Menolak Lamaran

Tiga bulan berlalu tepatnya di hari Sabtu. Malam nanti Andri mengajak Bella untuk pergi ke suatu tempat. Bella menolak karna sudah berjanji kepada Dimas supaya tidak pergi kemana-mana, tetapi Andri terus membujuknya.

"Ayolah Bella, sekali-kali kita keluar, hanya sebentar." bujuknya dengan menangkupkan kedua tangan.

Bella menatapnya jengah, akhir-akhir ini Andri bersikap sedikit kekanak-kanakan terlihat bermanja kepadanya.

"Hei! kau ini sebenarnya kenapa? sudah aku katakan, aku enggak bisa keluar, kalau Dimas ngambek bagaimana?" sahutnya sambil menjejerkan roti panas baru keluar dari oven.

Andri tidak kehabisan akal, dia memberikan ide supaya Dimas di bawakan mainan serta beberapa makanan kesukaannya.

"Sebentar saja, Bell. plis!" paksanya lagi.

"Tapi kau yang harus traktir, aku tidak mau mengeluarkan uang sepeser pun!" ucapnya mengalah dan langsung nyelonong masuk ke tempat pemanggangan.

Andri meloncat kegirangan, tanpa dia ketahui, atasannya memperhatikan dia dari kejauhan.

"Kelakuan anak muda." gumam atasannya sambil menggelengkan kepala.

🌺🌺🌺

Bella menepati janjinya, di malam minggu Bella dan Andri berada di restoran, walau bukan tempat makan ternama atau mahal, Bella sama sekali tidak mempermasalahkannya. Mereka menikmati makan malam sambil mendengarkan alunan musik yang di sediakan restoran tersebut.

Namun, bukan musik itu yang Bella dengarkan, Di luar sana dia mendengar sayup-sayup nada Instrumen yang di mainkan pengamen waktu itu. Dia berusaha memfokuskan telinganya supaya bisa terus mendengar.

"Bella!" panggil Andri.

Bella terkejut, karna terlalu fokus dengan instrumen itu, sampai lupa kalau ada Andri di hadapannya.

"Kamu kenapa? apa ada sesuatu yang kamu pikirkan?" timpalnya lagi.

"Hah? ti-tidak, tidak ada apa-apa." Bella langsung menggelengkan kepala dan melanjutkan makan malamnya.

Selama Bella menikmati makan malamnya, perasaan bella menjadi tidak karuan. Bella merasa terganggu dengan lamaran Andri. Dia sama sekali tidak menyangka kalau Andri secara diam-diam memiliki perasaan lebih terhadapnya.

"Bella!''panggilnya lagi, terlihat Bella melamun memikirkan sesuatu.

"Andri, a-aku tidak bisa. Aku..-" katanya terpotong saat Bella kembali mendengar sayup Instrumen biola tersebut. Matanya melirik ke sana ke mari.

Andri kebingungan melihat tingkah laku Bella, lalu dia berpikir kalau bela hanya merasa gugup saja.

"Bella, kalau kamu belum bisa ngasih aku jawaban sekarang tidak apa-apa, aku bisa menunggunya." jelas Andri, ia mengeratkan genggaman tangan. Namun, Bella melepaskannya.

"Maaf, aku enggak bisa. Aku hanya menggapmu sebagai sahabat, tidak lebih." jelasnya. " Maaf aku harus pergi."

Setelah bicara seperti itu, Bella beranjak pergi begitu saja meninggalkan Andri yang masih termangu kebingungan dengan sikap bella yang tiba-tiba berubah.

Bella terus mencari sumber suara biola tersebut. Namun, ia sudah berjalan menjauh dari restoran, suara biola ataupun sosok yang memainkannya tidak ditemukan.

"Kenapa nada itu terngiang-ngiang di kepalaku? dan kenapa aku harus mencarinya?" gumamnya dalam hati. Bella mengusap wajah, bingung dengan sikapnya yang tiba-tiba tidak bisa ia kontrol. Bella melangkah gontay memutuskan untuk pulang ke rumah.

Semetara di tempat lain tak jauh dari restoran tadi. Pria itu menghitung jumlah uang hasil ngamennya.

"Malam minggu memang menguntungkan, lumayan bisa mentraktir pengamen lain."

Pria itu memutuskan untuk berpindah tempat, selama ia menemukan tempat ramai disitulah dia memainkan biola ke banggaannya.

🌺🌺🌺

Entah sudah berapa lama Bella melamun, memikirkan lamaran Andri semalam. Suara ketukan pelan di pintu membuyarkan lamunan Bella.

"Sebentar!" Bella menyaut lalu berdiri menghampiri pintu, membukanya lebar-lebar.

Mira masuk saat pintu terbuka, di tangannya membawa bingkisan

"Ini." Mira memperlihatkan dua bingkisan yang dia bawa. "Barusan Andri datang dan menitipkannya pada Bibi, katanya dia sudah berjanji akan membelikan Dimas mainan dan juga makanan." jelasnya sambil menyimpan bingkisan di atas kasur.

Bella menghela napas dalam, rasa sesak di dadanya tidak bisa ia tahan lagi, kemudian Bella menceritakan lamaran yang Andri lakukan di restoran tadi.

