Bab 4: ~Kenzo Bertemu sang Oma~

Kenzo terlihat senang sekali bermain-main dengan air mandinya. Tak lupa bola berwarna warni yang harus selalu dibawa agar dia mau untuk mandi. Sesekali dia memukul-mukul airnya menggunakan bola di tangan mungilnya, mereka akan tertawa ketika air itu mengenai wajah Shilla yang sedang menggosok badan Kenzo dengan perlahan.

Nashilla Clarisa Maheswari, merupakan seorang anak yatim piatu yang sudah di tinggalkan kedua orangtuanya. Ayahnya entah dimana keberadaannya, sejak kecil Shilla sudah diasuh ibunya seorang diri. Ibunya merupakan panutan untuknya. Seorang ibu yang begitu hebat karena bisa berperan sebagai sosok ayah juga. Sampai pada akhirnya, di umurnya yang ketujuh belas, ibunya menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit karena penyakit di sistem pernafasannya. Tentu saja Shilla sangat terpukul, Ibu yang selama ini ada untuknya pergi begitu cepat. Namun Shilla merupakan anak yang kuat dan mampu berdiri sendiri. Mengandalkan otaknya yang cemerlang, ia mampu menamatkan sekolahnya dan kini bahkan masuk ke salah satu universitas kota tersebut.

Melihat sosok Kenzo, Shilla menjadi ingat dengan dirinya sendiri. Seorang yang ditinggalkan oleh ayahnya dan hanya mempunyai seorang ibu, setidaknya lebih beruntung dari pada Kenzo yang sedari lahir tak pernah tau siapa kedua orangtuanya. Keputusan Shilla untuk merawat Kenzo merupakan keputusan yang nekat.

"Baiklah, anak mama sudah bersih dan wangi. setelah ini kita sarapan." Shilla menggendong Kenzo menuju meja makan. Kontrakan Shilla merupakan kontrakan sederhana dengan dua kamar tidur, satu dapur, satu kamar mandi, ruang makan dan ruang tamu. Namun Shilla sudah sangat bersyukur dengan keadaannya sekarang ini.

"Aku pulang."

Shilla menoleh ke arah depan. Seorang perempuan dengan kantung mata hitam rambut berantakan memasuki ruangan.

"Pulang pagi lagi?" Shila menanyakan keadaan teman satu kontrakannya. Dia hanya geleng-geleng kepala melihat temannya yang harusnya sudah lulus kuliah namun masih berkutat dengan skripsinya.

"Hai Kenken, kamu semakin menggemaskan." teman yang akrap dipanggil Feli itu mendekati Kenzo. Tak lupa ia cubit hidung mungil Kenzo membuat si empunya memberontak.

"Kak Fel jangan mulai, kasihan hidungnya jadi merah." Shilla tak terima Feli mencubit kenzo dengan sedikit keras. Meskipun hanya bercanda, Shilla tak suka jika ada yang menyakiti Kenzo kecilnya.

"Iya-iya mama bawel." selanjutnya Feli mencari sasaran barunya yaitu pipi Shilla. Sebelum Shilla bangkit dari duduknya, Feli segera lari ke kamar miliknya.

Shilla menggerutu namun tetap melanjutkan acara menyuapi Kenzo.

"Baiklah, karena anak mama udah makan, saatnya kita menjenguk nenek."

Shilla mengambil barang keperluan Kenzo. Ibunya Shilla di makamkan di tempat Shilla dulu di besarkan. Sebuah pemakaman yang berada di pinggir kota, memakan waktu setidaknya satu sampai dua jam perjalanan.

"Kak Feli, aku pergi ke makam ibu dulu."

" Baiklah, hati-hati." terdengar sahutan dari dalam kamar mandi.

Hari ini Shilla libur kuliah. Hari ini juga merupakan hari peringatan kematian ibunya. Shilla memutuskan untuk ke makam ibunya sekalian memperkenalkan Kenzo. Ini pertama kalinya Kenzo di ajak pergi, biasanya ketika Shilla pergi ke makam, Kenzo akan di titipkan kepada Bu Farida. Namun kali ini Shilla memutuskan untuk mengajak Kenzo pergi.

