Di lain tempat dan masih dalam perusahaan yang sama, berjalan memasuki ruangan yang sudah sangat lama ia tinggalkan. Azzam melirik dengan matanya yang tajam kedalam ruangannya itu, menatap sekelilingnya. Tidak ada yang berubah sedikit pun, hanya rasa sesak yang ia rasakan jika terus-terusan berada dalam ruangan ini.
Flashback on...
" Sya, tunggu sebentar. Aku akan segera kembali, rapatnya tidak akan lama." Azzam yang saat itu akan melaksakan rapat bulanan, sedang kedatangan orang yang sangat ia cintai.
" Tidak apa-apa sayang, aku akan setia menunggumu. Jangan khawatir dan cepat kembali, oke." Marsya memainkan matanya dengan genit.
Azzam yang saat itu sedang terburu-buru, meninggalkan Masyra sendirian didalam ruang kerjanya. Dia adalah wanita yang sangat Azzam cintai, namun diantara mereka belum terikat dengan status. Apakah itu pacaran atau yang lainnya, karena Azzam yang meminta. Karena ia masih ragu dengan perasaannya dan Marsya pun tidak mempermasalahkannya, mereka seperti teman biasa tapi sangat mesra.
Namun kemesraan itu tidak bertahan lama, sekembalinya Azzam dari pertemuan rapatnya. Disaat ia memasuki ruang kerjanya, ia tidak mendapati sosok wanita yang ia cintai. Mencoba menghubungi ponsel sang wanita, tapi kenyataannya tidak ada tanggapan. Tiba-tiba, Marsya keluar dari balik pintu kamar pribadi milik Azzam dengan keadaan setengah terbuka. Hanya menggunakan pakaian linggerie dan dalaman saja, lalu ia menggoda Azzam. Dan hal itu sontak membuat Azzam murka!!!
" MARSYA !!!." teriak Azzam.
Flashback off...
" Huh!!." Menghembuskan nafasnya dan berjalan menuju meja kerjanya, Azzam segera memeriksa beberapa laporan yang diletakkan di atas mejanya.
Biasanya, Azzam akan memeriksa laporan-laporan itu dari rumahnya. Ia sangat muak jika berada diruangan kantornya, tapi tidak untuk hari ini! Ia merasa sangat ingin meninjau perusahaannya.
" Tuan, ini laporan terbaru untuk bulan ini." Daffa, asisten serta tangan kanan bagi bosnya. Meletakkan beberapa berkas yang baru ia terima dari Ghina, dihadapan bosnya.
Kembali fokus menatap tumpukkan berkas, dan mata yang sangat tajam itu menatap lekat pada salah satu berkas yang ia periksa saat itu. Dengan dahi yang berkerut dan alis mata sebelah kanannya naik, tampaklah wajah dengan ekpresi aneh.
" Panggil orang yang membuatnya!." Azzam melempar berkas tersebut kepada Daffa.
" Baik tuan." berjalan keluar dari ruangan bosnya, Daffa menuju ruang sekretaris Ghina.
Sesampainya diruangan Ghina, ia langsung memberitahukan untuk segera memanggil si pembuat laporan tersebut untuk menghadap tuannya saat itu juga. Ghina menghubungi ponsel Kiya, namun tidak ada tangapan.
" Maaf tuan, sepertinya Kiya sedang sholat. Saya akan segera menghampirinya." Perasaan Ghina saat itu campur aduk, biasanya orang yang dipanggil untuk segera menghadap bos mereka itu akan tamat.
" Hem" . Jawaban dari Daffa yang sangat irit.
Mampus! Kiya, kau dimana sih! Jangan sampai tuan bos marah, habislah kita. Ghina terus menghubungi Kiya dan akhirnya Ghina menelfon Nabila dan Ia segera memberitahukan pesan dari Daffa kepadanya untuk Kiya.
......................
Dengan khusuknya, Kiya melaksanakan sholat dan ditutup dengan berdo'a. Setelah selesai, ia langsung membereskan perlengkapannya dan segera menghampiri Nabila.
" Aduh Ki, lu lama bener. Cepetan deh, lu dipangil sama bos CEO keruangannya." tampak raut wajah Nabila sangat cemas.
" Memangnya ada apa, Bil?." Tanya Kiya dengan polosnya.
