Dua hari kemudian.
Setelah melakukan pencarian selama dua hari, dewa petir akhirnya benar-benar menyerah dan tidak mau tahu lagi mengenai penyusup yang datang ke istananya, karena selain mereka keberadaan tidak pernah ditemukan, jejak aura mereka juga seakan lenyap dari istananya, seolah-olah mereka memang tidak pernah ada sebelumnya.
Tidak hanya itu saja, dewa petir bahkan sempat berpikir jika sejak awal memang tidak ada yang namanya penyusup, karena ia tidak menemukan apapun yang aneh di istananya dan semuanya masih baik-baik saja, tapi ia masih curiga dengan tiga kristal hitam yang ditemukan oleh para prajurit sebelumnya, karena ia tidak pernah merasa memiliki kristal seperti itu.
Meskipun begitu, dewa petir tidak ingin ambil pusing dengan terus memikirkan hal tersebut, karena selama istananya masih baik-baik saja, maka hal itu bukanlah masalah besar baginya. Selain itu, hari ini adalah hari dimana para dewa akan berkumpul di daratan suci bagian tengah, jadi dia tidak ingin pikirannya kacau hanya karena masalah kecil tersebut.
Di depan gerbang istana kerajaan.
"Yang mulia, tunggangan anda sudah siap" ucap sang jendral.
"Baiklah, kita berangkat sekarang!" ujar dewa petir.
Dewa petir kemudian naik ke atas tunggangannya tersebut, yaitu seekor burung elang putih raksasa yang juga memiliki kekuatan petir. Tidak lama kemudian, sang jendral dan beberapa prajurit juga langsung naik ke atas tunggangannya masing-masing, lalu setelah itu, barulah mereka semua berangkat menuju ke daratan suci bagian tengah.
Sementara itu, di pinggiran hutan yang berada di dekat kota kerajaan.
Lang Diyu nampak sedang bersembunyi dibalik pepohonan, sambil memfokuskan pandangannya ke arah kota kerajaan, tidak lama kemudian, Lang Diyu tiba-tiba saja tersenyum ketika melihat seekor burung elang putih dan beberapa ekor burung raksasa melintas diatasnya, lalu setelah itu, ia bergegas kembali ke kedalaman hutan untuk menemui Lin Feng.
"Tuan, mereka sudah berangkat" ucap Lang Diyu memberikan laporan.
"Bersiap-siaplah, kita akan bergerak sebentar lagi" ucap Lin Feng, yang masih duduk dengan tenang sambil bermeditasi untuk menenangkan pikirannya.
"Baik tuan!" jawab ketiga bawahannya serempak.
Setengah jam kemudian, Lin Feng langsung mengakhiri meditasi-nya, karena sekarang pikirannya sudah tenang kembali, begitu juga dengan amarahnya yang sudah mulai mereda. Setelah itu, Lin Feng mengeluarkan pedang emas hitam dari cincin penyimpanannya, lalu meletakkan pedang tersebut di punggungnya, ia juga langsung mengenakkan penutup wajah yang sudah menjadi ciri khasnya saat hendak melakukan pembantaian.
Huise yang menyaksikan hal itu nampak sedikit terkejut, karena sudah sangat lama ia tidak melihat Lin Feng meletakkan pedang di punggungnya, tapi satu hal yang Huise ketahui adalah, saat ini Lin Feng sedang sangat serius. Biasanya, ia selalu meletakkan pedangnya di dalam cincin penyimpanan, lalu akan ia keluarkan ketika bertarung, tapi sekarang ia mengeluarkannya jauh sebelum pertarungan, yang artinya, pasti akan ada kehancuran yang akan segera terjadi.
"Kita berangkat, sekarang!" ucap Lin Feng, lalu menghilang dari hadapan mereka bertiga.
"Kalian berdua, apapun yang diperintahkan oleh tuan nanti, maka lakukan saja dan jangan pernah menanyakan alasannya" ucap Huise.
"Memangnya kenapa?" tanya Lang Diyu.
"Karena ada masanya dimana tuan tidak suka perintahnya dibantah. Dan sekarang adalah masa itu" jawab Huise.
"Tenang saja, lagipula aku selalu suka dengan perintah yang diberikan tuan!" ujar Lang Diyu.
"Begitu juga denganku!" sahut Yin Ouyang.
"Baguslah, kalau begitu mari kita berangkat!" ajak Huise, lalu mereka bertiga menghilang dari tempat tersebut.