Dia pergi mengunakan bus antar kota. Jarak yang harusnya bisa di tempuh dalam waktu 2 jam, tentu saja sedikit lebih lama dengan menggunakan fasilitas umum. Kenzo bercanda dengan seorang anak kecil yang berada di bangku lainnya. Mereka asyik berceloteh menggunakan bahasa anak kecil, sampai akhirnya mereka tertidur karena kelelahan. Shilla tersenyum kepada ibu yang memangku anak perempuan seumuran Kenzo.

"Dia sangat manis." Shilla memulai percakapan untuk memecah suasana.

"Putra adik juga sangat menggemaskan, pasti ayahnya tampan."

Shilla hanya mengangguk menyetujui. Karena Shilla sendiri tidak tau tampang ayah Kenzo seperti apa. Kedua ibu itu saling bercakap ringan. Sesekali Shilla membenarkan letak Kenzo dalam pangkuannya agar lebih nyaman. Untung saja Kenzo anak yang mudah beradaptasi, sehingga dia tak rewel meskipun sekarang berada di dalam kendaraan umum.

Lama bus berjalan kini telah sampai pada tujuan. Shilla dan beberapa orang turun karena telah sampai pada tujuan masing-masing. Beberapa orang masih berada dalam bus untuk melanjutkan perjalanan mereka termasuk ibu yang bercengkrama dengan Shilla.

Shilla menggendong tubuh Kenzo yang masih terlelap tidur. Dia melanjutkan perjalanan menggunakan angkutan kecil menuju ke makam sang ibunda. Tak berapa lama mereka sampai ke tujuan terakhir. Meskipun angkutan tak berhenti tepat di depan pemakaman, namun Kenzo yang kini telah bangun begitu antusias berjalan kaki. Dia begitu bersemangat menikmati suasana baru untuknya. Dengan kaki-kaki kecilnya dia sesekali berlari dan kadang kala kagum dengan apa yang dilihat oleh kedua matanya. Di kota pemandangan sama saja. Banyak gedung yang menjulang tinggi, namun di sini, beragam bunga dan serangga menghiasi sepanjang jalan setapak yang mereka lalui.

Shilla menuntun Kenzo begitu sampai di kawasan pemakaman. Tatapan mata Kenzo menggambarkan keheranan. Ia menatap sang ibu untuk meminta penjelasan. Sang ibu hanya tersenyum menanggapi tatapan ingin tau Kenzo.

"Kita sampai sayang." langkah kaki mereka berhenti tepat di sebelah gundukan dengan nisan bertuliskan Susan Maheswari. Shilla berjongkok di ikuti putra kecilnya. Meskipun si kecil masih belum memahami apa yang di lakukan oleh ibunya, namun ia mengikuti apa yang ibunya lakukan. Bahkan ketika Shilla menengadahkan tangan untuk berdoa, hal itupun juga diikuti oleh sang putra.

"Shilla datang ma. Kenalin ini Kenzo Alvarez anaknya Shilla, cucu mama. Shilla merawat Kenzo karena Shilla melihat diri Shilla pada Kenzo. Semoga mama di sana merestui keputusan Shilla ini." Shilla menerangkan sedikit mengenai Kenzo putra kesayangannya.

Tangan Kenzo kecil bermain-main di atas gundukan itu. Sekilas memang terlihat bermain, namun tangan kecil itu sedang mengelus tanah yang telah ditumbuhi rumput itu dengan lembut.

"Nenek? Mama nenek?" Kenzo bertanya dengan mimik muka imut.

"Iya sayang, ini nenek. Nenek telah tidur di samping tuhan, makanya kalau Kenzo besar nanti harus berdoa untuk nenek." Shila tersenyum mengelus pucuk kepala Kenzo.

"Ken doa nenek mama."

