Dira mengernyitkan dahinya dan membuka matanya perlahan. Dira melihat ruangan yang asing menurutnya.
Sambil memegangi kepalanya Dira mencoba bangkit perlahan dari posisi berbaringnya.
"Jangan dulu bangun!" Ucap seseorang di samping brangkar tempat Dira berbaring. Dira pun kembali berbaring tanpa menjawab.
"Kok Gue bisa disini ya, kak?" Tanya Dira sambil memegangi kepalanya yang masih terasa sakit itu.
"Lo pingsan..." Singkat Axell. "... Kalau sakit nggak usah ke sekolah!" sambungnya lagi.
"Aku nggak apa-apa kok, kak." Jawab Dira yang masih merasa baik-baik saja.
"See! Lo pingsan dan Lo bilang Lo nggak apa-apa? Lo itu sakit..." Ucap Axell kian ketus dengan adik kelasnya itu. "...Apa perlu Gue anter Lo ke rumah sakit?" imbuhnya.
'Ternyata selain pendiam dan misterius, Lo itu keras kepala juga ya'. Batin Axell.
"Lo tunggu disini, gue keluar bentar." Ucap Axell pergi keluar meninggalkan UKS.
Selang lima menit Axell kembali dengan seorang Bu kantin yang membawakan semangkuk bubur dan segelas teh hangat.
"Saya taruh sini ya, den Axell." Ucap Bu kantin itu sopan.
"Makasih ya, Bu." Jawab Axell kepada Bu kantin yang tadi mengantarkan makanan yang Axell pesan tadi.
"Den Axell kayak sama siapa aja, sama Ibu mah biasa aja atuh, den!" Jawab Bu kantin. "... Kalo begitu saya permisi dulu ya, den." Pamit Bu kantin itu pada Axell. Axell hanya menganggukkan kepalanya.
Baru saja Axell akan menyuruh Dira makan tapi Axell mengurungkan niatnya. Karena ternyata Dira kembali terlelap.
Axell menghembuskan nafasnya pelan. tak lama berselang ponsel Axell pun bergetar.
Drrtt... drrtt...
📲 Verrel is caling...
"Ada apa?" Tanya singkat Axell.
"Lo dimana, Man? Tadi pagi katanya mau ke ruang OSIS, gue cari kok Lo nggak ada?" Tanya Verrel.
"Gue di UKS." Jawab Axell apa adanya.
"Lah, siapa yang sakit?" Tanya Verrel.
"Adik kelas." Jawab Axell lagi.
Tuutt...
Tanpa menunggu jawaban dari lawan bicaranya Axell langsung menutup telponnya.
Tak lama pintu UKS pun di ketuk.
Tok...
Tok...
Tok...
"Masuk!" Ucap Axell dari dalam ruangan.
"Dira gimana, kak?" Tanya Melody sedikit ngegas membuat Axell menatapnya tajam.
"Sorry." Ucap Melody yang kini dengan suara pelan.
"Udah sadar tadi, sekarang tidur." Ucap Axell yang juga dengan suara pelan.
Tak lama pintu ruang UKS pun kembali di ketuk.
Tok...
Tok...
Tok...
"Masuk!" Ucap Axell dengan nada dinginnya. Lewat sepersekian detik, masuklah dua orang cowo. Ya siapa lagi kalau bukan Verrel dan Bastian.
"Siapa yang sakit, Xell?" Tanya Verrel pelan karena memang ada siswi yang sedang berbaring di brangkar UKS itu.
Verrel tidak dapat melihat jelas karena wajah Dira terhalang tubuh Axell yang sedang duduk di samping brangkar Dira.
"Dir-" Belum sempat Axell menjawab, Bastian yang tahu bahwa itu Dira pun langsung berteriak.
"BIDADARI GUE, KENAPA BIS-, aduh..." Bastian yang heboh karena mengetahui gadis yang tengah berbaring itu adalah Dira, seketika berteriak memanggil dan langsung kesakitan sambil mengelus dahinya karena Axell reflek melemparkan botol minyak angin yang tepat mengenai dahi Bastian.
"Kira-kira dong, Xell!" Protes Bastian yang masih sibuk mengelus dahinya.
"Eh, kaleng rombeng, salah Lo sendiri! ini UKS, Bro, Jan berisik Lo!" Ucap Verrel yang juga terganggu dengan suara nyaring Bastian tadi.
"Iya-iya sorry..." Ucap Bastian menyadari kesalahannya. "...Gue reflek, Man. Itu bidadari gue kenapa bisa pingsan?" Sambung Bastian kepo.
"Gue lihat nih cewe berdua keluar kelas tadi. Tapi gue perhatiin nih cewe (sambil menunjuk Dira) megangi kepalanya terus pingsan." Ucap Axell yang menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi tadi.
Seketika pandangan Verrel dan Bastian yang tadinya menatap Dira kini beralih menatap Melody.
"Bener, Mel? Emang si Dira sakit?" Tanya Verrel.