" OMG!!! Pakek nanya lagi, gue mana tau Kiya. Udah cepetan gih sana, Mbak Ghina udah kebakaran jengot tuh." Nabila mendorong Kiya agar segera pergi menghadap bos mereka, yang rumornya terkenal dengan wajah devilnya dan super kejam kepada siapa saja yang mencari masalah padanya.
Semoga lu nggak kenapa-napa Ki. Nabila.
......................
Berjalan dengan setengah berlari dan disertai suara perut yang protes untuk segera diberikan haknya, Kiya menuju ruangan bosnya.
Bismillah, semoga tidak ada apa-apa. Kiya.
Kini, Kiya sudah berada didepan ruangan bosnya.
Tok
Tok
Tok
" Masuk". Terdengar jawaban suara dari dalam ruangan.
Dengan memberanikan diri, Kiya membuka pintu ruangan tersebut.
Kreekk...
Pintu tersebut terbuka, terlihat dua pria yang sedang berinteraksi disana. Lalu salah satu dari mereka melihat kedatangan Kiya. Orang itu adalah Daffa, dan ia segera menghampiri Kiya yang masih berdiri jauh dari mereka.
" Silahkan, tuan sudah menunggu." Daffa mempersilahkan Kiya untuk menghadap bosnya itu.
" E e, i iya tuan. Terima kasih!." Jawab Kiya dengan perasaan yang sangat cemas.
Daffa menggeser posisinya yang untuk berdiri disamping kanan tuannya, dimana Kiya perlahan berjalan menghampiri mereka dan berhenti tepat didepan meja bosnya dengan menundukkan kepala.
" Maaf tuan, saya Kiya dari tim audit keuangan. " Ucap Kiya yang masih menunduk dengan kedua telapak tangannya yang menyatu, terihat sangat wajahnya yang cemas.
Tidak ada suara dan tidak ada tanggapan dari bosnya itu, Kiya pun merasa heran. Perlahan ia mulai berani mengangkat wajahnya untuk melihat lawan bicaranya saat itu. Setelah melihatnya, Kiya kembali menundukkan wajahnya dan wajahnya itu berubah menjadi semakin cemas.
Ya Allah, wajahnya serem banget. Apa ada yang salah dengan laporanku? tolong hambamu ini, Ya Rabb. Kiya.
" Faiha Azkiya!" . Perkataan itu terdengar sangat tegas dan juga menegangkan.
Deg
Deg
Deg
Jantung Kiya sudah tidak karuan iramanya dan terasa akan mau berhenti, mendengar perkataan dari bosnya yang memanggil namanya.
" I i ya, saya tuan". Dengan sedikit bergetar, Kiya mencoba mengatasi rasa takutnya.
" Jika sedang berbicara dalam dua arah, apa kau terbiasa tidak melihat lawan bicaramu? Teruslah menunduk, jika mau lehermu itu patah saat ini!." Azzam menegaskan perkataannya. Ia merasa sangat tersinggung dengan sikap yang tidak sopan menurutnya.
Apa gue bilang, tuan sedang dalam keadaan yang tidak baik. Sungguh malangnya nasih nona ini. Daffa.
" Ma ma aafkan saya tuan." Kiya perlahan menaikan wajahnya kembali untuk menatap bosnya itu, sungguh sangat menegangkan.
Bruk!!!
Azzam melempar berkas laporan yang sebelumnya Kiya berikan kepada Ghina, lalu ia menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi miliknya.
" Perbaiki!."
Hal itu sontak membuat Kiya terkejut, tubuhnya bergetar setelah mendengar perkataan dari pria dingin dihadapannya saat ini.
" Ba ba ik tuan, akan segera saya perbaiki." Kiya menggambil berkas yang terjatuh karena lemparan dari bosnya itu di dekat kakinya.
Lalu ia menundukkan setengah tubuhnya untuk mohon diri, namun baru beberapa langkah ia berjalan.
" Berhenti!."
......................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Sandisalbiah
jgn galak² bos.. tar jatoh nya bucin loh..
2023-08-15
1
Miyanti Ptk
kerenn
2022-12-01
0
Ade Rahmatullah
Dasar mafia... galaak kyk Doberman
2021-11-13
0