" Halo tuan"
" Halo bi, ada apa?"
" Non sia ada di rumah tuan, tadi sore non sia baru datang dan langsung membuat makanan untuk tuan dan nyonya, apa tuan pulang hari ini?"
"Sia pulang bi, tumben dia pulang?"
"Mungkin non sia kangen sama tuan dan nyonya."
" Aduh bi, saya tidak bisa pulang karena masih ada meeting sama klien dan nyonya juga tidak bisa pulang dia masih banyak kerjaan. Bibi bilang aja sama sia kalau kami tidak bisa datang. Tolong sampaikan maaf kami bi"
" Tapi tuan..."
Tut tut
" Kenapa bi, papa telpon? papa bilang apa?"
" Bagaimana caranya saya menjelaskan ke non sia, padahal non sia sudah capek capek masak, saya jadi tidak enak hati" ucap bi idah dalam hati
" Kenapa bi, papa dan mama tidak bosa datang ya" ucapaku memastikan. Dari wajah bi Idah sudah dapat di duga kalau mereka tidak akan datang.
" Begini non, tuan masih ada meeting dengan klien pebting dan nyonya masi ada banyak kerjaan, tuan bilang, tuan dan nyonya minta maaf sama non sia"
" Aku udah tau kok bi, gak papa kok bi, mungkin mereka memang sedang sibuk" kataku dan langsung pergi meninggalkan bi Idah.
Aku pergi ke atap untuk menenangkan diriku. Aku tau ini sudah sering aku alami tapi kenapa masih terasa sesak. Padahal sejak awal aku sudah tau kalau mereka pasti sibuk lagi seperti tahun tahun lalu. Mareka bekerja keras untuk memenuhi kebutuhanku dan memastikan kalau aku tidak kekurangan. Tapi aku juga membutuhkan kasih sayang mereka. Aku ingin memiliki waktu bersama mereka walau hanya sedikit. Aku ingin berbagi ceritaku bersama mereka, tapi mereka tak memiliki waktu sedikitpun untukku. Aku tidak ingin menangis tapi air mata ini tidak bisa berhenti.
Aku ingin sekali bilang " pa ma aku ingin kasih sayang kalian bukan hanya uang kalian". Tapi aku tidak bisa berkata begitu aku takut, aku sangat takut...
Terlponku berbunyi, seseorang melephon ku dan aku menjawabnya.
" Halo"
" Sia"
" Halo sia, kamu gak papa kan?"
" Rik...." kataku sambil menangis.
" Si kamu nangis, kamu gak papa kan?"
Aku tidak bisa bicara, aku hanya menangis, aku gak tau harus bilang apa sama Erik.
******
Disisi lain, Erik sangat terkejut saat mendengar tangisan Antanasia. Dia pergi buru buru kerumah antanasia dengan berlari. saat tiba di rumahnya Erik membunyikan bel berharap antanasia membukakannya. Tapi bi Idah la yang membukakan pintu.
" Bi, Dimana Sia?" ucap Erik dengan panik.
" Non sia di atap den"
Tanpa berfikir panjang Erik langsung pergi berlari ke atap.
" Sia" ucap Erik dengan lantang.
Antanasia begitu terkejut saat melihat sahabatnya itu memanggilnya. Saat melihan Antanasia, Erik langsung memeluknya.
" Si, kamu gak papa kan? kenapa kamu nangis?kamu bisa cerita sama aku."
Tangis Antanasia semakin menjadi, Erik tidak berkata apapun, dia hanya berusaha menenangkan sahabatnya itu.
" Rik, aku salah ya kalau aku ingin kasih sayang mereka. Padahal aku tau kalau mereka selalu sibuk juga karena mereka bekerja untuk memenuhi kebutuhanku. Tapi rik, aku bener bener ingin bisa menghabiskan waktu bersama mereka walau hanya sedikit. Aku ingin bercerita dengan mereka tentang kehidupanku dan kehidupan mereka. Aku ingin berbagi semua hal bersama mereka. Apa aku salah rik?"
Disisi lain, orang tua ada Antanasia yang sedang berdiri di pintu atap dan mendengarkan perkataan Antanasia. Mereka yang awalnya ingin membuat kejutan untuk putrinya tapi mereka malah di kejutkan dengan perkataan putrinya itu. Mereka langsung memeluk Antanasia dwngan Erat.
" Pa ma, kapan kalian datang?"
" Maafin mama ya nak, mama belum bisa jadi ibu yang baik buat kamu. Mama bahkan gak mengerti dengan keinginan kamu, maafin mama ya sayang"
" Maafin papa juga ya nak, gak seharusnya papa hanya terfokus dengan pekerjaan papa dan malah mengabaikanmu, Papa tidak bermaksud begitu nak"
Antanasia semakin menangis saat mendengar perkataan orang tuanya itu.
" Pa ma, Sia sudah bersyukur karena memiliki papa dan mama. Kalian orang tua terbaik bagi sia. Sia gak marah sama papa dan mama"
" Sayang, kamu putri terbaik yang dikirim tuhan untuk kami, Kami bangga bisa memiliki putri sepertimu. Mama dan papa janji mulai sekarang kami akan lebih memperhatikan kamu lagi dan meluangkan lebih banyak waktu untukmu." kata mama Antanasia.
" Sia sayang mama dan papa"
" Kami juga menyanyangimu nak" ucap papa Sia.
Di sisi lain ada Erik yang tersenyum saat melihat Sia tersenyum kembali. Erik merasa ikut bahagia atas kebahagiaan Sia.
" Ma Erik rindu mama." ucapnya dalam hati.
" Ya sudah sekarang kita makan ya" kata papa sia
" Erik ikut juga ya" kata mama sia.
" Iya tante" kata erik .
Malam tahun baru yang begitu indah.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments