Langit malam

Setelah selesai makan, aku pergi ke atap. Atap merupakan tempat favoriteku dari kecil. Saat berada di atap, aku bisa memandang langit dengan puas dan melihat bulan dan bintang sambil membaca sebuah novel kehidupan. Tapi sayangnya langit hari ini tidak ada bulan dan bintang. Terdengar suara nada dering dari Hp, itu nada dering Hpku. Aku segera mengambilnya dan ternyata surya yang menelponku.

"Halo", kataku.

"Hai,... apa aku mengganggumu", kata surya.

"Tidak, kau sama sekali tidak mengganguku. Ada apa?."

" Tidak ada apa-apa, hanya ingin mendengar suaramu saja. kamu sedang apa sekarang?."

" Aku lagi ada di atap,sedang mencari angin saja."

"Hmm.. Sia, aku mau tanya sama kamu soal sahabat kamu, Erik."

" Erik, memang Erik kenapa?", kataku dengan sedikit bingung.

"Erik gak apa-apa, cuma aku merasa kalau dia itu gak suka sama aku. Tatapannya selalu dingin sama aku, seperti bermusuhan."

"Gak lah sur, Erik itu anaknya emang kayak gitu. Dia emang anak yang dingin, jadi kamu jangan salah paham ya sama dia. Dengan teman sekelas pun dia kayak gitu. Aku harap kamu bisa akur sama dia, bisa kan."

" Kalau kamu sudah bicara gitu aku jadi tenang. Aku akan berusaha untuk akrab dengan dia. Dia sahabat kamu itu artinya dia sahabat aku juga."

"Makasih ya sur."

" Iya sama-sama. Ya udah, udah malam masuk rumah gih biar tidak masuk angin."

" Iya iya... ya udah aku tutup ya. good night."

"Good Night."

Hari- hariku berjalan dengan baik. Besok adalah malam tahun baru, jadi aku berencana untuk kembali ke Surabaya hari ini. Tiket sudah di pesan, barang-barang bawaan juga sudah ku bereskan.

Suara bel berbunyi, sepertinya ada orang yang datang.

Aku berjalan ke luar untuk membukakan pintu.

"Erik."

" Hai, sudah siap. Kita berangkat sekarang?."

"Oke, Tunggu sebentar aku akan mengambil barangku. Masuklah!."

"Oke."

"Rik, Aku sudah siap." kataku.

" Bi sumi aku pergi dulu ya, bibi hati" di rumah dan jangan terlalu capek-capek, oke." kataku.

" Baik non, non juga hati- hati ya. Nak Erik, jaga non sia baik-baik ya."

" Iya bi."

"Ya udah bi, kita berangkat ya. dahh bi."

" Hati hati non."

Kami pergi ke Surabaya dengan naik kereta. Di Stasiun sangat ramai, banyak orang yang pergi untuk pulang ke kampung halamannya. Untuk sampai di Surabaya membutuhkan 6-7 jam lamanya. Kami beristirahat di dalam kereta.

7 jam berlalu. Kami akhirnya sampai di Surabaya. Aku sangat bahagia akhirnya aku bisa bertemu mereka lagi.

Supir keluarga Erik sudah menunggu kami. Dari stasiun kami membutuhkan waktu setengah jam saja untuk sampai di rumah kami. Rumahku berada di kompleks yang sama dengan rumah Erik.

Akhirnya aku sampai di rumah, aku harap mereka terkejut dengan kedatanganku. Aku membunyikan bel, berharap akan ada seseorang yang membukakan pintu untukku. Dan benar memang ada yang membukakan pintu, itu adalah bi Idah, pengurus rumahku.

" Non Antanasia, non sudah pulang ayo masuk non." katanya dengan ramah.

" Maksasih bi. Papa dan mama kemana bi?", tanyaku.

"Tuan dan nyonya masih kerja non, mungkin nanti malam mereka datang. Apa lagi non sia pulang, mereka pasti bahagia."

" Ya udah bi, aku mau ke kamar dulu ya. Oh ya bi, tolong siapin bahan-bahan masak ya bi, aku mau masakin makanan untuk papa dan mama."

" Baik non."

Aku pergi ke kamarku untuk menaruh barang-barangku.Akhirnya aku kembali ke kamar ini juga, benar-benar rindu suasana rumah. Aku akan pergi ke dapur untuk membuat makanan kesuakaan papa dan mama.

Aku pergi memasak, setelah beberapa jam akhirnya semua makanan sudah selasai di masak. Semoga mereka Suka dengan apa yang ku masak.

Aku akan pergi bertanya ke bi Idah, kapan mereka akan pulang.

Bersambung.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!