Sepasang mata milik Azellea kini tengah menatap malas pada sebuah bangunan besar nan mewah yang terlihat dari balik kaca mobilnya itu.
"Universitas Vripagold Scholarship" Zee membaca deretan tulisan yang tercetak dengan sangat besar di atas gerbang masuk.
Matanya memindai ratusan orang yang tampak berjalan di halaman kampus sana. Dari segi penampilan yang mereka kenakan sudah dapat di pastikan jika mereka semua yang ada di sana adalah orang-orang berada atau minimal mampu.
Wajar saja karena memang untuk masuk ke kampus ini,para orang tua mereka harus mengeluarkan puluhan juta uang untuk membayar biaya semester dan semua fasilitas yang nantinya akan mereka pakai di sana.
Vripagold adalah salah satu kampus swasta terbaik yang ada di Ibukota Jakarta. (Gak usah di cari di google, gak ada ya guys. Adanya di novel doang :b ) .
Hampir sepuluh menit Zee berada di depan gerbang tanpa berniat membawa mobilnya masuk dan alhasil ia mendapat puluhan klakson dan teriakan dari arah belakang.
Tersadar akan kesalahannya. Zee segera melajukan mobil untuk masuk ke dalam gerbang yang sudah terbuka sedari tadi. Di dalam sana ia langsung memarkirkan mobilnya di parkiran khusus mahasiswa ya walaupun harus ekstra hati-hati dan rapi karena ada ratusan mobil lain yang juga terpakir di sana.
Zee memang aneh,padahal ia tidak seharusnya memarkirkan mobil di sini. Seperti yang tadi Sassya bilang, kampus ini adalah kampus milik William yang sudah di wariskan atas nama Zee.
Walau belum di sahkan,cepat atau lambat kampus ini akan jadi milik Zee dan seperti anak pemilik kampus pada umumnya,ia punya parkiran khusus sehingga tak harus bergabung dengan mahasiswa lainnya.
Namun tidak mencolok adalah ciri khas Zee. Ia malas menjadi pusat perhatian,jadi begini saja. Tidak peduli ada yang melihatnya atau tidak,ia bisa bernafas dan tidak menganggu orang lain saja sudah cukup baginya.
Tak mau terlambat di hari pertama Zee berniat langsung ke kelasnya saja. Tadi papanya sudah mengirimkan pesan mengenai fakultas,jurusan,dan letak kelasnya. Jurusannya masih sama yang berbeda hanya kampus dan kelasnya itu saja.
Sebelum pergi,Zee mengeluarkan sebuah kotak softlen dari dalam tasnya dan mulai mengeluarkan sepasang softlen bening tersebut dan langsung di pakai pada kedua bola matanya.
Jika kalian berpikir ia akan menyamar maka kalian salah besar. Zee menderita rabun jauh sejak ia memasuki bangku SMA. Tapi memakai kaca mata minus bukanlah stylenya,jadi softlen adalah solusinya. Di tambah lagi warnanya yang bening tak membuat warna bola mata aslinya tertutup.
Setelah selesai ia pun keluar dari mobil. Begitu memasuki halaman kampus,beberapa pasang mata tampak menatap ke arahnya dengan tatapan berbeda-beda.
Terdengar pula bisik-bisik beberapa mahasiswi ketika melewati koridor dan itu cukup membuatnya jengah.
Apakah ia cantik? Apakah ia aneh? Atau apakah ia terlalu unik sampai-sampai menarik perhatian orang-orang.
"Bule anjir!!!
"Abugile bidadari....!!"
"Cih pasti sengaja pake softlen biru biar di kira bule."
"Rambutnya sok-sok-an di warnain dasar cabe."
"iri lo??"
"Anak mana tuh??"
"Baru pertama kali liat."
"Pindahan kali ya??"
Begitulah bisik-bisik yang terdengar bahkan hingga Zee tiba di depan kelasnya. Cih,andai ia bukan mahasiswa baru di sini sudah di pastikan salah satu dari mereka tadi ia ajak berantem saking geramnya.
"Tok..tok...tok.."
"Permisi..."
Nyatanya harapan Zee untuk tidak telat tadi tidaklah terkabul. Buktinya hari ini ia telat dan pintu kelas sudah ditutup.
"Ceklek..." Zee memberanikan diri untuk membuka pintu kaca tersebut karena sepertinya sang dosen tidak mendengar suaranya barusan.