"Kok Lo nggak bilang-bilang Gue sih, Mel kalo Bidadari gue sakit?" Protes Bastian.
"Bisa nggak tanyanya satu-satu." Tegur Melody pada kedua cowo itu.
Belum sempat Melody menjawab Axell lebih dulu buka suara.
"Kalau pada mau berisik, mending keluar!" Hardik Axell pada ketiganya.
Kini ketiganya sedang berada di kantin karena membuat keributan di UKS jadi Axell mengusirnya.
"Ceritanya gimana sih, Mel, kok si Dira bisa pingsan gitu?" Tanya Verrel pada Melody.
"Gue juga nggak tau kak, emang si Dira kek kelihatan kurang sehat gitu tadi. Terus Bu Retno nyuruh Gue buat nganter Dira ke UKS. Eh... Baru keluar kelas Dira udah pingsan. Untung aja ada kak Axell yang sigap nangkepin tubuh Dira tadi, kalau nggak auto langsung ambruk jatuh ke lantai 'tuh si Dira." Jelas Melody yang menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.
"Terus, Mel?" Tanya Bastian yang baru sampai entah dari mana padahal tadi mereka datang ke kantin barengan.
"Ya kak Axell langsung bawa Dira ke UKS lah kak, masa' iya orang pingsan di biarin?" Jawab Melody yang malas menanggapi pertanyaan Bastian.
"Sialan si Axell, menang banyak dia?" Ucap Bastian yang merasa tak terima karena bukan dia yang membawa Dira ke UKS.
"Kok gitu sih, kak? Ya kita seharusnya terima kasih dong karena kak Axell udah bantuin Dira." Protes Melody yang tidak setuju dengan apa yang di katakan Bastian tadi.
"Kenapa bukan gue sih tadi yang bantuin Dira, gagal deh gue jadi pahlawan bidadari gue tadi." Ucap Bastian dengan nada kecewanya.
"Pahlawan... Pahlawan... lagak lo sok jadi Pahlawan!" ci6bir Verrel menye.
"Iri, bilang Ngab?" Jawab Bastian ngegas.
"Gue, ngiri sama Lo, kayak si Dira beneran mau aja sama lo?" Jawab Verrel asal.
"Ya pasti mau lah, yak kali muka ganteng Good looking kek begini si dira nolak?" Jawab Bastian enteng.
"Kalo beneran Good looking, Kok masih aja jomblo sih, kak?" Celetuk Melody ikut bersuara.
"Bwaa... haha.. bener tuh, Mel!" Ucap Verrel sambil ketawa.
"Gue jomblo bukan berarti gue nggak laku ya, disini..." Tegas Bastian tak terima. "Gue jomblo karena gue pemilih." Sambungnya.
...***...
Jam pulang sekolah,
Dira terlihat berjalan pelan menuju parkiran sekolahnya yang terlihat begitu sepi karena murid yang lain sudah pulang sekitar setengah jam yang lalu. Hanya masih ada beberapa siswa anggota OSIS dan anak-anak basket yang sedang latihan yang belum pulang.
"Lo bisa balik sendiri?" Tanya seorang cowo dibelakang Dira. Seketika Dira menoleh dan menganggukkan kepalanya.
"Iya, kak, Thank's ya udah nolongin gue tadi." Jawab Dira.
"Tunggu bentar!" Perintah Axell dan pergi meninggalkan Dira di parkiran. Dira tak menjawab, hanya mengangkat sebelah alisnya, seakan bertanya kenapa dia harus menunggu sedangkan dia mau pulang.
Sesaat Axell kembali dan,
"Lo balik bareng gue!" Ucap Axell "Siniin kunci mobil Lo!" Pinta Axell sambil menyodorkan tangannya. Merasa Dira hanya diam tanpa meresponnya Axell kembali meminta kunci mobil Dira. "Buru Dira, sebelum yang lain tau!" Perintah Axell yang tak sabar karena tak mau niat Axell mengantarkan Dira pulang malah akan menjadi gosip nanti.
Kini Dira dan Axell sedang dalam perjalanan pulang. Tadi Axell meminta Verrel menggantikannya untuk rapat OSIS sore ini sebelum mengantarkan Dira pulang.
"Lo tinggal sama siapa disini?" Tanya Axell ingin tahu setelah mereka memasuki lobby apartemen mereka. Karena seingat Axell dia hanya melihat Dira keluar dan masuk sendiri.
"s
Sendiri, kak?" Jawab Dira jujur.
"Sendiri?" ulang Axell.
"Iya." singkat Dira.
"Keluarga Lo?" Tanya Axell semakin penasaran dengan kehidupan Dira.
"Ada di rumah." Jawab Dira tak bersemangat.
*sebenernya nih Axell agak lupa guys, Axell udah pernah nanya. Dira tinggal di apart sama siapa? Tapi, ya namanya juga lupa... Ye kan! Jadi si Axell nanya lagi.😂
"Apart Lo ada dilantai berapa?" Tanya Axell lagi.
