"Lagi nungguin apa neng."suara seseorang yang berhasil menghentikan kegiatan Vanya.
Vanya pun menengok kearah orang yang berbicara tersebut dan memandang wajahnya dengan tatapan bingung.
"Ditanya bukanya menjawab malah bengong."tanya lagi Vano. Ya orang yang berhenti didepan Vanya itu adalah Vano.
"Lo nanya gw."jawab Vanya sambil menunjuk dirinya.
"Bukan gw ngomong sama rumput yang bergoyang. Ya iyalah gw ngomong sama lo."
"Oh."
"Oh doang."balas Vano sambil menghela nafas karena jawaban singkat Vanya.
"Trus?"
"Ya-ya lo jawab apa gitu, jawab pertanyaan gw tadi lo lagi nungguin siapa?"
"Oh itu, ini lagi nungguin taksi."
"Nunggu taksi!
Emang mobil lo kemana?"
"Ada itu di parkiran sekolah, tapi bannya kempes."
"Oooh gitu, eeeemmmm.."sambil garuk-garuk kepala bagian belakangnya.
"Mau nebeng gw gak nanti gw anterin pulang?"
"Gw nebeng lo, ih ogah "
"Ya udah gw duluan."sambil memakai helm full face nya.
"Yakin nih gak mau nebeng gw, biasanya sih daerah sini kalo jam segini udah jarang ada taksi lewat."
"o-ogah."jawab Vanya dengan nada ragu.
"Apa gw nebeng Vano aja ya. Tapi nanti dia kepedean,tapi kalo gw gk nebeng Vano gw gk pulang pulang dong trus dimarahi papa lagi."
Risau Vanya dalam hati.
"ooh ya udah gw dulua..."belum selesai Vano berbicara tapi udah di potong Vanya.
"Eh eh tunggu dulu, gw nebeng lo deh."
"tapi lo jangan kepedean dulu, gw nebeng lo tuh karena udah gak ada taksi dari tadi."tambahan Vanya.
"Iya iya tau udah sekarang lo naik cepat atau mau gw tinggal nih."
Vanya pun naik ke boncengan motor Vano.
"Jangan lupa pegangan yang kuat biar gak jatuh."
"hmm." jawab dehem Vanya sambil pegangan di pundak Vano.
Vano pun melanjukan motonya menuju rumah Vanya dengan kecepatan sedang.
-
Setelah beberapa menit menempuh perjalanan dari sekolah menuju rumah Vanya akhirnya mereka sampai di depan pintu gerbang rumah Vanya.
"emm thanks udah ngasih Tebengan buat gw."ucap Vanya.
"it's ok gk masalah."
"Ya udah gw pergi dulu ya soalnya mau turun hujan kayaknya."pamit Vano yang langsung menghidupkan motornya.
"Iya hati hati."
"Hmm."jawab singkat Vano sambil berlalu meninggalkan Vanya.
-
Vanya pun memasuki rumahnya setelah di bukakan gerbang oleh pak satpam. Setelah tiba di ruang tamu Vanya melihat tatapan papanya yang tajam kearahnya.
"Dari mana aja kamu kenapa baru pulang sekarang."bentak papa Wijaya.
"Tadi mobil Vanya bannya kempes pa jadi Vanya telat pulangnya."
"Halah gak usah alasan bilang aja kalo kamu tadi jalan sama cowok yang tadi nganterin kamu pulang."
"Enggak pak beneran mobil Vanya bannya kempes kalo papa gak percaya tanya aja sama mang Ujang."
"Halah papa gak percaya sama omongan kamu, sekarang kamu masuk ke kamar dan belajar yang bener supaya kamu bisa mengikuti olimpiade yang akan datang."suruh papa Wijaya sambil menunjuk kearah kamar Vanya.
"Pa kenapa sih aku papa suruh belajar mulu, Vanya capek pa, hiks.. Vanya capek setiap ada di rumah disuruh belajar belajar dan belajar Vanya capek pa hiks hiks hiks.."
"kamu mau papa mencabut biaya rumah sakit dia biar dia mati dan gak bisa ketemu kamu lagi hah."
"Jangan pa jangan, jangan lakukan itu pa Vanya mohon hiks hiks hiks... Vanya bakal nurut sama papa, Vanya bakal belajar dengan giat , tapi Vanya mohon jangan mencabut biaya rumah sakitnya."mohon Vanya sambil menangis sesenggukan dan berlutut di hadapan papa Wijaya.
"Gitu dong nurut sama papa, lagi an ini demi kamu juga kamu itu harus pintar supaya bisa mewarisi perusahaan papa nanti."
"Sudah jangan nangis sana masuk kamar. Maafkan papa ya yang udah bentak bentak kamu." jawab papa Wijaya sambil menarik Vanya agar berdiri.
Begitulah sifat papa Wijaya kadang marah marah sama Vanya tapi kalian jangan salah papa Wijaya juga sangat menyayangi Vanya karena Vanya adalah anak satu satunya.
"Ya udah pa Vanya pergi ke kamar dulu."ucap Vanya dengan nada yang masih sesenggukan dan berjalan sambil menundukkan kepalanya.
"Hmmm."jawab singkat papa Wijaya sambil memperhatikan anaknya yang berlalu menuju kamarnya.
Sedangkan dari arah atas ada mama Vani yang sedari tadi memperhatikan suami dan anaknya. Dia sudah sering menyaksikan adegan seperti ini antara suami dan anaknya, sebenarnya mama Vani kasian sama Vanya tapi mau gimana lagi dia pernah belain Vanya yang malah membuat papa Wijaya murka dan berakhir dengan masalah. akhirnya mama Vani pun sekarang hanya diam saja memperhatikannya.
....
siapakah Dia itu apakah kekasih Vanya atau saudara Vanya atau siapa?
yuk tetap stay disini jangan lupa favorit in biar tahu kalo udah update.
...makasih buat para reader yang masih setia...
...jangan lupa like komen and votenya ya supaya author makin semangat ngehalunya😂...
follow Ig author :@adhilla_021
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 293 Episodes
Comments
Anyta Djami Lay
jadi penasaran siapa sich yg lagi dirawat di RS
2022-05-21
0
Pipit Sopiah
terlalu keras papanya
2022-02-24
0
Anang Kido san
sip
2022-02-19
0