi, kita akan makan apa dan makan dimana” tanya Leon.

“Di flatku saja, aku akan masak. Jika kamu mau” tawar Arn. Dan setelah itu merekapun menuju flatnya Arn. Leon sudah keluar masuk flatnya Arn dan sering makan disana. Flat Arn, bagi Leon merupakan rumah kedua untuknya.Setelah menempuh waktu sekitar 30 menit akhirnya mereka sampai dan bergegas masuk. Flat tersebut, hanya flat sederhana tidak luas. Bagi orang kaya seperti Leon itu tidak dapat disebut tempat tinggal. Karena, menurutnya besar Flat hanya seperempat kamarnya saja. Walaupun sempit namun flat yang ditatah dengan rapi pasti rasanya nyaman. Lihat saja Leon, yang sudah anteng dikarpet sambil menunggu masakan disediahkan.

Let me hold your hand... begitu deringan hanphone Leon. Membutnya segera mengangkat panggilan setelah melihat nama si penelpon.

“halo bro,,,sekarang.... tapi..... baiklah tunggu aku disana” begitulah kira-kira percakapan Leon dan sipenelpon. Setelah itu bergegas mengambil kunci mobi diatas meja dan ke dapur untuk berpamitan kepada Arn yang sedang memasak. Kebetulan Arn sudah menyelesaikan masakannya dan akan memanggil Leon. Namun karena Leon tidak bisa memakannya, Arn menyimpannya dalam kotak bekal agar Leon bisa makan setelah sampai di rumah.

“Maaf Arn aku tidak bisa menemanimu makan, kakakku memintaku menjemputnya” Leon menatap Arn dengan sorot mata sayu.

“Tidak apa-apa lagian aku sudah menyimpan di kotak itu, nanti pulang langsung makan. Dan jangan lupa besok datang lebih awal, besok ada pembagian tempat magang untuk kita dan jangan melupakan semua persyaratannya” Arn mengingatkan Leon.

“Baik kapten” Leon menjawab sambil memberi hormat kepada Arn. Setelah itu Leon langsung menuju tempat kakaknya menunggu. Sekitar 15 menit menit Leonpun sampai. Setelah itu Leon keluar dari mobil setelah itu membuka pintu penumpang dan duduk dengan nyaman, mengabaikan tatapan laser dari sang kakak.

“Nyetir bro” sang kakak pun hanya menatapnya dengan tatapan dingin dan menuju kemudi dan memulai menjalankan mobil. Sedangkan Leon jangan ditanya dia sedang menikmati makan malam disamping. Dan lagi-lagi mengabaikan tatapan sang kakak.

“Siapa suru menelfon ku saat mau makan, jadi fokus saja pada jalan dan aku fokus makan” berbicara tampa beban dan terus menyendok nasi dan lauk kedalam mulut.

“Dari pacar” tanya Zeyn.

“Bukan pacar, nantinya akan jadi pacar dan adik iparmu” jawab Leon sambil menelan makanan.

“Besok mulai magang?”

“Belum, lusa. aku harap ditempatkan di kantormu. Biar bisa santai, dan mendapat nilai yang tinggi. Akukan adik dari bos mereka jadi tidak mungkin mereka akan memberi ku nilai yang jelek. Apalagi aku tampan seperti dewa, hanya dengan mengedipkan mata pasti langsung mendapat nilai yang bagus, tampah harus bekerja keras”

“Saya akan kasih kamu nilai 0” jawab Zeyn masih fokus pada jalanan di depannya

“Kamu magang, bukan bersantai. Walaupun kamu adikku akan diperlakukan sama seperti mahasiswa magang lainnya. Jadi lakukan yang terbaik bila ingin memperoleh nilai tinggi” Leon yang mendengar hanya mengancungkan jempolnya. Setelah itu tidak ada percakapan lagi diantara kakak beradik itu. Sang kakak fokus menjalankan mobil mewah sang adik, sedangkan si adik asyik memainkan handphonenya entah sedang berbalas pesan dengan siapa.

Tbc

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!