"Lantai tujuh, kak." Singkat Dira. Axell langsung menekan angka nomor tujuh pada tombol lift dan,y
Ting...
Lift telah sampai dimana Dira dan kebetulan Axell tinggal.
"Apart Lo nomor berapa, Gue anter sampe depan pintu apart Lo. Baru Gue balik?" Tanya Axell.
"Itu kak, kita udah sampai kak." Jawab Dira yang menunjukkan pintu unit miliknya.
'Ternyata cuma beda lantai.' Gumam Axell lirih.
"Gimana, kak?" Tanya Dira karena seperti mendengar Axell mengatakan sesuatu.
"Nggak apa-apa, sekarang Lo masuk dan istirahat!" Jawab Axell "...OK, gue balik." Sambung Axell tanpa menunggu jawaban dari Dira, Axell langsung pergi menuju apart miliknya.
"Kak Axell!" Panggil Dira setengah berteriak karena Axell yang hampir masuk ke dalam lift.
"Iya." Jawab Axell singkat.
"Makasih." Ucap Dira. Axell tidak menjawab hanya menganggukkan kepalanya.
...***...
jrengg....
🎶"Aku di sini di atas awan....
Aku tertawan paras cantik rupawan....
Tak jemu-jemu aku memandang....
Ingin ku merayu dengarkan aku berlagu....
Baru aku mengerti artinya bidadari....
Sejak di hari ini jumpa kamu di sini....
Pasti inilah surga, ku di dalam nirwana....
Meskipun sementara saat kita berjumpa....
Sebentar lagi kita segera tiba....
Lepas dari mimpi ku jelang realita....
Terdengar suara merdu dari sang ketua OSIS yang sekarang sedang menikmati malam di balkon apartemen miliknya, ditemani dengan gitar akustik kesayangannya. Siapa lagi kalau bukan Axello Arkana Marvellyo. Namun, belum sempat dia menyelesaikan lagunya, ponsel Axell bergetar menandakan adanya panggilan masuk.
Drrtt... drrtt...
📲 Verrel is Calling...
"Hallo"
"(....)."
"Gue di balkon, lo masuk aja."
"(....)."
Tuutt... tuutt...
Verrel menelpon Axell untuk mengatakan bahwa dia sekarang ada di lobby apartemennya. Tadi saat Axell akan mengantarkan Dira pulang menggunakan mobil Dira, Axell sempat meminta Verrel untuk mengantarkan mobilnya ke apartemen. Dan disinilah Verrel. Dia sengaja mengantarkan mobil Axell sekaligus menginap di apartemen milik sahabatnya itu. Berhubung malam ini adalah malam Minggu jadi mereka bebas mabar Game online, atau nongki bareng.
Ceklek...
Sara pintu terbuka, siapa lagi kalau bukan Verrel yang kini telah berada di apart milik Axell.
"Jan kebanyakan ngelamun Lo, Xell, kerasukan setan Lo ntar!" Celetuk Verrel tiba-tiba.
"Lo setannya." Jawab Axell sedikit ngegas.
"Sialan Lo ngatain Gue setan." Ucap Verrel tak terima.
"Siapa suruh ngagetin Gue?" Protes Axell.
"Ya Sorry, gue kira Lo nglamun tadi." Jawab Verrel sekenanya.
"Gue nggak nglamun." Jawab singkat Axell.
"Terus? Ngapain? Lagi nglamunin Dira? Atau jangan-jangan, Lo mulai suka ya sama 'tuh cewe?" Tanya Verrel menduga-duga kalau saja Axell menyukai gadis yang tadi ditolongnya itu. Axell tidak menjawab, hanya menatap Verrel sekilas.
"BTW, 'tuh cewe tinggal dimana, Bro?" Tanya Verrel kepo.
"Harus banget ya gue jawab" Jawab Axell seenaknya.
"Ye, orang nanya juga. Sensi amat Lo, Xell. Kek cewe PMS lo!" Cibir Verrel.
"Serah, gue mau tidur!" Ucap Axel berlalu masuk ke kamarnya.
"Lah... Gue di tinggalin. Xell, nggak jadi Mabar kita? Ini baru jam sepuluh, Xell, woy!" Teriak Verrel yang juga ikut masuk kamar Axell.
"Berisik, Gue ngantuk. Kalo Lo nggak bisa diem, Lo balik!" Hardik Axell sambil memejamkan matanya.
"Ok, deh, kalo Lo mau tidur dengan terpaksa gue juga ikutan tidur. Hahaha..." Jawab Verrel diakhiri dengan tawanya.
Bugh...
Seketika Axell melemparkan bantal kearah Verrel yang sedang tertawa itu.
"Diem Lo, Asu!" Hardik Axell kembali
"Ok.. Ok.. Xell, Sorry. Lanjutin deh tidur Lo. Gue juga mau tidur." Jawab Verrel mengakhiri perdebatan diantara mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Dini Badar
thor tlg versinya dong, exxel, dira, bastian, varel, dan melodi
2022-10-15
1