***
Bagian dalam kota kerajaan.
Setelah menghilang dari hutan, Lin Feng muncul lagi di atap salah satu bangunan yang berada di dekat gerbang istana, tatapan mata Lin Feng langsung tertuju pada istana kerajaan dewa petir, karena sama seperti yang dikatakan oleh Yin Ouyang, di istana tersebut memang ada sumber energi kegelapan, meskipun auranya terasa samar, tapi Lin Feng sangat yakin jika yang dia rasakan adalah aura dari kekuatan kegelapan.
"Sepertinya memang ada energi kegelapan di sini" gumam Lin Feng.
"Tuan, maaf kami terlambat" ucap Huise yang baru saja muncul bersama Yin Ouyang dan Lang Diyu.
"Tidak masalah, sekarang lakukan tugas kalian" jawab Lin Feng.
"Baik tuan!" jawab mereka bertiga serempak.
Setelah itu, mereka bertiga langsung melesat terbang ke arah istana kerajaan dan mulai melakukan tugas mereka, meskipun sebelumnya Lin Feng tidak mengatakan apapun, tapi mereka sudah tahu apa yang harus mereka lakukan, yaitu membantai para prajurit yang berjaga di luar istana kerajaan.
Ketiganya melakukan tugas dengan sangat baik, mereka membunuh para prajurit yang berjaga dengan sangat cepat dan hanya dalam hitungan detik, sudah tidak terhitung lagi berapa banyak prajurit yang mati ditangan mereka bertiga. Selain itu, gerakan mereka juga tidak menimbulkan suara sedikitpun, sehingga tidak ada seorangpun yang menyadari tindakan mereka itu.
Di sisi lain.
Lin Feng yang sedang berdiri di atap bangunan sebelumnya, nampak sangat senang ketika melihat kepiawaian ketiga bawahannya, ia juga sangat senang karena ketiga bawahannya bisa langsung mengetahui apa yang ia inginkan, tanpa harus memberitahukan apa perintahnya terlebih dahulu.
"Luo Ning, aku datang!" ucap Lin Feng, lalu menghilang dari tempat tersebut.
Sesaat kemudian, Lin Feng telah muncul lagi di bagian dalam istana kerajaan tepatnya di ruang singgasana, pada saat yang bersamaan, beberapa prajurit juga datang ke ruangan tersebut, namun Lin Feng yang telah lebih dulu menyadari kedatangan mereka, langsung menghilang lagi, sehingga para prajurit tersebut tidak menemukannya di sana.
"Apa yang akan kita lakukan setelah ini?" tanya salah seorang prajurit pada temannya.
"Entahlah, aku juga tidak tahu" jawab prajurit yang di sebelah kanannya.
"Karena yang mulia sedang tidak ada, bagaimana kalau kita ke penjara bawah tanah?" ucap prajurit yang dibelakang memberikan pendapat.
"Kenapa harus ke sana?" tanya prajurit yang pertama.
"Apa kalian lupa kalau di sana ada perempuan cantik? Jika kita ke sana, maka kita bisa bermain-main dengannya"
"Apa kau tahu siapa nama perempuan cantik itu?" tanya Lin Feng yang tiba-tiba muncul di belakang prajurit itu.
"Jika aku tidak salah ingat, namanya adalah Luo..."
Slash!
Perkataan prajurit tersebut langsung terhenti karena pedang Lin Feng telah lebih dulu memotong-motong tubuhnya, tidak hanya itu saja, Lin Feng bahkan langsung membunuh prajurit yang lainnya dan hanya menyisakan satu orang, yang nampak gemetar ketakutan melihat kengerian dan keganasan Lin Feng.
"Bawa aku ke penjara bawah tanah, atau kau akan berakhir jauh lebih mengerikan daripada mereka" ucap Lin Feng sambil mengeluarkan sedikit aura dewa kematian dari tubuhnya.
"Ba-baik!" jawab prajurit tersebut, kemudian membawa Lin Feng ke penjara bawah tanah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 301 Episodes
Comments
Tuan BigBang
aneh, dewa ko berpergian pake hewan peliharaan, harusnya kalo jarak nya jauh punya portal teleportasi
2025-02-17
0
Endang Purnama
wis keren tanpa banyak cing cong
2025-02-20
0
InSaf
psycho time on fire
2024-11-13
0