Shilla tersenyum mendengar jawaban Kenzo yang baru belajar berbicara. Meskipun cara dia berbicara masih beberapa kata, namun untuk anak usia dua tahun merupakan prestasi yang membanggakan.

"Mama makan, Ken makan mama." Karena begitu asyik shilla sampai lupa waktu. Sudah lama dia tak ke makam ibunya hingga dia bercerita banyak hal.

"Anak mama lapar hummm? Maafin mama sayang, yuk kita makan." Shilla menggendong Kenzo keluar kawasan pemakaman. Kenzo begitu asik bercanda memainkan rambut Shilla. Mereka berjalan melewati sebuah mobil mewah untuk mencari tempat berteduh. Shilla tak ingin Kenzo makan sembarangan, makannya dia membawakan bekal untuk Kenzo dan dirinya sendiri. Setelah menemukan tempat yang cocok Shilla pun memutuskan untuk makan dulu sebelum dia melanjutkan perjalanan pulang.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Nanik Lestari

Nanik Lestari

Ikut sedih, membayangkan Kenzo tanpa tahu orang tuanya

2022-10-06

0

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus semangat

2022-10-06

0

Aida Setya

Aida Setya

mulai suka 😍😍

2021-01-22

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: ~Kuliah bersama sang anak~
2 Bab 2: ~Kenzo Sakit?~
3 Bab 3: ~Tuan Muda Alterio~
4 Bab 4: ~Kenzo Bertemu sang Oma~
5 Bab 5: ~Shilla yang Tangguh~
6 Bab 6: ~Dendam~
7 Bab 7: ~Pekerjaan Baru~
8 Bab 8: ~Ulang Tahun Kenzo~
9 Bab 9: ~Pertemuan Pertama~
10 Bab 10: ~Kisah Perjalanan Keano~
11 Bab 11: ~Kisah Perjalanan Keano (2)~
12 Bab 12: ~Siasat~
13 Bab 13: ~Papa Ganteng~
14 Bab 14: ~Papa ganteng (2)~
15 Bab 15: ~Calon Rival~
16 Bab 16: ~Kalya Xena Hadiningrat~
17 Bab 17: ~Dosen Idaman~
18 Bab 18: ~Langkah Pertama~
19 Bab 19: ~Kecemburuan Keano~
20 Bab 20: ~Semakin Dekat~
21 Bab 21: ~Semakin Dekat (2)~
22 Bab 22: ~Sedikit Kekacauan~
23 Bab 23: ~Kepergian Keano~
24 Bab 24: ~Pertempuran~
25 Bab 25: ~Datang tiba-tiba~
26 Bab 26: ~Keano Marah~
27 Bab 27: ~Sisi Lain Shilla~
28 Bab 28: ~Orang Yang Paling Berharga~
29 Bab 29: ~Ciuman Pertama~
30 Bab 30: ~Aku Menunggumu~
31 Bab 31: ~Keano....?~
32 Bab 32: ~Mama Mertua~
33 Bab 33: ~Mama Mertua (2)~
34 Bab 34: ~Kalau Marah Sadis~
35 Bab 35: ~Berduka~
36 Bab 36: ~Perubahan~
37 Bab 37: ~Makan Siang~
38 Bab 38: ~Morning Kiss~
39 Bab 39: ~Candu~
40 Bab 40: ~Bakat~
41 Bab 41: ~Taman Hiburan~
42 Bab 42: ~Taman Hiburan (2)~
43 Bab 43: ~Taman Hiburan (3)~
44 Bab 44: ~Alergi~
