3.
Setelah menetap di rumah paman nya, kini emilia tahu apa alasan sepupunya itu tinggal diluar.
“emilia, come” panggil paman nya
“perkenalkan. Dia pasha, seorang dosen yang di kampus mu sekarang mengajar” ucap paman nya, fahri
“senang bertemu dengan anda , sir” ucap emilia mengatupkan tangan nya, lelaki itu pun paham tentang agama
“dia ini sepupunya syifa. Maaf ya, syifa jarang ada dirumah” jelas fahri pada pasha dan lelaki itu hanya mengangguk
“kau bisa memanggilku kakak saja bila diluar, terlebih kita beda fakultas” jelas pasha pada emilia, dan dia mengangguk
“paman, kapan kak syifa akan menikah?” tiba tiba saja ada pikiran emilia memikirkan pertanyaan lalu itu.
“eh…” paman dan pasha terkejut, dan kemudian fahri memandang pasha dengan tatapan yang sulit di artikan
“saya sudah melamar syifa secara pribadi, namun dia masih tertutup terhadap saya, dan bahkan menghindari saya” jelas pasha tanpa dibantu paman emilia
“benarkah? Betapa bahagia nya kak syifa kalau sudah menemui seorang yang tepat seperti kak pasha ini!” emilia ikut senang, namun kemudian ikut sadar ketika teringat bahwa syifa tertutup pada pasha
“aku bisa membantu mu dengan kakak!” jelas emilia dnegan percaya diri, paman dan pasha hanya bisa menaikkan alisnya.
Pasha itu perawakan nya seperti seorang lelaki timur tengah. Rambutnya sedikit ikal, matanya sayu, kulitnya sedikit gelap namun wajahnya sangat oriental… tampan. Tidak akan bosan bila memandangnya,,, entah apa yang menjadi alasan syifa untuk menolak lelaki sebaik pasha ini.
“tidak usah emilia, saya akan berusaha semampu saya.” Tolak pasha dengan senang hati, namun emilia kekeh dengan ucapan nya, dia akan membantu syifa untuk menatap pasha
“terima kasih kalau begitu” ucap pasha pada akhirnya.
Malam ini, syifa di panggil kembali kerumah. Meski sudah sampai pada pukul 11 malam, keluarga itu masih stay diruang makan menunggu syifa
“kau telat sekali kak!” jelas emilia memasang wajah sedikit lesu karena terlanjur lapar.
“maafkan aku, pa, ma, emi,,,” jelas syifa. Dia belum sadar ada beberapa orang lagi di meja makan, ada pasha dan seorang teman bersama nya.
“eh….” Gumam syifa menatap kearah meja makan, dirinya sedikit gugup dan kemudian menyapa pasha dan teman nya itu.
“kakak kenal dengan lelaki itu? Tampan bukan?” goda emilia,
“ah,,,haha. Dia teman sekampusku dulu, pasha namanya” jelas syifa meletakkan ransel berisi banyak dokumen dan laptop
“oh, ternyata kalian dulu sahabatan?” kepo emilia
“no, teman saja. Bukan sahabat.” Jelas syifa berjalan mendekat ke meja makan
“ini sudah larut bukan?” ucap nya sambil tersenyum pada lelaki di samping pasha, gerry. Mereka itu teman syifa
“hai, long time no see” jelas gerry sambil tersenyum, dan tentu saja dia membalas senyum.
“pasha, long time no see too” ucap syifa duduk disamping ayah nya. Syifa anak satu satu nya fahri
“pekerjaan mu pasti melelahkan bukan?” ucap pasha memberikan air pada syifa sambil tersenyum tanpa menatap
Lelaki yang sangat sopan,
“ah, terima kasih. Tapi sepertinya kita makan dulu, hidangan nya sudah ada” jelas syifa dan mereka makan malam,,,, ini bisa dikatakan midnight dinner?
