NIKAH SMA 4

Nikah SMA 4

Keesokan paginya.

"Selamat pagi anak anak." Sapa Bu lili.

"Pagi Bu.."

"Oh iya Bu lili ada kabar gembira untuk kita semua. Bahwa, pasangan bulan sekolah sudah masuk di dinas pariwisata. juga Hasan dan Widya masuk training untuk menjadi duta provinsi Gantar." Ucap Bu lili.

Satu kelas langsung bertepuk tangan dan bergiliran mengucapkan selamat.

/Tok tok tok

"Maaf bu, ada tamu." Ucap seseorang dari pintu depan.

"Bu lili tinggal dulu ya. Hasan Widya. Sekali lagi selamat ya." Ucap Bu lili.

Bu lili pun pergi meninggalkan kelas.

..

Di kantor.

"Selamat pagi pak." Sapa Bu lili.

"Pagi Bu."

"Ada apa ya Bu memanggil kami ke sekolahan? Apakah anak saya membuat ulah?." Tanya pak Ardhi.

Oh iya pak Ardhi ini adalah ayah nya Widya sedangkan Bu Irnita ini adalah ibu nya Widya.

Dan bapak yang duduk di sebelah nya itu adalah pak Dayat. Ayah nya Hasan.

"Oh, jadi begini pak. Saya ingin mengucapkan selamat untuk putra dan putri bapak ibu karena sudah memenangkan kompetisi bulan sekolah. Hasan dan Widya juga masuk ke dalam training untuk menjadi duta provinsi Gantar." Ucap Bu lili.

"Lalu, bagaimana Bu?." Tanya pak Dayat.

"Begini pak, ini adalah pertama kali nya SMA negeri 2 Gantar bisa masuk training duta pariwisata. Saya kemarin mengawasi Hasan dan Widya. Saya melihat Hasan nampak tak nyaman. Di tambah Widya bukan lah mukhrim nya. Tapi, jika bapak dan ibu tidak keberatan bagaimana jika kita menikah kan Hasan dan Widya saja?." Ucap Bu lili.

"Apa ibu ga salah bicara?! Anak anak kami belum cukup umur untuk menikah! Apa mereka juga akan paham dengan arti pernikahan ini?." Ucap pak Ardi kesal.

"Saya paham pak. Tapi, jika kita biarkan bukan kah itu menjadi dosa? Hasan harus terpaksa memegang Widya yang notabe nya bukan mukhrim nya. Apa bapak mau mereka berdua melakukan zina?." Ucap Bu lili.

"Saya setuju dengan Bu lili. Tapi, Bu untuk menikah seperti nya ini terlalu cepat." Ucap pak Dayat.

"Ayah, Ayah ga mau anak kita bisa mewakili provinsi kita untuk jadi duta pariwisata?." ucap Bu Irnita kepada sang suami.

"Kalau tidak begini saja pak. Saya panggilkan putra putri bapak ibu. Kita dengarkan bagaimana pendapat mereka. Begitu saja bagaimana?." Tawar Bu lili.

Mereka semua pun akhirnya setuju.

Hasan dan Widya langsung di panggil ke kantor.

"Permisi bu."

"Sini nak." Pinta Bu lili.

Hasan dan Widya pun akhirnya duduk. Tapi, sedikit berjauhan.

Bu Widya pun menjelaskan semua nya kepada Hasan dan juga Widya.

Mereka berdua sedikit terkejut dengan hal itu. Hingga mereka berdua diam mematung.

"Bagaimana nak Hasan? Nak Widya?." Tanya Bu lili.

"Apa lebih baik kita berhenti aja?." Tanya Widya.

"Tapi, ini menyangkut kehormatan sekolah." Ucap Hasan.

"Lalu? Kita mau hidup di dalam keterpaksaan begitu? Hei! Menikah itu hal yang sakral! Ga bisa asal nikah karena hal ini!." Ucap Widya kesal.

"Aku paham. Tapi, ini adalah kesempatan emas. Lagipula, jika kedua orang tua kita menyetujui nya kenapa kita tidak?." Ucap Hasan.

Hasan pun melihat ke arah ayah nya. Dan di balas senyuman dari sang ayah.

"Lo lupa dengan kriteria Lo? Gw jauh dari kata yang Lo ingin kan." Ucap Widya.

"Bukan kah kamu sendiri yang bilang. Jika Allah memberikan seseorang yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Maka Allah, menginginkan kita untuk merubah nya agar menjadi seseorang yang sesuai keinginan kita." Ucap Hasan membuat Widya tak dapat berbicara.

"Apa ayah, sama mama setuju dengan hal ini?." Tanya Widya.

"Jika ini hal yang terbaik kami hanya bisa mendukung kalian." Ucap pak Ardhi.

"Om?." Tanya Widya melihat ke arah pak Dayat.

"Om setuju setuju saja." Ucap pak Dayat tersenyum.

"Syukurlah kalau begitu." Ucap Bu lili.

"Tapi, Bu saya mau pernikahan ini di sembunyikan dari sekolah an. Saya nggak mau jadi bahan Gibahan anak anak sekolah." Ucap Widya.

"Baiklah Widya. Hanya guru guru yang akan tau tentang hal ini. Karena sebelum Bu lili membuat keputusan ini. Kepala sekolah lah yang menyarankan Bu lili untuk bertanya ke orang tua kalian." Ucap Bu lili.

"Lalu, kapan pernikahan nya akan di laksanakan?." Tanya Bu Irnita.

"Kami ikut saja dari pihak mempelai." Ucap Bu lili.

"Semakin cepat semakin baik." Ucap pak Dayat.

"Tapi, Hasan dengar kan ayah. Apa kamu mau berjanji ga bakal menuntut hak nya Widya dulu sebelum dia lulus?." Tanya pak Dayat.

"Pasti ayah." Ucap Hasan.

"Oh iya, 1 lagi sebelum anak anak lulus maka kehidupan nya masih di tanggung oleh orang tua masing masing." Ucap Bu lili.

"Karena mengingat Hasan dan juga Widya belum bekerja jadi, masih menjadi tangung jawab orang tua masing masing." Sambung Bu lili.

TBC...

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Namanya juga udah nikah,Hassan udah punya tanggungjawab sekarang,Ya Hassan harus cari kerjaan lah..😂😂😜

2024-11-11

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Lho kok gitu,Pertama kali baca novel karna urusan sekolah seorang guru mencadangkan muridnya untuk di nikahkan..😂😂😂 Tapi Keren thor 👏👏👍👍👍😀

2024-11-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!