"Permisi bu. Selamat pagi." Ucap Zee sekali lagi dan kali ini suaranya lebih keras.
Bu dosen itupun menoleh dengan raut wajah cukup kaget.
"Pa..pagi...loh,siapa ini? Kok baru datang?? Ikut kelas saya?? Kamu gak tau jam berapa sekarang??"
Dosen tersebut langsung nyerocos membuat Zee menahan napas untuk tidak mengumpatinya.
"Saya maba (mahasiswa baru ya guys) bu. Baru pindah hari ini bahkan lebih tepatnya pagi ini tepatnya beberapa jam yang lalu. Tadi sempat nyari-nyari kelas dulu bu,makanya lama." Jawab Zee panjang lebar sekaligus sebagai alibi agar tak di keluarkan dari kelas. Maklum nih dosen kayaknya killer.
1...2...3...
Si dosen tampak mengetuk-ngetuk bolpoin digital milikknya ke dagu seolah tengah berpikir..
"Ah,kamu Azellea Wil......"
"Azellea Michelle bu panggil saja Zee atau Michelle. Pagi tadi saya resmi menjadi bagian dari Vripagold."
Zee memotong ucapan sang dosen dengan cepat. Ia tak mau orang-orang di sini tau jika dirinya adalah anak dari tuan William. Sekali lagi di tegaskan ia tidak mau mencolok.
"Oh iya-iya. Maafkan ibu ya. Tadi pagi papa kamu sudah menghubungi pihak kampus,kalau begitu silahkan duduk. Masih ada dua kursi kosong di situ."
Bu dosen menunjuk ke arah dua buah kursi kosong dan Zee tampak mengamati letak keduanya. Satu kursi berada di tengah,satu lagi berada di barisan nomor dua dan letaknya di sudut.
Tanpa ragu Zee memilih kursi yang berada di sudut dan setelah mendapat izin ia pun segera duduk di sana.
Di deretan kursi yang di duduki Zee ada tiga orang gadis yang entah perasaan Zee atau bagaimana,tapi sepertinya mereka selalu mengikuti gerak-geriknya dan itu membuat Zee jengah.
"Minta di colok tuh mata??" Batin Zee.
"Hai..." salah satu gadis yang posisinya berjarak dua buah kursi dari tempat duduk Zee tampak menyapa dengan gerakan mulut dan tangannya ke arah Zee.
Tapi bukan Zee namanya kalau ia membalas sapaan dari orang yang tidak ia kenal. Zee langsung buang muka dan itu berhasil membuat gadis tadi memasang wajah cemberut.
"Sombong banget nih cewe. Belum tau gue ya dia?? Gak papa,kita liat aja nanti." Batin gadis tadi.
Pelajaran yang tadinya sempat terjeda karena kedatangan Zee kini kembali di lanjutkan. Tidak seperti mahasiswa baru pada umumnya,Zee saat ini tampak sangat fokus mengikuti pembelajaran,tangannya tampak sibuk menulis-nulis di atas kertas sedangkan tatapannya fokus memperhatikan penjelasan dosen.
Di lihat dari raut wajahnya saja,sudah di pastikan jika gadis ini adalah gadis yang cukup pintar dan kenyataannya memang begitu.
Apalagi cara penyampaian dari dosen yang Zee anggap killer tadi nyata sangat mudah di pahami. Berbeda dari yang Zee kira,ia kira hari pertama di kampus baru akan membosankan,namun nyatanua tidak.
Entah karena suasana baru yang nyaman,atau karena hobby Zee memang belajar. Tidak ada yang tahu,yang pasti saat ini ia menikmati lingkungan barunya dan tidak terlalu keberatan harus pindah ke sini.
Tapi masih ada satu masalah yang mengganjal di hatinya,yaitu tentang Davian dan Sassya. Semoga saja dua orang itu tidak ikut campur urusannya di kampus ini. Ia benar-benar tidak mau orang tau siapa dirinya. Merepotkan.
"Sekalian aja mereka gak usah muncul di hadapan gue. Bila perlu kalau ketemu gue pura-pura gak liat aja. Kalau gak sengaja liat pura-pura gak kenal aja. Pokoknya jangan sampai 2 kadal itu bikin onar di kehidupan kampus gue. Cukup di rumah aja,gue muak harus berurusan sama mereka semua."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Nur
jga kesehatan kk
2021-12-04
0
Nur
lgsung fav
2021-12-04
0