"Bella, Bibi paham pintu hatimu masih tertutup karna luka yang kau alami. Tapi, kasihan Dimas dia membutuhkan sosok Ayah yang menyayanginya. Menurut Bibi, Andri itu baik. Selama ini dia perhatian dan menyayangi Dimas. Bibi yakin dia serius dan tulus menyayangi kalian berdua." ucapnya panjang lebar.

Bella hanya menundukkan kepala, hatinya benar-benar menolak, ia tidak mau menyakiti Andri tapi ia juga tidak mau memaksakan perasaannya.

🥀🥀🥀

Terpopuler

Comments

Nur Lizza

Nur Lizza

penasarn sm pemain biola.jgn2 artis yg kaya raya

2023-08-03

0

Wardah Juri

Wardah Juri

siapa pemain biola itu
apa dia jodoh bella

2021-12-05

2

M⃠

M⃠

mampir nih thor, folback balik ke karyaku jg "Putri Dari Dunia Lain 2"

2021-12-03

1

lihat semua
Episodes
1 Fitnah
2 Ketahuan
3 Panik
4 Merestui Andri
5 Menolak Lamaran
6 Bertemu kembali
7 Bertengkar
8 Berubah pikiran
9 Pekerjaan Baru
10 Lelah
11 Ancaman Ajeng
12 Perubahan Sikap Nathan
13 Kembali Menolak
14 Kesialan Bella
15 Keberuntungan Bella
16 Terkunci Dari Luar
17 Lebih Dari Cukup
18 Tes DNA
19 Penasaran
20 Hasil tes DNA
21 Terjebak
22 Kembalinya Rafka
23 Cleaning Service?
24 Sarimin
25 Melenceng Dari Kesepakatan
26 Melabrak
27 Cemburu
28 Menutup Hati
29 Kembali Mengamen
30 Gagal
31 Omong Kosong
32 Membongkar
33 Terbongkar
34 Meminta maaf
35 Menculik Bella
36 Memaafkan
37 Melarikan Diri
38 Memikirkan Dimas
39 Perjodohan
40 Cemburu
41 Rencana Mega
42 Barter?
43 Keberadaan Riko
44 Menemui Mantan Mertua
45 Hasil Tes DNA Kedua
46 Ancaman Nizam
47 Hancur!
48 Pergi
49 Yogyakarta
50 Penyesalan Nizam
51 Nizam dan Dimas
52 Kerja sama?
53 Kembali Ke Jakarta
54 Masa Lalu
55 Canggung
56 Mengetahui
57 Memaafkan semua kesalahan
58 Habis kesabaran
59 Rasa Rindu Terbayarkan
60 Makan Malam Bersama
61 Bercerai
62 Dimas Anakku?
63 Inikah Bahagia?
64 Melamar Dan Menikah
65 Bulan Madu
66 Bella Putriku!
67 Memberi Kejutan
68 Kelicikan Aryo
69 Penangkapan Aryo
70 Keributan Ajeng
71 MG Group
72 Hilangnya Dimas
73 Kemalangan Dimas
74 Berkumpul Kembali
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Fitnah
2
Ketahuan
3
Panik
4
Merestui Andri
5
Menolak Lamaran
6
Bertemu kembali
7
Bertengkar
8
Berubah pikiran
9
Pekerjaan Baru
10
Lelah
11
Ancaman Ajeng
12
Perubahan Sikap Nathan
13
Kembali Menolak
14
Kesialan Bella
15
Keberuntungan Bella
16
Terkunci Dari Luar
17
Lebih Dari Cukup
18
Tes DNA
19
Penasaran
20
Hasil tes DNA
21
Terjebak
22
Kembalinya Rafka
23
Cleaning Service?
24
Sarimin
25
Melenceng Dari Kesepakatan
26
Melabrak
27
Cemburu
28
Menutup Hati
29
Kembali Mengamen
30
Gagal
31
Omong Kosong
32
Membongkar
33
Terbongkar
34
Meminta maaf
35
Menculik Bella
36
Memaafkan
37
Melarikan Diri
38
Memikirkan Dimas
39
Perjodohan
40
Cemburu
41
Rencana Mega
42
Barter?
43
Keberadaan Riko
44
Menemui Mantan Mertua
45
Hasil Tes DNA Kedua
46
Ancaman Nizam
47
Hancur!
48
Pergi
49
Yogyakarta
50
Penyesalan Nizam
51
Nizam dan Dimas
52
Kerja sama?
53
Kembali Ke Jakarta
54
Masa Lalu
55
Canggung
56
Mengetahui
57
Memaafkan semua kesalahan
58
Habis kesabaran
59
Rasa Rindu Terbayarkan
60
Makan Malam Bersama
61
Bercerai
62
Dimas Anakku?
63
Inikah Bahagia?
64
Melamar Dan Menikah
65
Bulan Madu
66
Bella Putriku!
67
Memberi Kejutan
68
Kelicikan Aryo
69
Penangkapan Aryo
70
Keributan Ajeng
71
MG Group
72
Hilangnya Dimas
73
Kemalangan Dimas
74
Berkumpul Kembali

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!