Setelah sampai di apartemen milik Geby, mereka berdua membersihkan diri masing-masing. Setelah itu Syena menuju balkon , menikmati suasana angin malam di sana , dengan di temani minuman kaleng beralkohol , dan juga sebungkus rokok. Geby menghampiri Syena dengan membawa satu piring spaghetti makanan di tangannya.
"Na, kamu mau gak?" Tanya Geby menawarkan makanan nya ke Syena. "Entar aja, aku belum lapar!" ucap Syena dengan senyum manis nya.
Geby menikmati makanannya hingga kandas. Udara semakin dingin, waktu sudah menunjukkan pukul 03.00 pagi. Syena juga sudah beberapa kali menguap. Mereka pun masuk untuk beristirahat.
***
Waktu sudah menunjukan pukul 12:45 Siang, Mereka berdua masih bergulat di tempat tidur dengan mimpi masing-masing. Tiba-tiba ponsel Syena berbunyi, Syena hanya meraba raba handphone nya yang berada di atas nakas samping tempat tidur, ia pun mengangkat tanpa melihat nama penelpon.
"Hallo, selamat pagi" salam Syena dengan suara serak dan mata tertutup.
Terdengar suara laki-laki dari ujung telepon dengan sedikit berteriak
"Cici ,kamu kira ini jam berapa huh? Jam berapa kamu pulang semalam, sampai jam begini kamu masih tidur" omel kakak Syena dari ujung telepon sana.
Syena langsung bangun dan terduduk, rasa kantuk Syena pun lari hilang seketika, dia merutuki kebodohannya sendiri karena tidak melihat siapa yang menelponnya.
Shit sial. Syena
" Iya kak, semalam aku pulang cepat, hanya begadang aja. ini udah bangun " sahutnya Syena dengan suara sudah Fresh bukan khas bangun tidur.
" Kamu di mana? kakak di apartemen kamu, tapi kamu tidak ada!"
"APA ! " pekik Syena terkejut , " Kalau begitu tunggu aku sebentar yah kak, aku,,aku segera kesana." kata Syena dengan panik dia bergegas menarik tas dan jaketnya tanpa berpamitan dengan Geby. Ia keluar dari apartemen Geby tanpa cuci muka, dengan rambut sedikit berantakan, tapi itu tidak mengurangi kadar kecantikannya.
Tuhan! aku tahu kau baik, maka selamatkan aku dari kakakku terkasih itu. Syena menangis dalam hatinya
Syena mematikan telpon nya , dan berlari kearah parkiran dan melajukan mobilnya kearah apartemen nya. Jalan sedikit macet karena waktu sudah pukul siang di jam istirahat kantor. Sesekali ia berdecak kesal, ia sampai merasa tak karuan didalam mobil.
Syena lebih manja pada kakaknya sedari kecil, karena sejak kecil setiap apa yang ia mau pasti akan di berikan oleh kakaknya. Tapi kakaknya akan menghukumnya dengan cara memblokir kartu belanjanya.
Positif Thinking! semua baik-baik saja.
Tiba di area parkir area Apartemen, dia bergegas turun tanpa memperdulikan penampilannya, beberapa orang memperhatikannya dengan tersenyum aneh.
Tolong ! Jangan memperlambat langkahku dengan tatapan aneh kalian. Teriak Syena dalam hati
Dia bergegas ke area lift, ada pria tampan juga berdiri di sampingnya sambil memperhatikan Syena, pria itu sedikit terkejut melihat bahwa syena adalah wanita di klub malam itu. Dia tersenyum melihat penampilan Syena yang berantakan, di tambah lagi dengan keadaan panik, baginya itu sangat menggemaskan.
Bahkan dengan penampilannya seperti ini , ia tetap lah terlihat cantik! , batin Elvano.
Pintu lift terbuka, Syena menekan tombol menuju lantai tempat kamarnya berada. Laki-laki itu hanya memperhatikan Syena, dan ternyata letak kamar mereka berada di lantai yang sama.
Syena berlari setelah pintu lift terbuka.
" Astaga Cici, lihat penampilan mu!" Berry terkejut dengan penampilan adiknya, karena sedari dulu ia paling memperhatikan penampilannya.
"Siapa suru kakak berteriak aku kan jadi panik, datang juga gak kasih kabar dulu" gerutu Syena tak terima, sambil menekan password kamarnya.
Berry hanya menahan tawa saat melihat gaya adiknya , "Coba kamu lihat dirimu dulu di cermin" pintanya lagi. Betapa terkejutnya Syena melihat penampilan nya saat ini di layar camera handphone nya.
"Astaga, apa ini benar wajah ku, Oh tuhan! ini sangat berantakan" pekik Syena.
"Pantas saja orang-orang melihat ku sambil tersenyum. ternyata ini pantas menjadi sebuah lelucon. Hwaa aku malu, Hiks,,hiks" Syena menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
Kakak nya tertawa terpingkal dengan ucapan Syena."kamu tidur di mana, kenapa tidak pulang?" tanya Berry ke Syena setelah puas menertawakannya.