45 Bab 45: ~Kemarahan seorang ibu~
46 Bab 46: ~Belum Reda~
47 Bab 47: ~Perburuan~
48 Bab 48: ~Rencana~
49 Bab 49: ~Penyelamatan~
50 Bab 50: ~Memang Licik~
51 Bab 51: ~Siapa Sebenarnya?~
52 Bab 52: ~Saudara tetaplah Saudara~
53 Bab 53: ~Kesabaran tak akan Mengkhianati~
54 Bab 54: ~Salah Paham~
55 CHALLENGE
56 Bab 55: ~Susan, kamu Susan~
57 Bab 56: ~Aku Pergi Tuk Sementara~
58 Bab 57: ~Tinggal Bersama?~
59 Bab 58: ~Pagi Pertama~
60 Bab 59: ~Kampus baru, Teman baru, Namun Bukan Pacar baru~
61 Bab 60: ~Para Pengagum Kenji~
62 Bab 61: ~Bengkak~
63 Bab 62: ~Papa Baru~
64 Bab 63: ~Kacau Semua~
65 Bab 64: ~Mungkinkah?~
66 Bab 65: ~Kebenaran Tentang Shilla~
67 Bab 66: ~Berebut Hati Kenzo~
68 Bab 67: ~Cemburu tak Kenal Logika~
69 Bab 68: ~Kenzo juga bisa Marah~
70 Bab 69: ~Mental yang Kuat Berasal dari Hati~
71 Bab 70: ~Sudah Seperti Keluarga Utuh~
72 Bab 71: ~Sepertinya Masih Terikat~
73 Bab 72: ~Menunjukkan di Muka Umum~
74 Bab 73: ~Nyonya Hayashi?~
75 Bab 74: ~Terjatuh di Dua Hati~
76 Bab 75: ~Selamat Malam Cintaku~
77 Bab 76: ~Siapa Dia..?~
78 Bab 77: ~Palsu~
79 Bab 78: ~Haruskah Bertahan?~
80 Bab 79: ~Pergi~
81 Bab 80: ~Hati yang Mendingin~
82 Bab 81: ~Rubah Betina~
83 Bab 82: ~Siapa sebenarnya Dia~
84 Bab 83: ~Dialah Permata Hatiku~
85 Bab 84: ~Mengenalmu~
86 Bab 85: ~Mengenalmu (2)~
87 Bab 86: ~Apa benar Keano Cemburu?~
88 Bab 87: ~Siapa Sebenarnya Violeta?~
89 Bab 88: ~Ichiro dan Aiko~
90 Episode Spesial
91 Bab 89: ~Rival Keano~
92 Bab 90: ~Kenzo Adalah Batas Sabar Ku~
93 Bab 91: ~Pulau Shikine~
94 Bab 92: ~Mau di Bawa Kemana?~
95 Bab 93: ~Hanya Seonggok Sampah~
96 Bab 94: ~Jangan Sakiti Mama~
97 Bab 95: ~Bangkitnya Mama Iblis~
98 Bab 96: ~Misi Penyelamatan~
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Bab 1: ~Kuliah bersama sang anak~
2
Bab 2: ~Kenzo Sakit?~
3
Bab 3: ~Tuan Muda Alterio~
4
Bab 4: ~Kenzo Bertemu sang Oma~
5
Bab 5: ~Shilla yang Tangguh~
6
Bab 6: ~Dendam~
7
Bab 7: ~Pekerjaan Baru~
8
Bab 8: ~Ulang Tahun Kenzo~
9
Bab 9: ~Pertemuan Pertama~
10
Bab 10: ~Kisah Perjalanan Keano~
11
Bab 11: ~Kisah Perjalanan Keano (2)~
12
Bab 12: ~Siasat~
13
Bab 13: ~Papa Ganteng~
14
Bab 14: ~Papa ganteng (2)~
15
Bab 15: ~Calon Rival~
16
Bab 16: ~Kalya Xena Hadiningrat~
17
Bab 17: ~Dosen Idaman~
18
Bab 18: ~Langkah Pertama~
19
Bab 19: ~Kecemburuan Keano~
20
Bab 20: ~Semakin Dekat~
21
Bab 21: ~Semakin Dekat (2)~