“emilia, temani kakak mu berbincang sebentar dengan mereka. Paman menemani bibi mu naik kekamar sebentar” jelas fahri membawa istrinya dan kini tinggal lah 4 anak muda itu.
“kau mengambil spesialis kejiwaan bukan?” gerry bertanya pada emilia, dan pada akhirnya jatuh lah kedua orang itu berbincang hebat tentang masalah kejiwaan
“apa kau selalu kembali di jam segini?” ucap pasha memulai perbincangan
“tidak selalu, mungkin 2 kali seminggu” jelas syifa menawarkan buah pada lelaki di depan nya itu.
“itu cukup melelahkan bagimu, menurutku” jelas pasha mengambil buah itu
“urusan nya dnegan mu?” lanjut syifa
“tidak ada tentunya, aku hanya simpati” sahut pasha kemudian meletakkan sebuah surat
“bacalah nanti bila berkenan, ini kali ketiga aku meminta mu fa. Beberapa waktu yang sudah berlalu, kau mengatakan belum mau menikah, kini aku dan kau sudah cukup dalam segala aspek, aku ingin meminta mu menikah dengan ku” gumam pasha pelan, dan syifa memerah
Syifa hanya diam,
“tahukah kau pasha? Kau terlalu baik untuk perempuan seperti aku ini” batin nya menangis
“aku menerima mu apa adanya, dan ku harap kau bisa menerima ku apa adanya juga. Sejak dulu, saat aku istikharah, jawaban nya selalu sama….kau, syifa aulia handani” tegas pasha namun dengan suara yang pelan. Suara itu hanya terdengar oleh mereka berdua karena emilia dan gerry sibuk dengan beberapa jurnal yang baru diangkat dari kamar emilia
“lalu, kenapa?” ucap syifa menantang
“mengapa menunda meski pada akhirnya akan jatuh ke orang yang sama?” tanya pasha, dan kini wajah syifa benar benar memerah
“benar bukan kak syifa?” emilia menongol dengan pertanyaan membagogkan
“eh,,, apa?” bingung syifa
“ia benar” ucap pasha menatap lurus ke arah surat itu. Meminta agar syifa mengambilnya…
Syifa mengambil surat itu, dan pasha langsung berdiri
“sampaikan salam ku pada paman dan bibi, ini sudah sangat larut” ucapan itu sangat lari dari percakapan sebelumnya
“eh,,, baiklah” ucap syifa, dan pasha mengajak gerry unntuk pergi
“kau melamarnya lagi?” pertanyaan itu langsung keluar dar bibir gerry, dan pasha hanya mengangguk
“semoga yang terbaik datang untuk kalian” jelas gerry menepuk pundak pasha.
“terima sajalah kak,” emilia memohon pada syifa saat ini
“kau tahu apa yang akan terjadi bukan?” jelas dan tanya syifa dengan tatapan tajam nya
“hehehe,,, its not my fault. Kak pasha sungguh serius dnegan mu, kenapa tidak mempertimbangkan nya?” tawar emilia
“cinta ga sesimple itu emi, ayo tidur!” ajak syifa cepat cepat
“jujur dengan hatimu kak. Kalau telat, akan susah, nyakitin hati, makan ga nafsu, segala nya bakal serba salah. Tanya dalam diri baik baik, ingin atau tidak. Beri kejelasan dan lakukan tindakan pada kejelasan itu,,, itu akan menjadi lebih baik dan bermakna untuk kalian berdua” ucap emilia sebelum akhirnya masuk kedalam mimp
“entah lah, yang pasti… aku memang ingin selalu menatap senyum kaku miliknya itu” batin syifa memeluk guling disamping nya
Selamat malam
**
**
**
Salam hangat
Ismi hana rizky
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
༄༅⃟𝐐𝗧𝗶𝘁𝗶𝗻 Arianto🇵🇸
lbh baik jujur syifa...dr pd nyesel entr..
2021-09-21
2