"Di apartemen Geby, semalam dari club' cari hiburan, malas juga pulang ke sini" kata Syena sembari meminum air dingin dari kulkas.
"Ohh, kakak kira nginap di rumah pacar" Berry melirik ke Syena, dia tau adiknya tidak suka menjalani hubungan dengan seorang pria. "Kakak apa apaan sih, pacar aja gak ada, ngasal aja" protes Syena dengan wajah cemberut "kalau pun iya, pasti besok pacar Syena udah done." Ia menekankan kata 'Done' dengan tangan seperti mengiris leher.
"Kamu tau aja" Berry tertawa sambil mengacak rambut adik kesayangannya itu.
~ POV ELVANO ~
Setelah keluar Lift dia melihat ke arah Syena yang sedang berlari, dia tersenyum kecil.
"Gadis yang lucu, aku tidak mengira kita akan berjumpa secepat ini"
Vano berjalan menuju kamarnya yang berjarak empat kamar dari kamarnya Syena. Vano baru membeli apartemennya, Dia tidak mengira akan bertemu secepat ini dengan Syena. Dia segera membersihkan dirinya karena tidak pulang semalaman dan juga tidak masuk kantor.
Malam hari, dia keluar untuk makan di Cafe yang ada di bawah Apartemen. Ketika dia keluar, begitu juga Syena keluar dengan Tang top hitam berbalut Jaket Jeans, dan Celana pendek Sepaha mengunakan Sendal jepit berwarna hitam.
Tiba di lift hanya ada mereka berdua saja, Vano melirik ke arah Syena, "Hai!" sapa Elvano.
Syena yang sedari tadi sedang bermain ponsel terhenti, ia melihat kearah Elvano yang sedang tersenyum kearahnya.
“Hai!” jawab Syena dengan tersenyum kecil. Karena hanya ada mereka di lift, dia tahu sapaan dari Elvano untuknya.
Oh Tuhan, dia sangat manis.
“Kamu Dj di klub Caesar's Palace kan?” tanya Elvano. “Iya!” jawab Syena dengan anggukan kepala
Lift hening kembali dengan pikiran masing-masing mereka sampai lift terbuka, Mereka berjalan ke arah yang sama untuk memesan makan, Syena terlebih dahulu selesai mengambil pesanan. Dia mengambil tempat di pojok Cafe. Setelah Elvano selesai mengambil pesanan Elvanoo menuju ke arah meja Syena.
"Boleh gabung?" tanya Vano ragu.
" Hmm, Silahkan " kata Syena mengijinkan seraya menganggukkan kepalanya.
Elvano sesekali melirik ke arah Syena, dia sangat terpesona dengan kecantikan nya. Syena menyadari itu tapi dia tidak menghiraukan.
Kenapa juga harus menatapku seperti itu. Protes Syena dalam hati.
"Kamu baru yah di Apartemen sebelah?" tanya Syena yang masih terus melahap makanan nya. Tidak jawaban dari Vano
Apaan sih, di tanya juga! Tapi dia sangat tampan Tuhan.
Elvano tidak bergeming, sampai Syena menepuk bahu Elvano. Elvano sangat terkejut karena dia terlalu serius memandangi wajah cantik Syena. "Eh,,,Iya aku baru di apartemen sebelah." Syena terkekeh melihat ekspresi Elvano.
"Yaah udah gue duluan". pamit Syena seraya beranjak pergi setelah selesai makan.
"Tunggu!" , Elvano mencekal pergelangan tangan Syena dengan pelan.
Jantung Syena berdetak cepat, ini pertama kalinya ada yang berani memegangnya.
Syena berbalik "Kenapa?" tanya Syena sambil mengangkat alis sebelah, menutupi rasa gugupnya.
"Hmm maaf!” , Elvano diam sebentar, sebelum mengatakan sesuatu “Boleh gak minta nomor kamu?" tanya Vano ragu. Syena memberi sesuatu ke arah Vano, " Nihh kartu nama aku, aku duluan yah. bye." Syena melambaikan tangan ke arah Vano dan berlalu pergi.
Vano tersenyum kecil memandangi kartu nama yang di beri oleh Syena.
Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan kali ini. Elvano merasa bahagia dalam hatinya.
Maaf yah kalau ceritanya ada yang aneh. Tapi semoga para reader suka yah.
Jangan lupa Komen, Favorit, Suka dan paling penting Votenya kakak-kakak ku terlope lope 🙏🙏💙
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Flowers Anggel
cara pdkt nya terlalu cepat,seharusnya di mulai dari tanya nama lalu NO hp.
kesan nya aneh aja baru ketemu 1kali langsung minta nomor,terus langsung di kasih lagi sama syena.
2020-03-27
8