22
Bab 22: ~Sedikit Kekacauan~
23
Bab 23: ~Kepergian Keano~
24
Bab 24: ~Pertempuran~
25
Bab 25: ~Datang tiba-tiba~
26
Bab 26: ~Keano Marah~
27
Bab 27: ~Sisi Lain Shilla~
28
Bab 28: ~Orang Yang Paling Berharga~
29
Bab 29: ~Ciuman Pertama~
30
Bab 30: ~Aku Menunggumu~
31
Bab 31: ~Keano....?~
32
Bab 32: ~Mama Mertua~
33
Bab 33: ~Mama Mertua (2)~
34
Bab 34: ~Kalau Marah Sadis~
35
Bab 35: ~Berduka~
36
Bab 36: ~Perubahan~
37
Bab 37: ~Makan Siang~
38
Bab 38: ~Morning Kiss~
39
Bab 39: ~Candu~
40
Bab 40: ~Bakat~
41
Bab 41: ~Taman Hiburan~
42
Bab 42: ~Taman Hiburan (2)~
43
Bab 43: ~Taman Hiburan (3)~
44
Bab 44: ~Alergi~
45
Bab 45: ~Kemarahan seorang ibu~
46
Bab 46: ~Belum Reda~
47
Bab 47: ~Perburuan~
48
Bab 48: ~Rencana~
49
Bab 49: ~Penyelamatan~
50
Bab 50: ~Memang Licik~
51
Bab 51: ~Siapa Sebenarnya?~
52
Bab 52: ~Saudara tetaplah Saudara~
53
Bab 53: ~Kesabaran tak akan Mengkhianati~
54
Bab 54: ~Salah Paham~
55
CHALLENGE
56
Bab 55: ~Susan, kamu Susan~
57
Bab 56: ~Aku Pergi Tuk Sementara~
58
Bab 57: ~Tinggal Bersama?~
59
Bab 58: ~Pagi Pertama~
60
Bab 59: ~Kampus baru, Teman baru, Namun Bukan Pacar baru~
61
Bab 60: ~Para Pengagum Kenji~
62
Bab 61: ~Bengkak~
63
Bab 62: ~Papa Baru~
64
Bab 63: ~Kacau Semua~
65
Bab 64: ~Mungkinkah?~
66
Bab 65: ~Kebenaran Tentang Shilla~
67
Bab 66: ~Berebut Hati Kenzo~
68
Bab 67: ~Cemburu tak Kenal Logika~
69
Bab 68: ~Kenzo juga bisa Marah~
70
Bab 69: ~Mental yang Kuat Berasal dari Hati~
71
Bab 70: ~Sudah Seperti Keluarga Utuh~
72
Bab 71: ~Sepertinya Masih Terikat~
73
Bab 72: ~Menunjukkan di Muka Umum~
74
Bab 73: ~Nyonya Hayashi?~
75
Bab 74: ~Terjatuh di Dua Hati~
76
Bab 75: ~Selamat Malam Cintaku~
77
Bab 76: ~Siapa Dia..?~
78
Bab 77: ~Palsu~
79
Bab 78: ~Haruskah Bertahan?~
80
Bab 79: ~Pergi~
81
Bab 80: ~Hati yang Mendingin~
82
Bab 81: ~Rubah Betina~
83
Bab 82: ~Siapa sebenarnya Dia~
84
Bab 83: ~Dialah Permata Hatiku~
85
Bab 84: ~Mengenalmu~
86
Bab 85: ~Mengenalmu (2)~
87
Bab 86: ~Apa benar Keano Cemburu?~
88
Bab 87: ~Siapa Sebenarnya Violeta?~
89
Bab 88: ~Ichiro dan Aiko~
90
Episode Spesial
91
Bab 89: ~Rival Keano~
92
Bab 90: ~Kenzo Adalah Batas Sabar Ku~
93
Bab 91: ~Pulau Shikine~
94
Bab 92: ~Mau di Bawa Kemana?~
95
Bab 93: ~Hanya Seonggok Sampah~
96
Bab 94: ~Jangan Sakiti Mama~
97
Bab 95: ~Bangkitnya Mama Iblis~
98
Bab 96: ~Misi Penyelamatan~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!